Oleh: Mochamad Efendi
Mediaoposisi.com-Kritik diperlukan seorang pemimpin saat menjalankan tugas kepemimpinannya agar bisa berjalan pada rel yang benar. Kritik jangan diabaikan apalagi dimusuhi karena kritiklah yang akan menyelamatkan seorang pemimpin dari kehancuran tidak hanya di dunia terlebih lagi di akhirat nanti.
Kritikan harus lebih ditujukan pada kebijakannya bukan pada pribadi seorang pemimpin karena sebuah kebijakan yang salah akan berdampak buruk pada rakyat yang dipimpinnya.
Seperti, kebijakan kenaikan harga BBM atau neoliberalisme yakni kebijakan yang mengurangi peran negara bahkan menghilangkannya secara perlahan perannya untuk melayani urusan rakyat. Semua kebijakan yang merugikan rakyat harus dikritik agar bisa mengembalikan negara pada fungsi yang sebenarnya yakni mengurusi urusan rakyat.
Penguasa yang anti kritik akan melakukan berbagai cara untuk membungkam mereka yang kritis terhadap setiap kebijakannya. Yang kritis akan dikikis karena dianggap menghambat ambisinya untuk terus berkuasa.
Padahal, sebaliknya yang kritis akan menyelamatkannya dari ambang kehancuran karena sikap kediktatorannya yang memaksakan kebijakan yang merugikan rakyat sehingga menuai gelombang protes dari rakyat. Inilah awal dari kehancuran seorang pemimpin saat dia menutup diri dari kritik yang ingin menyelamatkannya.
Dia hanya mendengarkan orang-orang penjilat yang haus akan kekuasaan dan menjadi stempel atas setiap kebijakan yang dihasilkan. Padahal merekalah yang akan menjadi penyebab kehancurannya. Sikap kediktatorannya semakin kuat karena merasa didukung mereka, para penjilat.
Padahal mereka bukan kekuatan yang nyata. Mereka tidak bisa mewakili suara rakyat yang sebenarnya. Hanya menunggu waktu kepemimpinannya akan barakhir dengan menyakitkan dan meninggalkan bekas-bekas yang buruk yang tertulis dalam sejarah agar dijadikan bahan pelajaran bagi siapa saja yang memimpin negeri ini. Pemimpin jangan anti kritik. Semua pemimpin ke depan harus bersikap terbuka pada semua kritik yang akan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang menyakitkan.
Ormas yang kritis harus dijaga agar tetap ada. Jangan membunuh mereka yang kritis untuk meluruskan yang bengkok, membetulkan yang salah dan mengawal setiap kebijakan agar berjalan pada rel yang benar, sehingga kehancuran yang menyakitkan bisa dihindarkan dan agar kepemimpinannya berakhir dengan indah dan tercatat dalam sejarah dengan tinta emas yang akan selalu diingat dan menjadi contoh bagi pemimpin masa depan bagaimana menyikapi sebuah kritikan.[MO/an]