Oleh : Liza Pratiwi
Mediaoposisi.com- Miris. Berita tentang prostitusi online sudah menjadi hal biasa yang terdengar dinegeri muslim, khususnya di Indonesia. Baru-baru ini terungkap kembali tentang kasus prostitusi
online seperti yang diberitakan awal tahun 2019, negeri digegerkan kembali penangkapan seorang artis yang diduga terjerat kasus prostitusi online.
Artis VA diduga terjerat kasus prostitusi online dengan tarif 80 juta rupiah. Polisi menangkap VA di sebuah hotel di Surabaya. Rupanya ketika polisi datang, VA sedang melayani pelanggannya. Saat kami datang, dia sedang berhubungan dengan laki-laki yang bukan suaminya di hotel, kata Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Harissandi di Mapolda Jatim. (news.detik.com)
Maraknya pemberitaan perzinahan dinegeri ini membuat daftar panjang seolah perzinahan dinegeri ini adalah menjadi sesuatu yang lumrah. Gaya hidup yang glamour, ekonomi yang sulit, dan tak mustahil bisnis yang menjanjikan adalah alasan kenapa kasus prostitusi tetap eksis ditengah masyarakat.
Jeratan kapitalisme telah membuat wanita begitu rendah nilainya. Keizzahan wanita hanya dinilai dengan puluhan lembar uang rupiah. Kapitalisme memang membuat standar baik dan buruk perbuatan adalah berdasarkan asas manfaat. Selama manfaatnya besar maka tidak masalah dilakukan. Walaupun yang dilakukan adalah perbuatan yang terhina dimata Allah.
Demokrasi menjadi jalan solusi untuk melegalkan aktivitas tersebut. Atas nama demokrasi, perzinahan sah-sah saja dilakukan. Hebatnya ilusi demokrasi, perempuan tidak merasa terhinakan oleh perbuatan tersebut. Bahkan mereka tidak peduli meski keizzahan mereka dibayar dengan uang ratusan ribu rupiah. Astaghfirullahal 'adzhiim.
Inilah buah busuk demokrasi yang diterapkan dinegeri Indonesia saat ini. Perempuan seolah menjadi barang dagangan yang boleh diperlakukan apa saja. Kembali Kepada Sistem Islam Allah sendiri telah berfirman bahwa Al-Quran turun dengan membawa kebenaran. Kita diperintahkan Allah SWT untuk memutuskan sesuatu berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah.
Islam tidak memandang segala sesuatu diukur dengan materi. Baik-buruk, terpuji-tercela bukan materi yang menjadi ukurannya. Perempuan ialah pribadi yang sangat dimuliakan di dalam Islam. Bahkan Rasulullah SAW bersabda, "Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah" (HR.Muslim)
Itulah harga wanita disisi Islam. Tidak ternilai harganya. Maka, siapa yang mampu membeli semua perhiasan di dunia ini selain menjadi wanita shalihah bukan menjadi pelacur untuk orang yang bukan mahram kita.
Maka dari itu, tinggalkan sistem yang membuat khususnya perempuan tak berharga! Sistem yang datang dari manusia yakni sistem kapitalisme demokrasi yang telah jelas tak mampu menjaga keizzahan wanita.
Sistem yang mampu menjaga keizzahan wanita hanyalah sistem Islam yang berasal dari Allah SWT yakni sistem khilafah. Dengan Khilafah, martabat wanita diangkat menjadi manusia yang dimuliakan. Negara Khilafah juga sentiasa melindungi kehormatan dan keselamatan wanita. Hal ini pernah dilakukan oleh Khalifah Al-Muktasim Billah ketika era pemerintahannya.
Sesungguhnya kemuliaan wanita itu hanya ada bersama syariah dan Khilafah Islamiyyah. Syariah dan Khilafah Islamiyyah tidak hanya memuliakan para wanita, tetapi sekaligus memuliakan seluruh manusia. Itu didasarkan pada nash-nash dan sudah terbukti secara empirik. [MO/ra]