Oleh : Winda Sari
(Freelance Writer, Aktivis Mahasiswi)
Mediaoposisi.com-Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sejak awal terbentuk memang telah menunjukkan gerak-geriknya bahwa mereka yang ada di dalam PSI ini adalah orang-orang yang anti terhadap Islam.
Donasi Save Muslim Uighur
Hal ini dapat ditunjukkan salah satunya pernyataan dari Ketua Umum PSI, Grace Natalie, beberapa waktu lalu saat memperingati ulang tahun PSI yang keempat.
Dirinya menyatakan bahwa PSI tidak akan pernah mendukung perda-perda Injil maupun perda-perda Syariah. Di waktu lain, dia juga menyatakan bahwa PSI melarang poligami bagi kader PSI. Menurutnya, poligami menunjukkan hal ketidakadilan bagi perempuan.
Dari pernyataan Grace tersebut, jelas hal ini dapat menyinggung keras ummat beragama di Indonesia, khususnya ummat Islam di mana ummat Islam merupakan pemeluk agama islam yang dominan atau mayoritas di Indonesia mengingat bahwa poligami merupakan bagian dari syariat dan hukumnya boleh.
Grace juga menyatakan bahwa perda-perda syariah maupun injil keberadaannya ini dapat membatasi kebebasan masyarakat, contohnya sepertai seragam sekolah di mana siswa bisa saja dipaksa untuk berbusana tertentu dan bahkan perda-perda tersebut dapat membatasi kebebasan ummat dalam beribadah. Selain itu, Grace juga menyampaikan bahwa perda-perda tersebut ingin diperangi atau dihapuskan.
Pernyataan dari Ketua Umum PSI ini menuai banyak kecaman. Tidak hanya dari kalangan ulama, namun para polikus juga banyak yang mengecam. Bahkan ada yang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan cara PSI untuk mencari sensasi, seperti yang telah disebutkan oleh politikus Partai Demokrat bahwa PSI hanya sekedar mencari sensasi.
Tidak hanya dari Partai Demokrat, sesepuh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menganggap sikap dan pernyataan Grace ini dnilai tidak demokratis.
Sepanjang sejarah PSI, PSI ini masih belum menuai prestasi dalam politik Indonesia. yang ada malah selalu mencari sensasi, padahal dari sensasi yang dibuat sudah jelas bertentangan degan akidah Islam. Memang Ketua Umum PSI itu non muslim, namun banyak kader-kader PSI yang beragama Islam. Akan tetapi mereka seolah tidak memakai aturan agama. Mereka termakan oleh arus sekuler melalui perantara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang terus menanamkan paham sekuler dan anti terhadap syariat Islam.
Di dalam kehidupan, khususnya dalam mengatur tatanan hidup orang banyak , syariat Islam tidaklah boleh untuk dipisahkan dari peraturan, pemikiran dan perasaan. Sebab, syariat Islam inilah yang akan membawa ummat mencapai kemajuan.
Jika PSI menyatakan bahwa perda-perda syariah maupun perda-perda Injil dapat sebagai bentuk diskriminatif.
Contohnya, apabila suatu negara mayoritas Kristen dan yang diterapkan adalah perda-perda Injil maka hal itu akan mendiskrimiasi kelompok agama minoritas dalam negara tersebut, begitu pun sebaliknya, apabila dalam suatu negara mayoritas pemeluk Islam dan yang diterapkan adalah perda-perda syariah Islam maka hal ini dapat mendiskriminasi kelompok agama minoritas dalam negara tersebut.
Namun, hal ini sangat bertentangan dengan Islam, dalam islam tidak ada yang namanya diskriminasi walaupun yang diterapkan adalah hukum-hukum Islam. Sebaliknya, Islam akan melindungi warga negara baik muslim maupun non muslim dan menjamin kesejahteraan di dalamnya.
PSI, partai ini perlu banyak belajar tentang Islam. Apabila khilafah telah berdiri, partai semacam ini akan ditindaklajuti karena bertindak sesuai perasaan bukan atas dasar kesadaran dan pemikiran. PSI dapat dipastikan partai yang anti terhadap syariat Isslam, bisa jadi phobia terhadap Islam.
Yang dilihat bukan hukum asal suatu perbuatan di dlaam Islam, melainkan atas dasar fakta yang terindera.
Dan fakta yang dpaat terindera tersebut belum tentu sesuai dengan syariat. Orang yang paham syariat Islam, kalaupun dia poligami tidak akan menimbulkan keidakadilan dalam rumah tangga, sebaliknya, orang yang tak paham hukum Islam lalu dia berbicara tentang hukum Islam tanpa ada landasan dalil, maka dia termasuk golongan orang-orang yang dangkal pikirannya. Sebab ia akan menetang hukum Allah dan Rasul-Nya.[MO/ge]