Ada Agenda Negara Lain Hancurkan NKRI Lewat Narkoba
Berita Islam 24H - Pengamat dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah mengatakan, data tersangka ataupun terpidana kasus narkoba sebagian besar pelakunya berasal dari Cina Daratan.
"Munculnya jaringan narkoba dalam jumlah besar yang pelakunya sebagian besar berasal dari Cina Daratan, sepatutnya mendapat perhatian serius dari aparat pertahanan dan keamanan negara. Soalnya disinyalir mereka mempunyai agenda untuk menghancurkan bangsa ini melalui barang haram itu," tegas Amir, di Jakarta, Senin (1/8/2017).
Sebelumnya Jenderal Moeldoko saat masih menjabat sebagai Panglima TNI mengatakan, saat ini penggunaan narkoba di Indonesia sangat luar biasa. Bahkan, kasus terkini yang terjadi di salah satu perguruan tinggi, salah seorang guru besar terjerat dengan penggunaan narkoba bersama mahasiswinya.
"Hal ini disinyalir ada upaya besar dari negara tertentu untuk menghancurkan Indonesia melalui cara penyalahgunaan narkoba," kata Panglima TNI.
Sementara Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengemukakan, perang candu berupa narkoba sudah melanda Indonesia. “Tujuannya agar kita menjadi generasi oon (bloon/ bodoh) yang mudah ditipu. " ujar Gatot saat menjadi pembicara seminar nasional bertajuk 'Peningkatan Ketahanan Bangsa Untuk Menjaga Keutuhan NKRI' di Grha Sanusi Hardjadinata, kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (23/11/2016).
Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagso menyatakan, keberadaan narkoba di Indonesia, tak lepas dari potensi pasar yang menguntungkan. Dengan penduduk yang banyak, serta letak geografis Indonesia yang mendukung untuk transit. Narkoba kemudian berkembang tak hanya diedarkan melainkan diproduksi.
Kondisi ini diperparah dengan tidak tuntasnya program rehabilitasi, edukasi dan sosialisasi tentang bahaya narkotika. Termasuk keuntungan dari peredaran, serta masih lemahnya pengawasan dan penghukuman terhadap pengedar.
Penegakan Hukum
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta Brigadir Jenderal (Pol) Johny Pol Latupeirissa, menyebut Indonesia merupakan sasaran utama pemasaran narkoba di wilayah Asia Tenggara.
Menurut Johny, lemahnya penegakan hukum di Indonesia membuat jaringan internasional menjadikan Indonesia sebagai pasar. Apalagi harga narkoba di sini bisa melambung tinggi.
"Kenapa narkoba masuk lagi karena Indonesia jadi pasar. Kenapa jadi pasar, karena orang Indonesia satu secara penegakan hukum lemah. Salah satu lemahnya hukum di Indonesia adalah lambannya proses eksekusi mati bagi bandar narkoba yang sudah dinyatakan bersalah oleh pengadilan," ujar Johny di Balaikota DKI, Jakarta Pusat.
Dihubungi terpisah, kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Mintarsih A. Latief mengatakan penegakan hukum bagi para pelaku narkoba harus tegas, tak boleh pandang bulu.
"Peredaran narkoba yang masih marak, tak lepas dari penegakkan hukum. Jadi tidak boleh ada perbedaan, jangan karena misalnya yang terkait adalah orang atau anak (pejabat) penting," ujar Mintarsih kepada Harian Terbit di Jakarta, Rabu (2/8/2017).
Dijelaskan Indonesia menjadi pasar potensial bagi para bandar narkoba internasional, lantaran faktor masih lemahnya upaya pencegahan.
Mental Aparat
Sementara itu pengamat kepolisian Bambang Widodo mengatakan, jika dilihat dari maraknya peredaran narkoba di Indonesia, polisi cenderung belum 'kuat' dalam arti secara taktis dan strategi.
Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini menerangkan, dalam menanggulangi narkoba, aparat harus profesionalitas dalam penyelidikan/penyidikan, dan memperbaiki mental aparat.
“Mental aparat yang paling penting, karena kita masih mendengar beberapa cara-cara yang cenderung bersifat kriminal dilakukan polisi dalam menangani kasus narkoba. Karenanya hukuman berat kepada pelaku kejahatan narkoba aparat yang melanggar, maka peredaran narkoba tidak akan semarak seperti sekarang ini,” kata Bambang. [beritaislam24h.info / htc]