Anto pun menyatakan meminta maaf kepada masyarakat jika pesan film melenceng dari yang seharusnya. "Film itu adalah sebuah renungan bahwa sebagai seorang Muslim agar tidak menjadi oknum seperti yang si mbah dalam film," kata dia melalui keterangan tertulis yang dirilis Kepolisian Republik Indonesia, Rabu (28/6/2017).
Film yang diunggah di akun Youtube oleh Divisi Humas Polri pada Kamis 23 Juni 2017 ini dianggap menyudutkan Islam dalam sebuah adegan. Diceritakan, seorang tokoh paruh baya dengan sebutan ‘Mbah’ melarang sebuah ambulans melintas saat jalan sedang dipakai pengajian. Padahal, di dalam ambulans tengah terbaring seorang yang tengah sakit. Salah seorang keluarga si sakit digambarkan menggunakan kalung salib.
Mengenai hal tersebut, Anto menjelaskan, film tersebut memang tidak bisa ditonton dan dimaknai secara parsial, terlebih hanya pada bagian si mbah melarang ambulans lewat. Tokoh si mbah, lanjut Anto, merupakan gambaran watak sebagian manusia, bukan hanya muslim, yang memiliki pemikiran kolot. Selain itu, si mbah bukanlah tookoh sentral melainkan ada karakter Muslim lain yang mengingatkan tindakan melarang ambulans lewat karena perbedaan agama adalah keliru.
"Pada akhirnya ambulans diberikan jalan dan tidak ada satupun masa pengajian yang menolak ambulans tersebut lewat bahkan si Mbah akhirnya sadar dan ikut membantu ambulans tersebut lewat," kata dia. Sumber: okezone
