Oleh : Mira Susanti
(Aliansi Penulis Perempuan Untuk Generasi)
Mediaoposisi.com- Kata "Khilafah" tidak asing lagi ditelinga kaum muslim. Pembicaraan dan perdebatan mengenai pro kontra khilafah semakin menarik untuk dikaji.
Isu-isu yang disematkan bahwa khilafah itu bukan dari Rasulullah, khilafah itu tidak wajib bahkan mengkriminalisasi Khilafah, seakan kekacauan yang terjadi di negeri ini semua gara-gara khilafah. Ini merupakan wujud dari ketidakpahaman mereka tentang khilafah.
Khilafah merupakan mahkota kemuliaan yang tidak boleh lepas dari genggaman kaum muslim seluruh dunia. Namun ntyatanya hari ini mahkota tersebut direnggut paksa oleh kafir penjajah laknatullah hingga jatuh berkeping-keping.
Ini merupakan peristiwa pahit yang dialami oleh seluruh kaum muslim dunia semenjak jatuhnya daulah islam pada tanggal 3 Maret 1924 di tangan pengkhianat Mustafa Kemal Atartuk. Langkah Perjuangan kaum muslim tidak pernah padam apalagi surut menyerah begitu saja. Umat islam terus berjuang untuk mengembalikan mahkota kemuliaan kembali kepangkuan umat terbaik ini.
Yang membuat gentar para pembenci islam dan menjadi musuh besar bagi para kafir penjajah. Agar gaung khilafah tak lagi tercium oleh kaum muslim dimanapun mereka berada. Upaya langkah strategis serta warisan nenek moyang tetap menjadi pilihan.
Di antaranya untuk memadamkan cahaya kebangkitan dengan berbagai propaganda jahat dengan tuduhan-tuduhan keji terhadap ide khilafah serta para pejuang khilafah. Karena ini merupakan suatu keniscayaan yang tak bisa di elakkan oleh para penikmat kemungkaran.
Kebencian mereka akan kebenaran sistem islam tampak dari mulut-mulut penjilat mereka. Tuduhan radikalisme, intoleran, terorisme, anti persatuan, terbelakang dan sebagainya
Mereka lupa bahwa apa yang mereka lakukan adalah pekerjaan sia-sia lagi menyusahkan kehidupan mereka sendiri baik di dunia maupun akhirat kelak. Karena mereka berhadapan langsung dengan sang Pencipta sistem terbaik ini (Khilafah) yaitu Allah SWT.
Bahwa kembalinya khilafah merupakan janji Allah yang pasti kebenarannya. Inilah keyakinan yang tersemat kuat di dada para pejuang khilafah. Mereka tak peduli berapa lama dan banyaknya harta bahkan nyawa yang mereka korbankan demi menjemput kemenangan yang telah di janjikan . Sebagaimana firman Allah:
"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki," (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 169)
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah 9: Ayat 111)
x
Sementara para penentang khilafah sudah pasti kalah disebabkan sandaran serta pertahanan mereka sangat rapuh. Karena yang mereka lawan bukanlah titah manusia tapi adalah titah langit yang diturunkan untuk seluruh umat manusia.
Meskipun mereka menghimpun seluruh kekuatan manusia untuk menghentikannya niscaya kebangkitan islam pasti akan kembali. Banyak atau sedikitnya jumlah pejuang khilafah tak menjadi persoalan karena kemenangan itu hak Allah kapan, kepada siapa dan dimanapun ia menurunkan pertolongannya.
Dan semestinya para penghalang, pembenci islam serta sekutu- sekutunya berfikir ribuan kali untuk menentang khilafah. Ingatlah firman Allah SWT :
"Dan betapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, (padahal) mereka lebih hebat kekuatannya daripada mereka (umat yang belakangan) ini. Mereka pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah tempat pelarian (dari kebinasaan bagi mereka)?" (QS. Qaf 50: Ayat 36)
"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui." (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 41)
Untuk itu para pejuang khilafah yang senantiasa menyeru manusia dengan kebenaran janganlah engkau merasa takut dan gentar dengan ancaman musuh-musuh Allah . Karena kita punya penjaga serta pelindung yang maha hebat lagi maha kuasa atas segala sesuatu.
Kita hanya di tuntut untuk berjuang dengan segenap jiwa dan raga kita untuk kemuliaan islam. Sudahkah kita mengazamkan diri untuk itu?. Jangan sampai rayuan dunia membuat kita terbuai dan lalai dari mengingat Allah. Karena kebahagiaan yang sesungguhnya bukanlah di dunia ini tapi ketika kita berhasil menginjakkan kaki di surgaNya.
Sekalipun musuh-musuh islam memiliki segala-galanya dan bersatu untuk mengubur kembali kebangkitan khilafah .Lalu engkau merasa kerdil lantaran jumlah kita sedikit. Janganlah sekali-kali kawan engkau berbalik arah ke belakang.
Sejarah mencatat bahwa kemenangan pasukan kaum muslim pada masa Rasulullah bukan terletak pada banyaknya jumlah mereka. Disisi lain jumlah pasukan musuh jauh lebih besar seperti perang Khandaq, Badar dan sebagainya.
Justru kemenangan kaum muslim terletak pada keimanan serta ketaatanya kepada perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Itulah kunci sesungguhnya dalam menggapai ridho Allah. Oleh sebab itu mari kita senantiasa meneladani perjuangan Rasulullah dalam menyambut bisyaroh Rasulullah SAW. [MO/sg]