Oleh: Nasrudin Joha
Mediaoposisi.com-, betapapun aku belum dan tidak akan sanggup membalas jasamu,
Betapapun aku sangat ingin menjadi perbendaharaan amalmu,
sebagai pusaka anak sholeh, betapapun aku telah berusaha melakukan berbagai amalan kebajikan yang menghasilkan pahala dan ridho dari Tuhan-ku,
Namun ada satu amalan,
Yang jika itu kulakukan, niscaya pahala jariyahnya, akan mengalirkan lautan kebajikan, untuk diriku juga untuk dirimu,
Ibu,
Jika kebajikan seorang suami akan menaungi sang istri, jika kebajikan kepala keluarga akan menaungi seluruh anggota keluarga,
jika kebajikan seorang anak akan menjadi perbendaharaan amal bagi orang tuanya,
Maka ketahuilah wahai Ibu,
Kebajikan seorang Imam (Khalifah) akan menaungi seluruh kaum muslimin.
Dengan kebajikannya akan membebaskan manusia dari penghambaan kepada dzat selain Allah SWT
Ibu, memperjuangkan Khilafah itu kewajiban syar'i, tidak mungkin untuk menjalankan kewajiban aku harus memohon izin padamu,
Tetapi syariat Islam yang mulia ini juga mewajibkanku, untuk meminta ridlo mu, agar Ridlo Allah SWT menaungiku,
Ibu, jika aku -atas izin Allah bersama sahabatku, bersama kaum muslimin- mampu menegakkan Khilafah, maka sungguh betapa besar
perbendaharaan amal yang kita miliki,
Setiap Khilafah membagikan harta zakat, kita mendapat kucuran pahala karena kita dahulu yang memperjuangkannya,
Setiap Khilafah melakukan pembebasan, dan membuat jutaan manusia berbondong-bondong masuk Agama Allah,
kita mendapat kucuran pahala karena kita dahulu yang memperjuangkannya,
Ketika Khilafah membebaskan Palestina, sekaligus menutup mulut-mulut lancang Yahudi Israel,
menghapus peta Israel dari dunia, kita mendapat kucuran pahala karena kita dahulu yang memperjuangkannya,
Ketika Khilafah membagikan harta kepada seluruh umat manusia, meninggikan derajatnya,
memuliakan kehidupannya, kita mendapat kucuran pahala karena kita dahulu yang memperjuangkannya,
Pendeknya, Khilafah akan menjadi perbendaharaan amal kita,
Khilafah akan terus mengirim pahala amal kepada kita, meski kelak kita telah dipanggil Allah SWT.
Ibu, dahulu aku menjalankan kewajiban menuntut ilmu, setiap pagi aku memohon izin kepadamu untuk menunaikannya
Sekarang, aku ingin menunaikan kewajiban untuk memperjuangkan Khilafah, maka aku kembali memohon izin kepadamu.
Ibu, izin dan ridlomu, menjadi semangat dan darah juangku, mengguncang Arsy Tuhanku, menurunkan pertolongan dan kemenangan.
Saat Khilafah tegak, mulut-mulut lancang akan terkunci, kemuliaan Islam dan kaum muslimin tersebar luas, penjajahan umat dan bangsa dapat diakhiri.
Ibu, aku mohon izin kepadamu,
Iringilah doa dan restu, agar perjuanganku mendapat ridho dari Tuhan-ku.
Ibu,
Sungguh aku rindu bersama ibu, kelak di surgaNya, bersama seluruh keluarga kita, bersama para rasul dan ambiya, bersama seluruh pejuang Islam, bersama orang yang dinaungi ridho Allah SWT
Ibu, izinkan anakmu ini berjuang menegakkan Khilafah. Ya Allah, lindungi dan berkatilah kehidupan ibuku, Aamiin. [].