-->

Drama Pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba’asyir Dalam Pusaran Asing

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen
Oleh : Sri Rahayu

Mediaoposisi.com-Pembebasan tanpa syarat pada Ustaz ABB akhirnya bartal.  Ketidaksamaan langkah antara presiden dan jajaran menterinya sangat kentara. 

Menkopolhukam Wiranto dalam pidatonya mengatakan jangan grusa grusu dalam memutuskan pembebasan Ustaz ABB. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamirzad Ryacudu-pun mengatakan.

"Itu kan harus ada timbal balik dong, timbal balik kan bukan untuk presiden, tapi untuk negara ini," sambungnya. Timbal balik yang dimaksud adalah harus berikrar setia pada Pancasila dan NKRI.

Hal senada diucapkan Menkumham Yasonna Laoly, pemerintah tidak akan membebaskan terpidana kasus terorisme ABB jika tak memenuhi syarat hukum.(23/01). Hal ini menyingkap dengan jelas, bagaimana kepemimpinan di negeri ini.

"Isuk dele, sore tempe" (Pagi kedelai sorenya tempe) adalah ungkapan yang pas untuk menggambarkan watak rezim plin plan dan represif anti Islam. 

Negeri muslim terbesar ini tak dapat dinafikan menjadi bagian obyek pusaran permainan ideologi sekuler kapitalisme di bawah kendali AS.

Sebagaimana Osama Bin Laden yang dulu diposisikan sebagai musuh bersama dunia. AS-pun mendudukkan sebagai musuh bersama bernama teroris yang harus diburu.

Padahal Osama Bin Laden adalah mujahid yang gigih berjuang membebaskan Afganistan dari penjajahan Uni Soviet. Dan sekarang dengan enteng CIA menyatakan Osama Bin Laden tak bersalah, setelah  mereka dengan puas membunuhnya. Mereka katakan tak bersalah dan mereka minta maaf.

Ustaz ABB sebagaimana Osama Bin Laden dianggap sebagai teroris yang membahayakan. Beliau ditahan pada 18 Oktober 2002 setelah peristiwa bom Bali I yang menewaskan 200an orang.

Dibebaskan 14 Juni 2006 dan kemudian 2010 ditahan lagi karena dituding membiayai gerakan teroris Aceh. Hingga 19 Januari 2019 dinyatakan bebas tanpa syarat oleh Jokowi dan Yusril Ihza Mahendra sebagai penasehat capres.

Nyatanya pernyataan presiden tentang pembebasan tanpa syarat ini menuai kritik dari berbagai pihak. Termasuk ketidaksetujuan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison hingga Wiranto mengurungkan niat pemerintah membebaskan Ustaz ABB.

Demikianlah aroma tekanan asing sangat menyengat.  Mustahil mengatakan ini adalah persoalan dalam negeri yang asing tak boleh ikut campur. Terlebih jika kita telusuri propaganda memerangi teroris adalah senjata ampuh Barat untuk menghadang kebangkitan Islam. 

AS telah membuat drama menabrakkan pesawat ke menara kembar WTC 11 September 2001 silam. Sejak saat itulah AS memilah dunia menjadi dua. Bersama AS memerangi teroris ataukah berpihak pada teroris. Tak ada kubu ketiga apalagi keempat.

Bagi yang memilih bersama AS memerangi teroris diberikan "carrot" (wortel) dan yang tidak mau bersama AS memerangi teroris disebut berada di pihak teroris dan layak diberi "stick" (pukulan). Sejak saat itu sangat mudah AS memainkan strateginya menghadang Islam.

Teroris yang dimaksud adalah Islam. AS memukul genderang perang lebih keras setelah drama WTC dengan agenda WoT (War on Terorisme).

Dalam perjalanannya agenda  WoT tak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya Islam politik, Islam kaffah dan Islam yang hendak melangsungkan kehidupannya dengan Khilafah tak mampu disasar dengan agenda WoT.

Mengapa? Sulit menyentuh Islam ideologis karena perjuangannya laa madiyah/ tanpa kekerasan.  Ditambah lagi ISIS yang mereka hadirkan sebagai teroris tak bisa mewujudkannya impiannya. Bahkan Perdana Menteri AS, Hillary Clinton  sendiri mengungkap bahwa AS sudah habis-habisan mendanai ISIS,  dan ternyata tak membuahkan hasil.

Bahkan sekarang terjadi perseteruan antara Menteri Pertahanan AS Jim Matis dengan Trump terkait ISIS. Trump akan menarik tentara AS dari Suriah karena ISIS sudah dikalahkan. Sedangkan Matis berpendapat pasukan AS di Suriah masih dibutuhkan karena ISIS belum benar-benar dikalahkan.

Perseteruan ini berakhir dengan pengunduran diri Jim Matis sebagai Menteri Pertahanan. Dan dia berharap penggantinya sejalan dengan Trump. Republika.Co.ID.Washingthon.

Proyek penghadangan tegaknya Khilafah Islam oleh AS dalam perkembangannya kini mereka rumuskan dalam agenda Islam moderat.

Dengan menjadikan muslim berkarakter moderat, maka kaum muslimin dijamin tunduk sempurna pada AS. AS-pun dengan mudah menancapkan lebih dan lebih leluasa menghisap seluruh negeri muslim.

Lebih dari itu AS bisa bernafas lebih lama hingga memperpanjang umur kapitalisme dunia. Demikianlah sandiwara pembebasan Ustaz ABB ini tak dapat dilepaskan dari strategi AS menegaskan pembungkamannya terhadap Khilafah Islam.[MO/ad]

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close