Oleh: Eka Putri
(aktivis mahasiswi)
Mediaoposisi.com- Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mewacanakan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) sekolah swasta.
Dalam penerapannya pun masih banyak pro dan kontra yang terjadi disana sini. Muhadjir mengakui bahwa aturan yang dicanangkannya dalam permendikbud 14/2018 itu menuai banyak protes. (CNNIndonesia.com)
Meski begitu sistem zonasi ini sedang terus coba dilaksanakan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan beberapa pihak masih merasa kurang nyaman. Kendati bertujuan baik, terdapat beberapa poin yang disoroti berbagai pihak dan menjadikan sistem zonasi PPDB tahun ini menjadi polemik.
Dari beberapa alasan yang diajukan beberapa wali murid ketika menyatakan ketidak setujuannya diterapkan sistem zonasi ini adalah ketidakmerataan fasilitas yang ada pada sebuah sekolah, selain itu jumlah sekolah yang ada pada setiap daerah pun berbeda-beda.
Beberapa wali murid masih mengeluhkan baleid baru itu, semisal Dini Fitriani yang bahkan anaknya sampai kemaren belum diterima di sekolah negeri manapun. Begitu pula dengan Suwarna (44), meski anaknya diterima di sekolah negeri yang diinginkan, ia mengakui kurang meratanya fasilitas pendidikan bakal membuat masyarakat kesusahan dengan sistem zonasi ini. (CNNIndonesia.com)
Selain itu Kebijakan yang dilaksanakan tanpa menyentuh persoalan mendasar dalam pemenuhan hak pendidikan ini bisa menjadikan masyarakat merasa terdzolimi dengan kebijakan sepihak yang coba diterapkan oleh pemerintah.
Hal ini tentu saja dikarenakan, bagi sekolah swasta yang tidak bersedia mengikuti aturan zonasi , sekolah swasta tak akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. “kalau dia (sekolah swasta) mau masuk zonasi, maka harus ikut aturan. Kalau tidak mau, ya silakan, tapi tidak boleh dapat bantuan dari pemerintah,” kata Muhadjir di Jakarta, Rabu (18/7). (CNNIndonesia.com)
Dalam islam sejatinya pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap rakyat yang wajib dipenuhi oleh Negara, dengan memperhatikan kualitas pendidikan yang baik. Hal ini kemudian mengharuskan setiap individu yang ada terjamin dalam pendidikannya.
Maka, jika menoleh pada sistem islam kita akan melihat bahwa generasi tangguh telah dibentuk. Kita mengenal banyak sekali ilmuan muslim yang bahkan namanya tak lekang dimakan waktu karna kehebatan dan karyanya yang sampai saat inipun masih digunakan semisal Imam Al-Ghazali, Imam Syafi’I, Ibnu Sina serta masih banyak lagi yang lain.
Islam kaffah telah menawarkan solusi bagi setiap problematika yang ada, begitu juga dalam problematika bidang pendidikan.[MO/sr]