Oleh: Ummu Caliph
Mediaoposisi.com- Visi misi, boleh di buatkan, boleh di diktekan, boleh comot sana sini, tapi giliran di uji pemaparannya oleh rakyat, tentu tidak boleh diwakilkan, karena yg paling bertanggung jawab itu pimpinan tertinggi tak hanya di dunia juga di akhirat.
Jangan pilih pemimpin yang mengkerdilkan peran agama (Islam) dalam menyelesaikan masalah. Meskipun mereka mengaku mantan Kiyai dan pernah menjadi Imam Sholat saja.
Bila ada 7 hal ini dalam kriteria pemimpin (Imam) pilihan kita. Harus kita evaluasi lagi. Salah pilih bisa fatal akibatnya untuk masa depan bangsa. Chek it Out yuk 7 hal ini :
1. Imam adalah Perisai Rakyat, bukan Rakyat Perisai Imam
Dalam sebuah hadist shohih, disebutkan :
"Sesungguhnya seorang Imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung, maka jika ia memerintahkan ketakwaan pada Allah 'azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya."
(Hr al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ahmad). Imam yang jadi perisai itu selalu didepan mengatasi masalah. Tidak lari dari masalah, lalu rakyat disuruh cari solusi sendiri. Beras mahal, rakyat disuruh diet. Daging mahal, rakyat disuruh makan bekicot. Cabai mahal, suruh nanam sendiri. Rakyat dibuat menderita karena berbagai kebijakan. Ini bukan ciri imam yang menjadi perisai rakyat.
2. Imam yang tidak gelar karpet merah untuk investor asing.
Disebutkan oleh Muis, dalam Alwaie, Paket Ekonomi ke-16 yang memperbolehkan kepemilikan asing 100% pada 54 sektor usaha.
Belum lagi upaya pemerintah untuk mengambil sebagian PT. Freeport juga setengah hati. Pasalnya, proses pengambilan saham sebesar 51% melalui PT Inalum harus mendapatkan izin dari lembaga anti trust cina.
3. Imam yang tidak mudah berutang.
Menurut pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noorsy, mengatakan,
"Bank dunia telah menempatkan utang luar negeri Indonesia di level bahaya, sebab, fluktuasinya sudah diatas 30%."
4. Imam yang bersahabat dengan para ulama. Masih teringat ingatan kita, bagaimana pihak penguasa memerintahkan melemparkan gas air mata. Saat itu 2016, umat islam beserta para ulama melakukan aksi 411 di depan istana presiden. Sungguh tindakan yang menyayat hati umat islam. Tidak akan kita lupakan. Apakah bersahabat dengan ulama, dilakukan baru saat menjelang pemilu (menjenguk Ustadz Arifin Ilham)?
5. Imam yang tidak sibuk berselfie-selfie di saat umat tertimpa musibah. Padahal, ditempat yang sama, terdapat ratusan jiwa terenggut, ribuan orang luka-luka, dan ratusan yang hilang jasadnya belum ditemukan.
6. Imam yang tidak sensitif dengan dua jari. Fakta, Simbol KB 2JARI didaerah bantul projo tamansari dipaksa tutup terpal. Astaghfirullah, segitunya amat. Bukan jambu saja yang perlu di "blongsongin" ternyata. Elektabilitas, pencitraan adalah nomer satu. Semoga rakyat semakin sadar, hanya memilih pemimpin yang menegakkan syariat Islam.
7. Imam yang tidak membubarkan ormas Islam. Apalagi ormasnya ikhlas melakukan dakwah amar makruf nahiiy munkar.
Sudah ya, sebenarnya banyak sederetan kriteria yang ingin disampaikan. Saya takut dikira makar. Tapi yang paling penting, bukan ganti pemimpin yang kami inginkan. Lebih tepatnya ganti sistem. Menuju sistem Islam yang lebih baik. Sistem Khilafah 'alaa minhajinn Nubuwah.[MO/sr]