-->

Kemaksiatan Dibalik Pembagian Sertifikat Tanah Gratis

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh : Nursih

Mediaoposisi.com- Presiden Jokowi kembali berkeliling menyerahkan sertifikat tanah untuk warga Jakarta Pusat, Sabtu (26/1/2019). Kali ini, Jokowi membagikan 3.000 sertifikat tanah di Lapangan Bola Arcici Cempaka Putih Jakarta Pusat. (Liputan6.com)

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengungkap alasan selalu memberikan sertifikat tanah secara langsung dalam setiap kunjungannya ke daerah-daerah.

"Kenapa ini diberikan dan dipercepat? Karena setiap saya masuk ke kampung desa, yang masuk ke telinga saya sengketa lahan, rumah, enggak hanya di Jakarta. Problem sengketa tanah dimana-mana," kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta masyarakat yang sudah memegang sertifikat agar menyimpannya baik-baik agar tak hilang atau rusak. Dia juga tak mempermasalahkan apabila sertifikat dijadikan agunan ke bank untuk menjadi modal usaha.

Namun, dia berpesan agar uang yang akan dipinjam dihitung secara cermat untuk cicilannya.

"Disimpan baik-baik. Segera dilaminating, difoto kopi. Disimpan di lemari jangan sampai rusak atau hilang," ucap Jokowi.

Mendengar apa yang disampaikan pemimpin kita dalam pernyataannya terkait "Beliau tak mempermasalahkan apabila sertifikat dijadikan agunan ke bank untuk menjadi modal usaha". Pernyataan tersebut jelas mendidik rakyat yang mendapat sertifikat tanah secara gratis untuk melakukan aktivitas ribawi secara tidak langsung, sekalipun beliau mengatakan pinjamannya untuk modal usaha bukan untuk memenuhi gaya hidup.

Bagaimana negeri ini tak kunjung berhenti dari musibah yang terjadi? mungkin karena banyak kemaksiatan yang dilakukan penguasa negeri, salah satunya mengajarkan rakyat untuk melakukan aktivitas riba. Benarlah apa yang disampaikan Rasulullah saw: Jika zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri (HR al-Hakim, Al-Mustadrak, 2/42).

Inilah kebobrokan sistem demokrasi, bunga bank yang seharusnya dihindari justru pemerintah sendiri yang mengedukasi. Bukan memberikan hukuman pada pelaku riba justru memberikan jalan kemudahan dalam mendapatkannya. Tak heran jika negeri ini selalu Allah peringati dengan musibah yang silih berganti. Pertanda Allah masih sayang terhadap negeri yang kita cintai agar kita senantiasa kembali pada syariat-Nya.

Bukan tak mendukung apa yang dilakukan pemerintah dalam pembagian sertifikat tanah secara gratis. Hanya saja tak perlu mengajarkan masyarakat untuk melakukan aktivitas ribawi secara provokatif. Karena pada hakikatnya perkara dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat termasuk menjamin rakyat memiliki tanah bersertifikat itu memang tugas negara secara praktis.

Cukuplah sudah negeri ini terjerat hutang ribawi yang amat dramatis, yang saat ini utang negeri nyaris menyentuh angka yang sangat fantastis yaitu mencapai Rp 5.000 triliun, dengan bunga yang harus di bayar setiap tahun lebih dari Rp 100 triliun. Tak heran jika masyarakat di negeri ini mayoritas miskin, karena kekayaan negeri yang melimpah-ruah terpakai untuk membayar utang ribawi berikut bunganya yang terus bertambah setiap tahunnya.

Wajarlah jika Allah menghilangkan keberkahan kekayaan negeri ini dengan kemiskinan yg merajalela karena perbuatan zalim yang dilakukan oleh penguasa. Dalam hal ini Allah SWT berfirman: Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan tangan (kemaksiatan) manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan (kemaksiatan) mereka itu agar mereka kembali (ke jalan-Nya) (TQS ar-Rum [30]: 41).

Sebagai wujud cinta terhadap negeri marilah kita kembali kepada syariat-Nya. Keberkahan akan melimpah-ruah memenuhi bumi dengan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Kunci keberkahan hidup adalah bertakwa kepada Allah SWT yang mengikuti seluruh petunjuk di dalam Alquran. Karena Alquran merupakan sumber keberkahan hidup, maka hanya dengan mengikuti Alquran saja keberkahan hidup itu bisa dirasakan oleh setiap muslim.

Penerapan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan merupakan wujud hakiki dari ketakwaan dan wujud menerapkan isi Alquran. [MO/sr]



Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close