Oleh : Zulfa Rasyida
Mediaoposisi.com-Perempuan adalah makhluk yang diberi sifat lemah lembut, penuh kasih dan cinta. Menjadi perempuan adalah suatu hal istimewa. Mengapa? Sebab ketika ia menjadi anak ia akan menjadi sebab orang tuanya masuk surga, ketika ia menjadi isteri ia akan menjadi penyempurna iman suaminya, dan ketika ia menjadi ibu surga ada dibawah kakinya.
Perempuan adalah indikasi maju tidaknya negara. Ketika suatu bangsa memuliakan perempuan maka negara itu akan maju dan gilang gemilang, sebaliknya ketika suatu bangsa menghinakan perempuan maka negara itu akan hancur dan binasa. Percaya atau tidak? Yuk kita kupas!
Dikutip dari Inspiratifnew.com Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden)
1. 93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu).
2. 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan.
3. 21,2% remaja SMA pernah aborsi.
Tribun-Video.com melansir TribunLampung.co.id, Selasa (2/10/2018), Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung, Dwi Hafsah Handayani mengatakan, ada kejadian di mana satu SMP di Lampung ada 12 siswinya yang hamil. Siswi tersebut terdiri dari kelas VII, VIII, IX.
KOMPAS.com, Denpasar. - Jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta, 30 persen diantaranya dilakukan oleh para remaja.
KOMPAS.com, Jakarta. - Seorang penumpang wanita mengaku mengalami pelecehan seksual dalam perjalanan kereta api jurusan Jakarta-Surabaya pada Senin (22/4/2019).
Nah, dari beberapa sumber diatas terlihat jelas bagaimana bangsa ini memperlakukan perempuan. Tapi kan ada RUU PKS, jadi pasti akan ada proses hukum. Yakin RUU PKS akan menyelesaikan masalah-masalah diatas yang tiap tahunnya meningkat?
Anggota organisasi Aliansi Cerahkan Negeri (ACN) unjuk rasa menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. (Medcom.i)
Sejumlah perempuan yang tergabung dalam organisasi Aliansi Cerahkan Negeri (ACN) menggelar aksi dalam menolak Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS). Aturan dalam RUU itu dianggap tidak memiliki tolok ukur yang jelas.
Humas ACN Alwyah mengatakan banyak pasal dalam RUU tersebut yang tidak memiliki penjelasan secara rinci dan menjadi bias makna. Misalnya, terkait orientasi seksual yang multitafsir.
Menurut dia, aturan dalam RUU itu justru rentan bermasalah. Misalnya, yakni ketika laki-laki dan perempuan berhubungan intim di luar pernikahan dengan dalih suka sama suka, lantas tidak kena jerat pidana. Mereka baru akan terjerat pidana bila ada yang mengadu.
Bagi Alwyah, RUU PKS juga bias gender. Ia juga menyebut RUU itu berpotensi membuat banyak kasus perceraian. Alwyah mengaku bakal terus menyuarakan penolakan ini. Ia berkukuh meminta RUU itu dihapuskan. "Kalau pun di lapangan faktanya berbeda, kalau (perempuan) tidak terlindungi itu karena penegakan hukumnya di Indonesia yang perlu dibenerin. Bukan UU baru," pungkasnya.
Nah, dari pemaparan Human ACN Alwyah tersebut jelas bahwa RUU PKS benar-benar tidak bisa diharapkan menjadi akhir dari penghinaan terhadap perempuan.
Perlu saya garis bawahi kalimat terakhir yang beliau sampaikan, yakni kalau (perempuan) tidak terlindungi itu karena penegakan hukumnya di Indonesia yang perlu dibenerin. Bukan UU baru. Terkait kalimat tersebut, sebenarnya bisa kita simpulkan bahwa yang perlu diperbaiki bukan individu dalam masyarakat dan terus-menerus membuat UU baru, tetapi SISTEM-lah yang harus diganti.
Pertanyaannya, sistem apa yang mengatur secara sempurna masalah hukum dan perlindungan bagi kaum hawa dan bagaimana sistem yang paten dan tidak perlu direvisi setiap tahunnya?
Islam jawabannya.
Mengapa dengan Islam? Sebab hanya Islam-lah satu-satunya agama sekaligus ideologi yang mampu menyelesaikan problematika masyarakat. Hanya Islam-lah yang mengatur bagaimana sistem pergaulan yang tepat untuk memuliakan perempuan.
Hanya Islam yang memiliki aturan sempurna dalam segala aspek kehidupan. Mulai dari sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, keamanan, dan lain sebagainya, semua itu ada dalam Islam.
Mengapa harus kembali pada Islam? Sebab aturan yang ada dalam Islam adalah aturan dari Allah, Sang Pencipta dan Maha Pengatur, Tuhan manusia yang tahu betul produknya ini.
Layaknya pabrik yang tahu betul apa saja kelebihan, kekurangan, perintah, dan larangan dalam memakai produknya yang tertulis dalam manual book. Manusia juga sama. Allah SWT menciptakan manusia adalah dengan tujuan dan peraturan hidupnya ada didalam Al-Qur'an.
“ Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk mereka beribadah kepada-Ku ”. (QS. Adz Dzariyat: 56).
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah : 30).
"Dan sebenarnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur'ân) untuk mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang beriman ”. (QS. Al-A'râf : 52).
"Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat untuk orang-orang yang berserah diri". (QS. An-Nahl: 89).
Jelas bukan? Bahwa hanya Islam-lah SATU-SATUnya yang mampu menyelesaikan berbagai perkara kehidupan setiap insan di muka bumi ini.
Lantas? Masihkah kita berharap pada Demokrasi ini? Sepertinya lebih pantas disebut Democrazy. Why? Sebab terlalu banyak yang 'GILA' dalam sistem ini. Mulai dari gila harta dan materi, gila wanita, dan yang lebih parah lagi adalah "gila kedudukan". Berebut kursi pemerintahan? Adalah hal biasa dan sangat wajar.
So? Demokrasi bukanlah harapan bagi kaum perempuan untuk melindungi harkat dan martabat mereka, juga tak bisa diharapkan menjadi 'pusat pemberhentian' segala macam problematika kehidupan masyarakat. Yuk Move On dari Demokrasi! Hanya dengan Islam kita bisa wujudkan kebangkitan hakiki! [MO/sg]