Oleh : Andini Sulastri
(Mahasiswa STEI Hamfara Yogyakarta)
Mediaoposisi.com-Kubu Prabowo-Sandiaga menyelidiki siapa pembuat tabloid Indonesia Barokah yang belakangan disebar ke berbagai masjid-masjid di Pulau Jawa. Kubu oposisi merasa dirugikan dengan tabloid tersebut karena dinilai berisi fitnah kepada Prabowo dan Sandiaga.
Jubir Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade mengakui sudah melakukan penyelidikan terkait siapa dalang di balik tabloid Indonesia Barokah.
Dia pun menangkap jejak digital dari Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja Jokowi-Ma'ruf, Irfan Wahid atau lebih dikenal dengan nama Ipang Wahid. Melalui akun Instagram miliknya, Ipang Wahid membantah tuduhan tim Prabowo.
Suasana pilpres 2019 terasa panas dari sebelumnya. Satu sama lain mencoba saling menjatuhkan dengan media yang ada. Jokowi yang mencoba membuka kasus HAM pada tahun 1998.
Dan sekarang muncul pertikaian mengenai tabloid yang diduga ulah Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja Jokowi-Ma'ruf. Andre Rosiade selaku jubir Prabowo- Sandiaga telah melakukan penelaahan.
Hasil yang didapat sehingga bisa menyimpulkan bahwa itu ulah Ipang adalah adanya fakta website dan tabloid dengan cover yang sama persis.
Namun ppermasalahan ini masih membuat pertanyaan besar, karena belum diketahuinya dalang dari tabloid yang membuat pertikaian dan memanas persaingan pemilu. Karena maskipun fakta yang ada seolah kuat membuktikan Ipang pelakunya, disisi lain Ipang menyatakan bahwa bukan dirinya dan tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan tabloid tersebut.
Hal ini tidak akan terjadi apabila tidak dilakukannya pemilu. Pemimpin harusnya dia yang dapat bertanggungjawab dan mengayomi masyarakat dengan hukum yang benar. Dan hukum yang benar itu adalah hukum Islam yang berasal dari Allah.
Di zaman kapitalisme ini justru menggunakan metode pemilu, yang dimana suara rakyat dapat dipermainkan. Dampak dari hal ini pun mengakibatkan terjadinya pertikaian-pertikaian ditengah-tengah masyarakat yang salah satu landasannya karena berbeda pilihan partai/calon yang dipilih.
Dan ternyata berdampak pada buletin Islam yang biasa disebut kaffah ditarik dan disandarkan dengan tabloid tersebut. Padahal hal itu jelas jauh berbeda.
Telah nampak perbedaan dari dua kertas tersebut. Tabloid Indonesia Barokah jelas berisi penyudutan partai tertentu yang diusung dari aksi bela Islam pada Desember lalu.
Sedangkan kaffah, jelas berbeda jauh dengan tabloid tersebut. Kaffah merupakan media yang berisi tentang Islam, tentang dakwah, tentang ide dan gagasan yang berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.
Dari sini bisa dilihat bahwa kasus Tabloid ini hanya dijadikan alat untuk mengangkat kaffah sebagai media (tulisan) yang salah. Tidak menutup kemungkinan pengangkatan aksi damai yang lalu rezim gunakan untuk menjatuhkan Islam sekaligus penyudutan partai pihak Prabowo.
Dalam sistem kapitalisme ini tidak lagi memandang syariat sebagai standar dalam menjalani hidup. Dimana yang akan menguntungkan, maka jalan itulah yang ditempuh. Yang dimana hukum pemerintah yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas.
Dan selalu Islam yang dijadikan target serta kambing hitam dalam memenangkan kekuasaan pada negeri ini.[MO/ad]