Oleh:
Yeni Mulyani
Ibu Rumah Tangga
Mediaoposisi.com-Islamophobia seakan-akan telah menjadi sebuah penyakit yang menular dengan tingkat penularan yang sangat cepat, tapi kalau kita perhatikan ada yang aneh disini karena justru umat islam takut dengan islamnya, tentu bukan sesuatu yang kebetulan jika ini terjadi karena memang suasana ini sengaja diciptakan.
Menko Polhukam Wiranto menegaskan pemerintah menyatakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) terlarang karena menyebarkan paham anti-Pancasila dan anti-NKRI.
Wiranto menegaskan aktivis HTI bisa dijerat hukum bila ada yang menyebarkan paham anti-Pancasila."Organisasi itu dibubarkan karena pahamnya. Ideologinya, visi-misinya sudah jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila dan NKRI.
Kalau individual atau mantan-mantan anggotanya beraktivitas tetapi aktivitasnya masih melanjutkan paham-paham yang anti-Pancasila, anti-NKRI, ya masuk ke ranah hukum. Harus kita hukum. kata Menko Polhukam Wiranto seusai rapat koordinasi terbatas tingkat menteri di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Bukan hanya ormas-ormas islam saja yang jadi sasaran tapi simbol-simbol keagamaan pun tak luput dari sasaran juga, Di media sosial, beredar foto siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) mengibarkan bendera bertuliskan tauhid di sekolah. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, melakukan investigasi karena dianggap membawa bendera salah satu organisasi terlarang, naif sekali rasanya.
Apa sebenarnya yang sedang terjadi di negeri kita ini, apakah ada yang salah dengan ide khilafah dan simbol -simbol keislaman, tentu saja tidak karena ide khilafah adalah merupakan bagian dari ajaran islam, dan simbol-simbolnya adalah simbol agama.
Dalam suasana ini jelas ada yang salah dalam tindakan para penguasa yang seharusnya justru menjaga keyakinan beragama rakyatnya.
Ini sudah tidak wajar, keberadaan sebuah organisasi kemasyarakatan adalah sebuah sarana yang sangat penting ada untuk bisa jadi kontrol terhadap penguasa ketika ada penyimpangan atau kebijakan yang mendzolimi rakyatnya, kalaulah umat islam yang akhirnya lantang menyuarakan islam dengan dakwahnya syariah dan khilafah itu sah-sah saja karena islam memang merupakan ajaran agama yang bukan hanya mengatur urusan ibadah saja tapi islam adalah meliputi ajaran aqidah, ibadah dan siasi.
Sebagaimana Rasulullah saw mendakwahkan islam sampai pada akhirnya islam diterapkan jadi sebuah sistem yang Agung yang mampu menebarkan Rahmat bagi seluruh alam, sehingga tercatat dalam sejarah selama kurang lebih 13 abad islam mampu tegak jadi sebuah sistem kehidupan yg adil.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang mendakwahkan kepada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf, melarang yang mungkar. Mereka itulah sebenarnya orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali-‘Imran: 104)
Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan riwayat dari Abu Ja’far Al-Baqir setelah membaca ayat “Hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang mendakwahkan kepada kebaikan” maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang dimaksud kebaikan itu adalah mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah-ku.” (HR. Ibnu Mardawaih) (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid 2 hal. 66)
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Benar-benar kalian harus memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, atau Allah akan mengirimkan untuk kalian hukuman dari sisi-Nya kemudian kalian pun berdoa kepada-Nya namun permohonan kalian tak lagi dikabulkan.” (HR. Ahmad, dinilai hasan Al-Albani dalam Sahih Al-Jami’ hadits no. 7070. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid 2 hal. 66).
Maka yang harus umat lakukan adalah teruslah berdakwah tanpa henti karena ini adalah merupakan kewajiban bagi umat islam dan untuk kebaikan seluruh umat manusia.
Wallahu’alam Bi Shawwab. [MO/sg]