Oleh : Nasrudin Joha
Mediaoposisi.com-Sedih, sekaligus marah membaca berita tentang musibah tsunami Banten & Lampung, khususnya terkait tindakan tuan Presiden. Jumlah korban sudah banyak, tindakan kongkrit dan nyata perlu segera dan serta merta, tapi tuan Presiden malah sibuk membuat foto layaknya 'Pra Wedding' diatas puing-puing kerusakan akibat bencana.
Donasi Save Muslim Uighur
Celakanya, para buzer rezim ikut latah menyebar photo tuan Presiden dengan capture yang beragam. Seolah, dengan membuat photo di lokasi bencan Presiden telah melakukan tindakan heroik.
Sampai hari ini -setelah musibah NTB, Palu & Donggala- persoalan Buol (Alat Eraly WARNING Tsunami) masih juga belum kelar. Pada kasus tsunami Banten - Lampung, kasus ketersediaan Buol masih saja mengulang menjadi kendala. Padahal ini kan perkara asasi ?
Penanganan bencana itu praktiknya mengulang, karena negeri iki sudah kenyang Terdampak. Tapi, masih saja terdapat laporan dari netizen tempat atau wilayah tertentu yang belum tesentuh. Tuan Presiden, seharusnya fokus menangani bencana, bukan sibuk bikin photo layaknya pra wedding di lokasi bencana.
Memang, akan ada hajat pesta takyat, pemilu dan Pilpres. Meskipun begitu, tidak selayaknya Pak Presiden sibuk bikin photo pra Pilpres. Wartawan juga lebih baik mengabarkan lokasi atau wilayah yang belum tersentuh, atau kondisi terkini dan realitas di lapangan, kebutuhan mendesak, wawancara korban, aspirasi korban, dll. *Bukan malah berulang kali sibuk bikin dan menyebarkan photo tuan presiden yang serius bercitra.*
Kami ini rakyat sudah kenal pak Presiden, bahkan photo beliau sedang sholat dan bercengkrama di jalan tol masih bejibun di GALERY HP. Jadi, jangan tambah berat memory HP dengan photo tidak penting tuan Presiden. Ada yang berjalan menyusur pantai di puing tsunami , memang Pak Presiden mau menangani bencana atau mau cari komang-komang ?
Masalah di Palu dan Donggala juga belum sepenuhnya tuntas. Janji-janji Pak Presiden di NTB juga masih ditunggu realisasinya. Jangan menganggap enteng dan bahkan menjadikan bencana sebagai ajang pamer Pak Presiden. Cukup pamer sholat dan peresmian jalan tol, jangan membuat pamer diatas derita dan penderitaan korban bencana.
Kami ini rakyat kecil, butuh solusi kongkrit. Bukan dihujani photo-photo, yang kalau kami print niscaya seluruh korban bencana juga ogah memajangnya. Kami butuh realitas slogan 'kerja, kerja, kerja' bukan terus sibuk bikin 'citra, citra, citra'.
Astaghfirullah, sampai kapan negeri ini dirundung duka ? Sampai kapan azab dari Allah SWT ini dipahami semua elemen bangsa ? Sampai kapan penguasa berhenti khianat dan terus menipu rakyat ? Sampai kapan rakyat disuguhi amalan nyata, bukan photo photo citra yang tidak ada manfaatnya ?
Kami ini mau mengeluh kepada siapa lagi ? Kepada penguasa yang terus memunggungi kami ? Atau pada para penjajah asing, baik Amerika dan China yang telah mengasah Parang untuk menjagal kami ?
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ
Katakanlah, “Wahai Rabb Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. [Ali ‘Imrân/3:26]. [MO/ge]