Oleh: Ayu Mela Yulianti, SPt
(Pemerhati Masalah Umat)
Mediaoposisi.com- Kala itu Umar Bin Abdul Aziz, menangis dan tidak bisa tidur selama beberapa hari. Apa sebab ?, karena ia terpilih sebagai Khalifah. Bayangkan jabatan paling tinggi dalam sistem pemerintahan Islam.
Diberi jabatan bergengsi malah menangis sesenggukan dan tidak bisa tidur selama beberapa malam. Atas desakan umat akhirnya jabatan itu beliau terima. dengan hati yang sangat berat.
Karena Umar Bin Abdul Aziz membayangkan dan bergelayut difikirannya bagaimana andaikata dia tidak mampu mengemban amanah kepemimpinan ini dengan baik, apa yang akan dikatakan dihadapan Allah SWT kelak...
Dua tahun kepemimpinannya Beliau wafat. Sejarah mencatat jika umat manusia dibawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz berada dalam puncak keadilan dan kesejahteraan. Tak ada satupun manusia mau menerima zakat.
Bayangkan, tidak ada manusia yang mau menerima harta zakat. Padahal wilayah kekuasaan Umar bin Abdul Aziz terbentang luas hampir menguasai 2/3 dunia, luas, sangat luas. Namun semua manusia merasakan pemeliharaannya, merasakan perhatiannya, merasakan keadilan dan merasakan hidup sejahtera dibawah kepemimpinannya.
Apa sebab semua bisa terjadi ?, jawabnya adalah karena Khalifah Umar bin Abdul Aziz bersungguh sungguh dalam memerintah manusia dengan menggunakan syariat Islam kaffah, yang bersumber dari AlQuran, Hadist Rasulullah SAW, ijma sahabat dan qiyas. Semua beliau pakai dan terapkan tanpa kecuali.
Beliau sangat faham apa arti mengurus urusan umat manusia sebagai arti politik. Beliau sangat faham jika surga akan dijauhkan bagi pemimpim-pemimpin yang dzolim yang membuat sengsara kehidupan manusia.
Untuk itu beliau bersungguh sungguh dalam menjalankan kepemimpinannya agar sedikitpun tidak melenceng dari ajaran agama. Dakwah beliau jalankan, jihad beliau jalankan, hingga Islam tersebar diseantero jagat dan manusia merasakan kemerdekaan yang sebenarnya.
Berbeda dengan hari ini, ketika seorang terpilih menjadi pemimpin, maka segera digelar pesta pora kemenangan, dansa dansi, bahkan bisa jadi ada gelaran pesta sabu, narkoba. Setelah gelaran pesta kemenangan usai, lupa pulalah sang pemimpin terpilih bahwa dia adalah pemimpin yang ditangan dan pundaknya ada banyak amanah kepemimpinan yang menunggu untuk dijalankan.
Jika salah dalam mengambil sumber hukum kepemimpinan seorang pemimpin , maka akan salah pula jalan dan hasilnya. Kezaliman dipertontonkan, ketidakadilan dibanggakan, kerusakan moral diperlihatkan, kehancuran tata kehidupan masyarakat dihasilkan.
Ya, hari ini semua fakta itu terjadi. Apa sebab ?, karena sang pemimpin salah dalam mengambil sumber hukum, yaitu sumber hukum yang berasal dari hawa nafsu manusia, yaitu sekularisme, yang menafikan dan menegasikan hukum-hukum agama, menganggap aturan agama tidak layak dalam mengatur kehidupan.
Akibatnya banyak terjadi kerusakan dalam tata kehidupan manusia, baik aspek hukum, politik, sosial dan budaya kemasyarakatan. Banyak kasus bermunculan tanpa solusi yang tepat. Kasus korupsi, kasus pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, narkoba dan hilangnya rasa aman dimasyarakat.
Hukum rimba berlaku. Ini yang terjadi saat ini, hingga rakyat kecil bingung kemana mereka akan mengadu ketika ada rasa ketidaknyamanan yang dirasakan.
Maka sudah sepatutnya dan selayaknya kita kembalikan fungsi kepemimpinan politik sesuai dengan tuntunan dari Allah SWT dan Rasulullah Muhammad saw, yang bukti keberhasilannya telah dibuktikan oleh seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz, dimana kebaikan kepemimpinannya dirasakan oleh seluruh umat manusia dizamannya.
Belum lagi jika kita kupas kehebatan kepemimpinan Umar bin Khattab ra kakek buyut Umar bin Abdul Aziz dan khalifah-khalifah yang memimpin umat manusia berdasarkan dua hal yang telah diwariskan oleh Rasulullah Muhammad saw, yaitu Kitabullah wa SunnahtuRasul.