Oleh: Nasrudin Joha
Mediaoposisi.com-Aduhai, indah nian ujaran politik bapak Jokowi ini. Meski terkesan sadis, tapi pernyataan Pak Jokowi murni mewakili realitas politik yang ada di negeri ini. Negeri ini, tidak dikelola para begawan dan ksatria yang memiliki ilmu, Ketahanan, Marwah dan wibawa.
Negara, dikelola oleh kumpulan grandong, dibawah kendali Mak Lampir, dijalankan oleh para perompak dan maling, dan di pertontonkan oleh sontoloyo-sontoloyo.
Menebar janji, mengumbar simpati lantas ingkar janji dan dikhianati. Kan sontoloyo itu? Menakuti publik dengan ujaran Suriah, radikalisme, terorisme, kan politik grandong seperti ini?
Menebar fitnah, adu domba, mengendalikan arah grandong politik, dengan sumpah serapah 'aku pancasila' kan politik Mak Lampir yang model begini ?
Lah, lantas apa yang salah ? Tidak ada, semua itu adalah ungkapan refleks yang menggambarkan realitas nyata yang terpatri didalam dada. Jadi itu murni ungkapan refleks tanpa rekayasa. Sebuah kejujuran yang paling jujur, diantara banyaknya dusta dan kebohongan yang selama ini di suguhkan.
Itu mengapa, tidak pernah ada unggahan maaaf atas seluruh kedustaan. Ngompor ngalor ngidul tentang mobil SMK, begitu ingkar semua buang badan.
Bahkan, konon seorang dengan label ulama sekalipun sekarang sudah fasih melakonkan politik grandong. Terbiasa bersilat lidah, terbiasa menebar dusta dan tipu daya.
Anda keliru, berharap negarawan sekelas HAMKA atau Natsir hadir dalam politik era now. Mereka politisi sekaligus negarawan sejati. Mereka, berfikir untuk rakyat dan negara, jadi berdebat pun untuk dan atas nama rakyat dan negara.
Kalo politisi era now ? Grandong semua ! Berpolitik itu hakekatnya mencari sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan, dengan menghalalkan segala cara.
Tidak ada ungkapan 'merasa ingin menjaga wibawa', tidak ada nilai dari sisi kepribadian yang menghormati sikap ksatria dan berwatak laksana brahmana. Semua Gerandong !
Jadi, siapa yang paling bertanggung jawab ? Jokowi ? Grandong ? Mak Lampir ? Sontoloyo ? Saya kira, semua yang dekat dan karib dengan politik genderuwo harus segera mengklarifikasi.
Semua Bani grandong, Mak Lampir, genderuwo, setan alas, iblis, harus segera membuat press conference atas semua kegaduhan ini.
Jangan melempar isu lantas mencari kambing hitam. Yang di kambing hitamkan nanti umat Islam lagi, syariat Islam lagi. Kayak PSI, partai bau kencur sudah sesumbar mau menentang syariat Islam.
Padahal, kelakuan partai grandong yang banyak melakukan pengkhianatan di negeri ini. Korupsi, narkoba, money loundry, kejahatan hutan, Gembong mineral dan batu bara, pengemplang pajak, semua maksiat itu kelakuan partai gerandong.
Sudahlah, habitatnya memang rusak. Politik era now, adalah lahan subur untuk tumbuh kembang dan berbiaknya politisi grandong, politisi genderuwo. Jadi, jika politisi sedang bicara benar, hati-hati itu cuma tipuan saja. Ambillah, jalan yang menyelisihi politisi gerandong, InsyaAllah Anda aman dan selamat. [MO/ge].