Oleh : Indah Nurhayati
Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta
Mediaoposisi.com-Seketika umat muslim geram, saat melihat aksi pembakaran bendera berlafadzkan kalimat tauhid pada beberapa pekan lalu, aksi tersebut dilakukan bertepatan pada hari santri Nasional yang pada saat itu diselenggarakan secara besar besaran di Garut Jawa barat.
Aksi tersebut sempat menimbulkan konflik media sosial, banyak pihak yang memperdebatkan masalah bendera tauhid yang dibakar,
sebagian besar mengecam tindakan tersebut karena sudah jelas bahwa tindakan tersebut merupakan salah satu bentuk penistaan agama,
namun tak kalah dengan pihak yang mengecam yang mengatakan bahwa pembakaran tersebut dilakukan semata mata untuk menyelamatkan kalimat tauhid yang sudah menjadi simbol atau bendera dari ormas terlarang.
Dari fakta yang telah kita lihat bersama, dapat kita lihat bersama betapa kebencian telah menutup mata para pembela penista, segala macam alasan dilontarkan demi tersampaikannya opini yang salah, yang membenarkan tindakan pembakaran tersebut,
yang dari situ juga dapat kita lihat juga betapa antinya pemerintah terhadap suatu ormas yang jelas jelas tak bersalah pada apa yang di syiar kan.
Bagaimana tidak, arah pembicaraan yang terlihat hanya menjurus pada bendera yang mereka anggap sebagai bendera suatu ormas,
sehingga dengan membakarnya merupakan salah satu tindakan untuk mensucikan kembali kalimat tauhid, yang pada akhirnya dari aksi tersebut menimbulkan perpecahan antara sesama muslim.
Sesungguhnya ini semua hanyalah salah satu cara untuk memecah belah ummat yang belakangan ini sedang bersatu dalam naungan kalimat tauhid,
sehingga dalam hal ini kalimat tauhid yang di atasnamakan sebagai bendera ormas dijadikan kambing hitam yang katanya hendak memecah belah NKRI. Padahal pada faktanya bendera tersebut adalah bendera pemersatu umat Islam, Panji Rasulullah Saw, yang dengan bendera tersebut,
kelak umat Islam di seluruh dunia akan bersatu dalam satu kepemipinan berinstitusikan khilafah, yang keberhasilan institusi ini telah terbukti sejak zaman Rasulullah Saw.
Maka, hanya mereka yang tidak menginginkan persatuan dalam naungan Islam lah yang akan senantiasa berupaya menghalangi tegaknya Islam di muka bumi ini, termasuk salah satunya bisa jadi dengan menistakan islam itu sendiri.
Apapun akan mereka lakukan demi tercapainya kepentingan, termasuk lagi lagi dengan menistakan islam.
Sebagai seorang muslim sejati, sudah patutnya kita marah, sudah sewajarnya kita sakit hati, terhadap penistaan yang mereka lakukan, namun hal yang perlu di perhatikan adalah bagaimana cara kita menyampaikan amarah tersebut,
yaitu dengan semakin meningkatkan keimanan kita serta mendakwahkan apa yang seharusnya disampaikan kepada khalayak umum , bukan dengan amarah yang berlebih yang jelas jelas Rasulullah Saw tidak pernah mengajarkan hal tersebut.
Banyak hal baik lain yang dapat kita lakukan untuk menyalurkan amarah juga rasa kesal dan geram. Yaitu dengan terus menyampaikan apa yang menjadi kebenaran dan harus ditegakkan, Allahu Akbar!!![MO/ge]