Gonjang ganjing soal Alexis terus berlanjut. Setelah Pemprov DKI tak memperpanjang izin griya pijat dan hotel ini, kemarin Wagub DKI Sandiaga Uno melempar wacana baru. Dia pengen mengubah Alexis menjadi Hotel Al Ihklas. Emang bisa?
Ide ini diutarakan Sandiaga, saat berbicara di depan ratusan anggota organisasi Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar), kemarin. Karena tengah menggagas wisata syariah atau halal tourisme di Ibu Kota, Sandi menganalogikan Alexis bisa saja diubah menjadi Al-Ikhlas.
“Sekarang ‘Bang Japar’ harus pastikan bagaimana mengatasi miras, bagaimana mengatasi judi, dan bagaimana mengatasi Alexis yang sudah tidak eksis lagi. Alexis diubah jadi Al-Ikhlas, insya Allah,” kata Sandi di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Usai acara, Sandi kembali ditanya pewarta maksudnya mengubah Alexis menjadi Al-Ikhlas. Dia menerangkan, banyak dorongan untuk membuat wisata halal di Jakarta. Konsep semacam ini sudah diterapkan di sejumlah negara. “Di Kuala Lumpur sudah sangat maju, di Jepang, Korea juga,” katanya.
Menurutnya, jika para pemilik hotel ingin merubah status hotelnya menjadi syariah bisa meminta bantuan Bang Japar maupun Pemprov DKI. Sebab, banyak anggota Bang Japar yang memiliki latar belakang sebagai pengacara.
“Kalau teman-teman (hotel) ingin mengonversi, kami sudah ada pendampingannya. Hotel-hotel yang konvensional bisa, yang pemiliknya ingin masuk di mana yang sedang booming, ini ada pendampingan dan Bang Japar kebetulan kuat sekali. Kebetulan ada lebih dari 500 advokat yang bisa dijadikan pendamping untuk perubahan status hukumnya, dan paham terhadap prinsipal syariah,” terangnya.
Netizen memanfaatkan ini untuk membully Sandi. Banyak yang mengira, Alexis ganti nama menjadi Al-Ikhlas. Padahal yang dimaksud Sandi adalah kiasan.
Pembaca bernama mulyadi yuliyamin nyinyri. “Yang penting tulisan berbau arab arab lah,” tulis dia disambut rudini sualdani. “Al ikhlas spa dan karaoke.”
Netizen dengan nama Zulkifli Harahap menimpali. “Diganti namanya jadi al-misyar (nikah tamasya) seperti yang di puncak. Halal wa al-toyiban.” Pembaca berakun @yudi.widiana meminta Sandi menggunakan kiasan lain. “Pake nama lain kek. Kok nama hotel ex esek-esek jadi kayak nama masjid deket rumah gw.” Akun @gazaliar menambahkan. “Siap-siap Jakarta akan menjadi Daerah Khusus Ibukota Syariah Jakarta.”
Sedangkan Mardi Hadi meminta Sandi tak perlu banyak bicara dan berangan-angan. “Kebanyaken angan-angan gak jelas ujungnya,” sindir dia disambut nyinyiran Martin Halim. “Setubuh pak. eks karyawan didampingi pak. Eks karyawati biar saya yang dampingi.”
Meski demikian, ada juga yang mendukung Ide Sandi. “Lanjut pak sandi,” tulis Redi Santana Kusumah.
Di media sosial Twitter, Sandi juga jadi bahan olokan. Beberapa mengaitkannya dengan kasus penistaan agama yang dilakukan bekas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). “Al-Ikhlas itu bukannya surah ke 112 dalam Quran?” cuit @Jojo22765 disambut @AlexHPutra. “Ini jelas penistaan agama dilakukan oleh Sandi. Kalau Ahok yang ngomong gitu sudah didemo 7 juta umat,” kicaunya.
Sementara komentar cukup adil datang dari akun @PrasojoBelarmi1. Dia meminta Sandi tidak mengubah semua hotel menjadi syariah. “Gua hanya takut tar semua hotel di Jakarta disuruh kasih tanda 100 persen halal.”
Tweeps @Ce_besar mendukung kebijakan halal tourisme diterapkan di Jakarta. “Mantap sekali Mas Sandi Uno,” cuit dia disamber @PrijantoRabbani. “Alhamdulillah, Sandiaga Akan Kembangkan Wisata Syariah di Jakarta.”
Netizen dengan akun @jusuf_fateh balik menyindir para penyinyir. “Setannya pada keluar tuh Pak @sandiuno, padahal baru Al-Ikhlas gimana dikasih Al-Baqarah. Pada terbakar lahir bathin.” Tweeps @greenteasu menimpali. “Bagus Sandi, just do it. Kalau DKI semakin maju kamu dipilih lagi.”
Soal halal tourisme, ternyata nggak ngarang loh. Kamis lalu, Sandi memang sudah mengutarakan rencana ini. Kata Sandi, salah satu cara yang dilakukan adalah pengembangan hotel syariah. Malahan, di Jakarta sudah ada beberapa hotel yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Salah satunya yakni Hotel Sofyan di Tebet, Jakarta Selatan, dan Menteng, Jakarta Pusat.
Apalagi, halal tourism saat ini sedang populer dan telah menjadi ikon di negara-negara Asia. Bahkan, halal tourism juga mulai tumbuh di London, Inggris. Beberapa kota di Asia yang sudah mengembangkan halal tourism melalui perhotelannya seperti Bangkok, Thailand; Kuala Lumpur, Malaysia; Seoul, Korea Selatan; hingga Tokyo, Jepang.
“Halal tourism ini sekarang jadi ikon bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh wilayah Asia, kami enggak ingin ketinggalan,” kata Sandi, Kamis, pekan lalu.
Direktur Utama PT Jakarta Tourisindo G Jeffrey Rantung mengatakan, pengembangan destinasi halal di Jakarta salah satunya juga diusulkan PT Jakarta Tourisindo. Jeffrey pernah menyampaikan soal itu kepada Sandi dan disetujui.
Ditambahkan dia, Pemprov DKI Jakarta bisa bekerja sama dengan banyak instansi untuk mendapat penghasilan. Bisnis halal tourism akan menguntungkan Pemprov DKI Jakarta. “Itu yang saya bilang sama Pak Wagub. Lombok saja bisa jadi destinasi halal, masa Jakarta enggak bisa,” kata Jeffrey.
Diterangkannya, dari mulai desain hotelnya, posisi kamar, ruang makan, manajemen dan operasionalisasi hotel syariah menerapkan prinsip Islami. Jeffrey mencontohkan, saat laki-laki dan perempuan akan check in dalam kamar hotel yang sama, mereka harus membuktikan status suami-istri dengan menunjukkan buku nikah.
Sedang Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra Syarif meminta rencana untuk mengembangkan hotel syariah dikaji dengan matang. Dia meminta konsep syariah yang diangkat tidak melupakan kepentingan bisnis setiap manajemen hotel.
“Harus dikaji secara matang, hotel itu kan dibuat bukan sekadar menegakkan syariah tetapi juga bisnis. Saya khawatir saja kalau visibility-nya enggak oke, nanti yang disalahkan syariahnya. Ya kaji matang dulu,” pintanya. ***