-->

Profil Yusril Ihza Mahendra

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen
Yusril Ihza Mahendra

Mediaoposisi.com-
Yusri Ihza Mahendra dikenal sebagai pakar hukum tata negara di Indonesia. Saat ini ia merupakan Ketua Dewan Syuro PBB (Partai Bulan Bintang), ia juga merupakan seorang politikus dan seorang negarawan Indonesia.

Yusril Ihza Mahendra dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1956 di Lalang, Manggar, Belitung Timur. Ia merupakan seorang Pakar Hukum Tata Negara. Yusril Izha Mahendra adalah anak dari pasangan Idris dan Nursiha.

Ibunya berasal dari Bangkinang kemudian menetap di Belitung, dan dikemudian hari sesuai dengan adat Minangkabau, ia pun menyandang gelar sako (pusaka) sukunya yaitu Datuk Maharajo Palinduang.

Sejak masa sekolahnya dulu Yusril Izha Mahendra sudah aktif berorganisasi, ketika bersekolah di SMP Yusril Izha Mahendra menjadi Ketua OSIS kemudian kemudian jabatan ketua OSIS masih dipegangnya di SMA selain di KAPPI tingkat Rayon. Kemudian setelah lulus SMA Yusril Izha Mahendra melanjutkan kuliah ke Universitas Indonesia mengambil ilmu filsafat fakultas sastra dan juga Hukum Tata Negara.

Yusril Ihza Mahendra nyaris terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat di tahun 1999. Usai Presiden Soeharto lengser, 1998, Yusril yang sebelumnya berkarir sebagai dosen hukum itu terjun ke dunia politik praktis. Dia mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB), titisan Partai Islam Masyumi pada era Presiden Soekarno.

Saat pemilihan presiden dilakukan di Sidang MPR RI, Oktober 1999, Yusril maju sebagai calon dengan perolehan 232 suara, Megawati 305 suara, dan Abdurahman Wahid 185 suara. Peluang Yusril terbuka lebar sebagai Presiden berikutnya menggantikan BJ Habibie namun atas koalisi Poros Tengah yang terdiri dari PBB, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan Golkar malah memberi jalan kepada Abdurrahman Wahid yang diusung PKB. Gus Dur kemudian diadu dengan Megawati di putaran kedua. Hasilnya, Abdurrahman memperoleh suara terbanyak mengalahkan Megawati.

Namun pengalaman birokrasi Yusril sudah dimulai sebelum terjun ke politik. Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia dipercaya Presiden Soeharto menjadi penulis naskah pidato di pemerintahan Soeharto. Selama dua tahun lebih, ada 204 pidato Presiden Soeharto yang ditulis oleh Yusril.

Setelah reformasi, karier Yusril terbilang moncer dalam pemerintahan. Dia beberapa kali menjadi menteri di presiden yang berbeda. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001) dia dipercaya sebagai Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Pada era Presiden Megawati (2001-2004), dia juga dipercaya sebagai Menteri Hukum dan HAM, lalu pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2007), dia dipercaya menjadi Menteri Sekretaris Negara.

Namun di periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Yusril seperti "dibuang". Bahkan, Yusril sempat menjadi tersangka kasus korupsi Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) karena dilakukan di masa dia menjadi menteri hukum. Yusril sempat dicegah ke luar negeri, namun dia melawan status itu dengan menyatakan Jaksa Agung menggunakan dasar undang-undang yang sudah tak berlaku lagi.

"Kalau goblok ya mundur. Masa mencekal orang pakai undang-undang yang sudah dicabut," kata Yusril Ihza Mahendra saat itu mengomentari Jaksa Agung Basrief Arief yang menerbitkan permintaan cegah.

Sementara kariernya di pentas dunia, Yusril beberapa kali mewakili pemerintah di tingkat internasional. Misalnya perundingan-perundingan internasional tingkat ASEAN, Organisasi Konferensi Islam (OKI), APEC, dan Komisi Hak Asasi Manusia di PBB.

Setelah tidak menjadi pejabat negara, Yusril kembali ke dunia kampus dan mendirikan perusahaan hukum bersama adiknya Yusron Ihza dengan nama Ihza & Ihza Law Firm. Nama jasa konsultasi hukumnya pun naik daun dengan nama besar sosok Yusril ini. Seiring perkembangan politik terkini, Yusril kembali menakhodai Partai Bulan Bintang, perode 2015-2020. Bahkan pada tahun 2016, ia digadang-gadang maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta namun kandas di tengah jalan karena tak ada partai politik yang mendukungnya.

Isteri Pertama Yusril (Kessy Sukaesih)

KELUARGA   
Istri Pertama           : Kessy Sukaesih (Bercerai)
Anak                       : Kemal Fadlullah
                                 Kenia Khairunissa
                                 Meilany Alissa
                                 Ali Reza Mahendra

Yusril dengan Isteri ke-2 (Rika Tolentino)

   
Istri Kedua               : Rika Tolentino
Anak                        : Ismail Zakariya
                                  Zulaikha






PENDIDIKAN
SMP Negeri 1 Manggar
Filsafat Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1982
Hukum Tata Negara, Universitas Indonesia, 1983
Social Science (Master), University of the Punjab, 1984
Politic Science (Doctor), University Sains Malaysia, 1993

KARIER
Ketua OSIS SMP N 1 Manggar
Dosen Universitas Indonesia
Wakil Ketua Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia, 1981-1982
Penulis naskah pidato Presiden Soeharto, 1997
Ketua pengkajian hukum dan wakil ketua Dewan Pakar ICMI DKI Jakarta,1996-2000
Vice President dan President Asian-African Legal Consultative Organization, New Delhi
Anggota DPP Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia,1996-2000
Pendiri dan Pemimpin Partai Bulan Bintang (PBB), 1998-2005
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, 26 Agustus 2000-7 Februari 2001
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Kabinet Gotong Royong, Agustus 2001-2004
Menteri Sekretaris Negara Kabinet Indonesia Bersatu, 20 Oktober 2004-2007
Pendiri Ihza & Ihza Law Firm
Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang 2015-2020 [MO/vp]

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close