Wawancara Lengkap Panglima TNI Gatot Nurmantyo Terkait Film G30S/PKI: Beberapa Jendral Dihabisi
Berita Islam 24H - Panglima TNI Gatot Nurmantyo jadi sosok yang paling getol dan kukuh untuk menayangkan kembali film G30S/PKI.
Meski medapat tentangan dari berbagai pihak yang menyebut bahwa ada sejumlah hal dalam film tersebut yang tak sesuai fakta, Gatot tetap pada pendiriannya.
Lalu, apa sebenarnya alasan Gatot yang semasa menjabat Pangkostrad itu kerap berkunjung ke Graha Pena Jawa Pos (induk grup pojoksatu.id) di Surabaya bersikukuh memutar film tersebut?
Berikut wawancara lengkap kantor berita politik Rmol (grup Jawa Pos) dengan Panglima TNI Gatot Nurmantyo:
Kenapa Anda bersikukuh memutar film G30S-PKI meski ditentang beberapa pihak?
Sejak 2008 pelajaran sejarah tentang bangsa ini yang kelam yaitu, G30S-PKI sudah tidak ada lagi. Saya katakan bahwa kami punya pengalaman buruk, tiba-tiba berapa jenderal dihabisi.
Tapi kalau tidak ada lagi untuk menginformasikan itu bagaimana? Anak tumbuh dewasa dengan segala macam yang dia terima dan akhirnya tidak sadar nanti soal itu.
Padahal sejarah cenderung berulang dan kalau berulang kasihan bangsa ini.
Saat ini berarti internal TNI sudah memutar film itu dong?
Iya, kegiatan itu sudah terlaksana.
Para prajurit diwajibkan untuk menontonya?
Iya, karena memang harus dipaksa. Itu kan prajurit saya. Kalau prajurit saya, ya itu urusan saya.
Kendali saya hanya dari Presiden garisnya. Saya katakan tidak bisa mempengaruhi saya kecuali Presiden.
Selain film Pengkhianatan G30S/PKI, ada film PKI lainnya yang berjudul ‘Senyap’ dan ‘Jagal’. Apakah kedua film itu diwajibkan untuk ditonton juga?
Tidak, saya hanya menginstruksikan prajurit menonton film G30S/PKI. Film Senyap dan Jagal saya malah tidak tahu.
Itu kan ada badan sensor kemudian dan ada kepolisian ya.
Di balik sikap Anda mendukung pemutaran film G30S-PKI, banyak pihak menilai Anda sedang berpolitik?
Kalau politik, apa saja dipolitisasi, kamu-kamu saja bisa dipolitisasi. Jadi biarin aja. Saya bilang tadi orang kawin juga bisa dipolitiki, ya wajar-wajar saja.
Orang curiga wajar, dan sekarang orang berkomentar apa saja wajar. Yang penting jangan menyebarkan berita bohong. Kan gitu.
Kenapa Anda rela tampil jadi pelopor mendorong agar film PKI itu diputar?
Saya tidak bermaksud begitu. Saya hanya mau mengajak, mau mengingatkan agar tidak terulang kembali. Orang mempersepsikan lain silakan saja.
Wong otaknya beda-beda kok, jadi enggak ada masalah. Saya tidak akan pernah menanggapi itu, yang penting saya kerjakan.
Sejauh ini adakah dugaan TNI disusupi PKI? Bekas Panglim ABRI Try Sutrisno bahkan sampai mewacanakan agar proses penyaringan calon taruna TNI juga melihat silsilah keluarga mereka. Apa tanggapan Anda terkait wacana ini?
Proses penyaringan dalam seleksi calon taruna TNI sudah dilakukan. TNI itu selalu waspada bagi yang masuk TNI, karena ini sudah keputusan. Jelas kami tahu itu.
Tidak mungkin kami tidak tahu. Semua datanya kami tahu. Tetapi tetap diterima.
Sepengetahuan TNI, sejauh mana penyebaran paham komunisme saat ini?
Sistem bekerja di TNI sampai saat ini. Jadi biarlah kami mengamati. Ini seperti memancing di air keruh. Kalau muncul kan nanti kita semua tahu.
Bagaimana Anda menanggapi usulan Presiden Jokowi yang menginginkan agar film tentang PKI dibuat yang baru disesuaikan dengan era saat ini?
Itu suatu ide yang luar biasa. Agar bisa dinikmati, film harus disesuaikan dengan kondisi zaman sekarang. Namun tentunya harus mengacu pada sejarah yang ada.
Jadi Anda setuju dengan wacana itu?
TNI itu kan bagian dari pemerintah. Jadi kalau sudah namanya dibuat pemerintah kami akan ikutin. Yang penting harus melalui riset yang mendalam berdasarkan fakta dan kejadian sebenarnya.
Karena intinya kan untuk memberikan pelajaran sejarah. Tapi saya ingatkan di sini bahwa apa pun yang akan dibuat, agama dan ideologi itu tidak mungkin bisa diubah begitu saja. [beritaislam24h.info / psi]