Mediaoposisi.com- Setelah sempat menyindir politikus dengan sebutan "sontoloyo", Presiden RI Joko Widodo melontarkan sebutan "genderuwo".
Jokowi menyebut "genderuwo" untuk para politikus yang tidak beretika baik dan kerap menyebarkan propaganda untuk menakut-nakuti masyarakat. "Yang tidak pakai etika politik yang baik.
Tidak pakai sopan santun politik yang baik. Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran," kata Jokowi saat membagikan 3.000 sertifikat tanah di GOR Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018). "Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? itu sering saya sampaikan itu namanya 'politik genderuwo', nakut-nakuti," ujarnya.
Sungguh aneh dan lucu, jika merujuk pada apa yang disampaikan oleh Jokowi tentang "genderuwo" adalah yang membuat ketakutan dan propaganda menakut-nakuti masyrakat itu sebenarnya kerjaan siapa
Bukankah penguasa yang selama ini juga bersikap dzalim kepada masyarakat dengan membuat cap Radikal, Anti Pancasila, Anti NKRI bukankah rezim Jokowi ssendiri yang menakut-nakuti rakyat dengan Perppu Ormas yang mengancam mereka yang menyurakan dakwah Khilafah dengan ancaman seumur hidup
Bukankan ucapan Jokowi tentang genderuwo berbalik untuk dirinya sendiri ataukah dia lupa?