Oleh : Mira Susanti
(Aliansi Penulis Perempuan Untuk Generasi)
Mediaoposisi.com-Isu radikalisme kembali menyeruak di tengah- tengah arus perpolitikan saat ini. Masyarakat dipaksa untuk mengalihkan perhatian mereka tentang isu radikalisme yang sedang berkembang.
Kewaspadaan masyarakat harus tetap ditingkatkan agar kelompok-kelompok yang dianggap sebagai pengusung ide radikal wajib dijauhi bahkan harus dihilangkan. Seakan persoalan yang palin penting adalah bagaimana pemerintah fokus pada war on radikalisme dan war on terorisme.
Berbicara ancaman hal ini perlu dipahami ancaman seperti apa yang sebenarnya mengancam negeri ini?. Apa benar kelompok yang dituduh radikal sebagai ancaman nyata atau sekedar dalih untuk menjauhkan islam yang sesungguhnya dari pemeluknya.
Negara yang mayoritas muslim tentunya memberikan peluang besar bagi warga negaranya untuk menjalankan ajaran islam dalam kehidupan. Termasuk menyampaikan dakwah di tengah- tengah umat karena dakwah aktivitasnya wajib bagi seorang muslim.
Melalui dakwahlah umat ini lebih mengenal siapa pencipta mereka, serta memahami tujuan hidup mereka di dunia. Aktivitas dakwah memberi warna tersendiri dalam corak kehidupan saat ini. Walhasil banyaknya generasi millenial yang tercerahkan pemikiran mereka dari jahiliyah menjadi islam. Bahkan tak sedikit kalangan artis ikut serta terjun ke dunia dakwah.
Sehingga melahirkan komunitas-komunitas hijrah di berbagai tempat baik di desa maupun di kota. Lalu apakah ini yang mereka nyatakan sebagai ancaman?. Menurut saya Sungguh dangkal dan tak beralasan.
Hal ini tercermin dari sikap pemerintah Istana memaparkan tiga perubahan yang terjadi di tatanan nasional yang berdampak pada persatuan, kesatuan, dan kedaulatan bangsa Indonesia. Ketiga fenomena tersebut adalah kemunculan generasi milenial, tantangan identitas kebangsaan, dan fenomena hijrah di Indonesia.
Khusus fenomena hijrah, Deputi V Kantor Staf Presiden yang membidangi isu politik, hukum, pertahanan, keamanan dan HAM Jaleswari Pramodhawardani mengutip Surat Al Baqarah ayat 218.
"Kata hijrah muncul di surat Al-Baqarah ayat 218 yang artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, (dan) orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharap rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun (lagi) Maha Penyayang," ( DetikNews).
pernyataan diatas narasi hijrah yang di hembuskan ke publik menunjukkan ketakutan dan harapan. Disatu sisi memberikan nilai baik ditengah masyarakat yang sudah rusak. Di sisi lain dianggap ancaman yang menakutkan.
Merasa ditunggangi oleh kelompok yang mereka cap radikal dan mengusung ideologi transnasional. Ideologi transnasional yang mereka maksud ialah Ajaran islam itu sendiri.
Ajaran islam aturannya mencakup seluruh persoalan kehidupan baik individu, masyarakat dan bernegara semua diatur sesuai perintah Allah. Justru memisahkan dan mengambil semaunya mencerminkan keingkaran. Sebagai contoh meyakini Al qur'an pedoman hidup tapi menolak untuk di atur sesuai al qur'an.
Upaya menjauhkan masyarakat dari islam dan simbol-simbol islam merupakan sikap islamophobia yang mencapai level akut. Karena sejatinya bukan islam yang menyebabkan umat ini hidup terjajah, hidup dengan ketidakadilan, kemiskinan, serta rusaknya kehidupan sosial masyarakat.
Justru ancaman sesungguhnya karena penerapan ideologi kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan yang menjauhkan keberkahan hidup manusia.
Menolak syariat islam, atribut islam dan institusi khilafah merupakan rencana busuk penguasa serta penjajah kafir barat untuk melanggengkan kekuasaannya. Dan ingin mengubur dalam - dalam sejarah peradaban islam yang gemilang selama 13 abad.
Perang melawan terorisme dan radikalisme merupakan pernyataan perang terhadap ideologi Islam. Karena mereka paham bahwa islam tidak hanya sekedar keyakinan layaknya agama lain. Islam merupakan agama sekaligus sebagai Ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, umat islam jangan mudah terhasut adu domba yang di skenariokan oleh penjajah barat melalui antek-antek mereka. Tetaplah berpegang teguh kepada kebenaran ajaran islam yang telah Allah turunkan sebagai rahmatanlil'alamin.
Karena menjauhkan islam dari kehidupan umat sama saja kita menghendaki laknat Allah. Maka Jalan perjuangan umat yang shahih adalah berjuang untuk tegaknya syariat islam di muka bumi ini. [MO/sg]