Oleh: Rina Yulistina
Mediaoposisi.com- Saat ini gema khilafah menggaung menjadi pembicaraan oleh semua kalangan tanpa batas umur, latar belakang pendidikan maupun sosial kemasyarakatan. Semakin petahana mengkambing hitamkan khilafah semakin tersebarlah kata khilafah dipenjuru dunia nyata maupun maya.
Banyak orang yang mencari tau apa itu khilafah dan turut memperjuangkannya, namun tak sedikit orang yang berusaha menghalangi tegaknya khilafah padahal orang yang menghalangi ini mengerti bahwa khilafah bagian dari Islam.
Fitnah keji yang dialamatkan kepada khilafah pun beraneka ragam sesuai dengan kepentingan penguasa saat ini. Sikap tegas dari Dim Syamsudin patut untuk menjadi pelajaran bagi yang suka membenturkan dengan khilafah, Upaya mempertentangkannya (khilafah dengan Pancasila) merupakan upaya membuka luka lama dan bisa menyinggung perasaan umat Islam.
Namanya saja fitnah maka tuduhan itu tak berdasar apalagi berdalil, tuduhan yang sering digunakan
untuk mengadu domba salah satunya pluralisme. Ya, pluralisme bagaikan gorengan yang senantiasa
digoreng hingga hangus.
Mereka mengatakan bahwa khilafah akan membumi hanguskan orang orang yang tak beragama Islam, akan memaksa mereka masuk Islam, dan hak hak mereka sebagai warga negara akan dikebiri. Sekeji itukah Islam? Apakah ada bukti valid bahwa Islam pernah melakukan perbuatan semacam itu?
Kita pun masih ingat kejadian aksi 212, aksi 411 dan aksi reuni, orang-orang nasrani yang berada di
tengah-tengah aksi aman tentram bahkan mereka bisa selfi dengan peserta lainnya. Kita pun masih ingat anggota FPI memberikan jalan pengantin nasrani yang akan melangsungkan pernikahan di Gereja.
FPI yang dituduh keras dan intoleran ini sigap tanggab menolong para pengungsi gunung Agung, Bali. Inilah islam yang tak memandang apa agamamu, semua direngkuh dan diayomi. Di dalam surat al kafirun ayat 6 pun sangat jelas untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
Aksi bom disana-sini yang seolah-olah meneror orang-orang diluar islam, apakah benar itu dari islam ? Atau malah itu sebenarnya proyek rekayasa dari AS untuk memerangi islam?
Banyak sekali video yang bertebaran di youtube menjawab dengan gamblang siapa dalang dibalik aksi terorisme itu. Maka patutlah kita peka dengan berita yang kita lihat di TV supaya tidak bagian dari penikmat hoax.
Kata sejarawan, jangan lupakan sejarah. Ya, kita seharusnya tidak pernah melupakan sejarah. Ketika kita tidak mengetahui sejarah Islam sudah sepantasnya mencari tau kebenaran Islam. T.W. Arnold, dalam bukunya The Preaching of Islam, menuliskan perlakuan Khilafah Utsmani terhadap masyarakatnya yang non muslim. Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan pada mereka, dan perlindungam jiwa dan harta yang mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen.
Masih di dalam bukunya Arnold menjelaskan "perlakuan pada warga Kriten oleh pemerintah Ottonam selama kurang lebih dua abad setelah penakhlukan Yunani- telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa.
Kaum Kalvis Hingaria dan Transilvania, serta negara Unitaris (kesatuan) yang kemudian menggantikan kedua negara tersebut juga lebih suka tunduk pada pemerintahan Turki Utsmani daripada berada di bawah pemerintahan Hasburg yang fanatik, kaum Protestan Silesia pun sangat menghormati pemerintah Turki, dan bersedia membayar kemerdekaam mereka dengan tunduk pada hukum Islam.
Kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan kuno dan selalu ditindas oleh Gereja Rusia, menghirup suasana toleransi dengan kaum Kristen di bawah pemimpinan Khilafah Utsmani.
Di dalam Khilafah ahlu dzimmi (masyarakat yang beragama selain Islam) diperbolehkan meminum
minuman keras, memakan daging babi dan menjalankan segala aturan agama mereka dalam wilayah
yang diatur oleh syariat, hal ini didasarkan pada Mazhab Hanafi.
Bahkan darah pun dilindungi berdasarkan HR. Ahmad Barangsiapa membunuh seorang muahid (kafir yang mendapatkan jaminan keamanan) tanpa alasan yang haq, maka ia tidak akan mencium wangi surga, bahkan dari jatak empat puluh tahun perjalanan sekalipun.
Sedangkan untuk seluruh fasilitas umum seperti pendidikan, kesehatan, hukum dan sebagainya semua gratis untuk seluruh lapisan masyarakat Khilafah. Sehebat apapun sejarah islam ditutupi pada akhirnya semua orang mengetahui begitu mulianya khilafah menjaga keberagaman.
Masyarakat di khilafah sangat plural atau sangat beragam namun bukan pluralisme. Inilah yang
seharusnya kita fahami bersama, plural berbeda jauh dengan pluralisme. Plural adalah suatu
keniscayaan karena sangat jelas bahwa kita terlahir berbeda-beda di dalam surat Al Hujarat ayat 13
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu ddariseorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal."
Hal ini pun yang diterapkan oleh khilafah apapun latar belakang kita, khilafah akan menganyomi sehingga apapun agamamu hidup sejahtera dan rukun sebuah kepastian. Sedangkan pluralisme adalah sebuah faham dan apabila diterapkan akan berbahaya bagi keberagaman kehidupan manusia.
Kenapa berbahaya? Karena akan terjadi bias antara yang haq dengan yang bathil. Padahal dua tambah dua hingga kiamat hasilnya empat, lima tambah lima hasilnya sepuluh namun dikonsep pluralisme hal itu berbeda, lima tambah lima hasilnya empat.
Ketika dikoreksi bahwa itu salah, akan marah. Berapapun angkanya di dalam pluralisme hasilnya tetap sama. Oleh karena itu jangan heran jika agama baru bermunculan seperti Lia Eden dan sebagainya.
Bahkan eljebete pun tumbuh subur di sistem pluralisme ini, keberadaan mereka harus dilindungi dan diberi ruang yang luas untuk menumbuh suburkan pemikiran sesat. Ketika diberi nasehat bahwa itu salah, mereka akan marah.
Islam menjadikan manusia layaknya manusia, dimuliakan. Islam tidak pernah menjadikan manusia
sebagai makhluk yang rendah, maka sangat jelas ditekankan di dalam Islam yang haq adalah haq dan yang bathil adalah bathil.
Karena haram tetaplah haram tidak akan pernah menjadi halal. Islam merupakan agama rahmatan lilalamin, rahmat bagi seluruh alam. Bukan hanya manusia yang dilindungi dan dipenuhi kebutuhan hidupnya, tumbuhan dan hewan pun hidupnya terjamin. Maka tak ada yang ditakutkan jika Khilafah berdiri karena itu janji Allah dan bisyarah Rasulullah. [MO/ra]