Mahfud Abdullah (Dir. Indonesia Change)
Pilpres telah digelar di Indonesia. Indikasi kecurangan dan kelicikan dari salah satu kubu telah banyak diungkap oleh masyarakat. Masyarakat gemas dan geram. KPU diharapkan jujur dan adil dalam penyelenggaraan pemilu.
Ada satu harapan besar masyarakat pada tahun politik ini, 2019 ganti rezim ganti kebijakan. Masyarakat ingin Indonesia berdikari. Mandiri secara politik dan ekonomi. Membuang sistem kapitalisme, memakai sistem yang unggul dan memgayomi rakyat secara nyata, serta pemimpin yang mampu menolak intervensi asing, baik AS, Cina, Inggris, Rusia maupun lainnya.
Bicara kedaulatan negara, kita tentu menolak hegemoni ekonomi, politik dan militer dari Asing. Potensi Ancaman kedaulatan negara hari ini adalah intervensi politik ekonomi dari Cina dan Amerika Serikat. Trump, Presiden negara kapitalisme, negara kampium demokrasi dan penyebar sistem demokrasi, baik disebarkan secara brutal dan militerisme maupun secara lunak.
Semua kebijakan AS adalah untuk menopang kehidupan sistem kapitalisme demokrasi, sebuah sistem yang menyebabkan Imprialisme & kolonialisme di dunia secara umum dan dunia Islam secara khusus.
Akibat sistem kapitalisme demokrasi, semua sendi kehidupan umat Islam dan umat manusia menjadi rusak: kemiskinan, penindasan, korupsi, kerusakan moral, kematian, kelaparan, monopoli ekonomi dan krisis ekonomi dunia, penjajahan dan seabreg masalah dunia lainnya. Semua itu akibat ulah kapitalisme sekuler.
Amerika adalah negara yang ingin tetap mempertahankan politik luar negerinya. Islam tetap akan menjadi rival, khususnya kelompok Islam politik-ideologis. Amerika akan ramah terhadap kelompok Islam yang dianggap moderat, artinya yang mau berkompromi dengan keinginan Amerika dan mau dijajah. Kalau itu yang terjadi, maka Trump masih menggunakan politik belah bambu untuk menekan dan melemahkan perjuangan kelompok Islam politik-ideologis. Maka, Trump yang diberi mandat oleh sistem bobrok kapitalisme sekuler untuk menjadi pelaksana dan penyebar hukum paling rusak diabad modern ini.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil sebagai teman kepercayaan kalian orang-orang yang berada di luar kalangan kalian karena mereka tidak henti-hentinya menimpakan kemadaratan atas kalian. Mereka menyukai apa saja yang menyusahkan kalian. telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi (QS Ali ‘Imrân [3]: 118).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman-teman setia yang kalian sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad) dengan penuh kasih-sayang (QS al-Mumtahanah [60]: 1)
Kita berharap, Indonesia mengalami perbaikan dan suasana damai, dengan hadirnya wajah baru seorang pemimpin yang amanah, adil, mengayomi dan rindu tegaknya Syariah Islam dan mengembannya ke seluruh dunia.[]
from Pojok Aktivis