Oleh : Trisnawati
(Member Revowriter Aceh)
Mediaoposisi.com- Siapa yang tidak mengenal sosok Umar bin Khattab. Namanya terukir dalam sejara islam sebagai sahabat Rasulullah Saw dan Khalifah kedua setelah Abu Bakar ra. Begitu harum namanya hingga kembali disebut-sebut karena memiliki kesamaan dari sisi kedekatannya dengan rakyat.
Sosok yang tegas, adil, peduli dengan rakyatnya begitulah yang melekat pada sosok Umar bin Khattab. Jika para sahabat terdahulu masing-masing dari mereka memiliki keunggulan amal yang berbeda-beda, dan Rasulullah menyebut sisi unggul Umar bin Khattab adalah pada ketegasannya dalam menegakkan agama Allah. Beliau bersabda:
Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar. (HR. Tirmidzi)
Lantas seperti Apa sosok Kholifah Umar Bin Khattab jika beliau hidup di zaman sekarang:
1. Jika khalifah Umar bin khattab hidup di zaman sekarang maka beliau tidak akan membubarkan kelompok atau ormas yang memperjuangkan khilafah. Sebab Sistem khilafah adalah sistem yang diwajibkan oleh Allah dimana Aqidah Islam dijadikan sebagai landasannya, dengan syariah islam khalifah memelihara seluruh urusan umat.
Syaikh Abdul Qadim Zallum menyebutkan, ”Mengangkat seorang khalifah adalah wajib atas kaum muslimin seluruhnya di segala penjuru dunia. Melaksanakan kewajiban ini – sebagaimana kewajiban manapun yang difardhukan Allah atas kaum muslimin- adalah perkara yang pasti, tak ada pilihan di dalamnya dan tak ada toleransi dalam urusannya.
Kelalaian dalam melaksanakannya termasuk sebesar-besar maksiat, yang akan diazab oleh Allah dengan azab yang sepedih-pedihnya.” (Abdul Qadim Zallum, Nizhamul Hukm fi Al Islam, hlm. 34)
Adapun Syaikh Abdurrahman Al Jaziri juga menyebutkan,”Para imam mazhab yang empat [Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, dan Ahmad] rahimahumullah, telah sepakat bahwa Imamah [Khilafah] itu fardhu, dan bahwa kaum muslimin itu harus mempunyai seorang Imam (Khalifah) yang akan menegakkan syiar-syiar agama dan menolong orang yang dizalimi dari orang zalim. Mereka juga sepakat bahwa kaum muslimin dalam waktu yang sama di seluruh dunia, tidak boleh mempunyai dua imam, baik keduanya sepakat atau bertentangan.” (Ibnu Hazm,Al-Fashlu fi Al Milal wal Ahwa` wan Nihal, Juz 4 hlm.78)
Allah SWT mewajibkan umat islam mengatur hidupnya dengan syariah
فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ
”Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”
Maka sudah pasti Umar Bin Khattab adalah orang yang akan memperjuangkan sistem kekhilafahan ini karena beliau salah satu Khulafaur Rasyidin yaitu empat orang khalifah (pemimpin) pertama didalam Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad saw wafat.
2. Jika khalifah Umar bin khattab hidup di zaman sekarang beliau akan langsung menjatuhkan hukuman kepada para penista agama. Beliau diberi gelar al faruq yang membedakan antara yang haq dan yang batil.
Maka tanpa harus ada aksi bela islam, tanpa harus didemo oleh rakyatnya berulang kali, khalifah umar bin khattab sudah pasti akan memberikan sanksi yang tegas terhadap mereka-mereka yang menistakan agama islam. Karena khalifah umar bin khattab adalah pemimpin yang menerapkan syariat islam.
Imam Ibnul Qayyim telah menjelaskan dengan rinci dalam kitabnya Ahkam Ahli Al Dzimmah, bahwa jumhur ulama (yaitu mazhab Maliki, Syafi’i, Hambali) sepakat jika seorang ahludz dzimmah melakukan penghinaan kepada agama Islam, maka batallah perjanjiannya sebagai warga negara dan layak dihukum mati. (Ibnul Qayyim Al Jauziyyah, Ahkam Ahlidz Dzimmah, hlm. 1356-1376).
Dan hukuman yang tegas kepada orang-orang yang menista agama islam hanya akan terlaksana jika telah adanya khalifah.
3. Jika khalifah Umar bin khattab hidup di zaman sekarang ketika mendapatkan berita tentang Kematian 72 penduduk Kabupaten Asmat di Provinsi Papua akibat kelaparan dan Kasus bayi gizi buruk masih terus muncul tiap tahun.
Angka kematian pasien lima kali lipat di atas rata-rata nasional. (Tempo.com). Apa yang akan dilakukan khalifah umar, beliau akan lansung berkunjung kesana dengan membawa sembako, tanpa membawa ajudan dan wartawan.
Khalifah Umar yang gagah dan tegas akan menangis karena khawatirnya beliau akan dosa yang akan beliau pertanggung jawabkan karena lalainya beliau atas apa yang menimpa rakyat asmat. Bahkan beliau akan berpuasa dan tidak akan memakan apa-apa, seperti yang dirasakan warga asmat.
Dulu ketika beliau menjadi khalifah, Kota Madinah memasuki masa paceklik. Penduduknya mengalami kelaparan. Umar yang warna kulitnya putih kemerahan sudah berubah menjadi hitam akibat kemarau panjang.
Jika dulu dia terbiasa menyantap susu, samin, dan daging, sejak musim paceklik Umar hanya menyantap minyak zaitun, bahkan sering mengalami kelaparan bukan karena seorang khalifah Umar tidak memiliki kecukupan makanan dengan kekuasaan dan kekayaannya telah menyaingi Persia dan Romawi pada masa itu, namun karena beliau juga ingin merasakan hal yang sama seperti apa yang rakyatnya rasakan.
"Jika Allah tidak menolong kami dari Tahun Abu ini, kami kira Umar akan mati dalam kesedihan memikirkan nasib Muslimin," kesan penduduk Madinah.
4. Khalifah dengan gaya blusukannya begitu sangat dirindukan dimasa sekarang. Betapa menunjukan sangat butuhnya umat dengan sosok umar bin khattab. Gaya blusukan ini pun ditiru oleh pemimpin zaman now. Tapi mereka lupa bahwa blusukan yang dilakukan khalifah umar bukan karena pencitraan diawal pemilihan khalifah dan di masa akhir jabatannya. Namun blusukan yang dilakukan khalifah umar sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah dalam menjalankan syariatnya untuk mengurusi umatnya.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
...الإِمَامُ رَاعٍ وَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Imam itu adalah laksana penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban akan rakyatnya (yang digembalakannya)” (HR. Imam Al Bukhari dan Imam Ahmad)
Maka jika khalifah Umar bin Kattab ada di zaman sekarang tentu ia setiap malam akan melakukan ronda untuk memantau kondisi umatnya agar dalam kondisi yang aman dan terjaga.
Sungguh luar biasanya kepemimpinan khalifah umar yang telah terbukti oleh zaman. Bahkan beliau adalah salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Kualitas kepemimpinan, keilmuan dan keislaman Umar hanya berada di bawah Nabi. Dan itu diakui Nabi sendiri saat beliau bersabda: “Kalau ada Nabi setelah aku, maka itu adalah Umar.”
Dan secara kebetulan, Michael H. Hart, seorang non-muslim keturunan Yahudi, dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History pada 1979 menempatkan Umar dalam ranking ke-51 dari 100 tokoh paling berpengaruh dunia sepanjang sejarah. Sedangkan peringkat pertama adalah Nabi Muhammad.
Sosok khalifah Umar hanya akan ada dalam sistem pemerintahan islam karena yang menjadikan sosok khalifah umar tegas, adil, bijaksana serta melindungi rakyatnya karena beliau menjadikan islam sebagai landasan beliau dalam memimpin. maka bagaimana mungkin ada sosok umar bin khattab di zaman sekarang sedangkan sistem yang dijadikan rujukan adalah sistem buatan manusia?[MO]