Oleh: Mochamad Efendi (Pengamat el-Harokah Research Center)
Mediaoposisi.com-Dakwah adalah perintah Allah dan jalan para nabi dan rasul. Tentunya ini adalah jalan mulia. Tanpa dakwah kita tidak akan merasakan nikmatnya iman dan islam. Dengan berpegang pada risalah Islam secara kaffah, kita bisa membedakan yang haq dan batil dan menjadikan setiap langkah kita bernilai ibadah serta mengantarkan ke surgaNya yang penuh dengan kenikmatan dan sebaik-baik tempat kembali. Namun dakwah memang tidak mudah dan pasti dapat pertentangan dari penguasa yang menikmati kehidupan dalam sistem jahiliyah. Dakwah selain dilakukan oleh individu juga diperintahkan dalam kelompok dakwah yang menyeru pada kebenaran Islam dan juga mencegah serta menghentikan kemunkaran yang secara massive dilakukan penguasa.
Kelompok dakwah yang memperjuangkan penerapan syariat Islam secara kaffah itulah yang benar. Beramar ma'ruf nahi munkar atau penegakan hisbah itu adalah cara yang tepat dan benar agar kehidupan Islami bisa segera terwujud. Bukankah ini yang dilakukan rasullulah untuk merubah sistem jahiliyah dengan Islam yang mulia.
Jihad juga merupakan cara islami yang sering ditakuti musuh-musuh Islam. Kata jihad telah membakar jiwa-jiwa yang beriman untuk membela agama Allah dalam menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini sehingga sistem Islam akan tegak dan Islam akan menjadi rahmatan lil a'lamin.
Di AD/ART itu di sana disampaikan bahwa visi dan misi organisasi FPI adalah penerapan Islam secara kafah di bawah naungan Khilafah Islamiyah, melalui pelaksanaan dakwah penegakan hisbah dan pengawalan jihad. Ini yang sedang didalami lagi oleh Kementerian Agama karena ada pertanyaan yang muncul, karena ini ada kabur-kabur bahasanya,” ujar Tito saat rapat kerja di Komisi II DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis (28/11/2019).
Kelompok dakwah yang memperjuangkan penerapan syariat Islam secara kaffah itulah yang benar. Beramar ma'ruf nahi munkar atau penegakan hisbah itu adalah perintah Allah seperti yang disampaikan dalam surat Ali Imram: 104. Ketika penguasa merasa gerah dengan Islam kaffah dan dakwah mulai dapat pertentangan dari penguasa adalah indikator keberhasilan
وَلۡتَکُنۡ مِّنۡکُمۡ اُمَّۃٌ یَّدۡعُوۡنَ اِلَی الۡخَیۡرِ وَ یَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ یَنۡہَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡکَرِ ؕ وَ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung" (QS. Ali Imran: 104).
Setelah Hamzah dan Umar masuk Islam menjadi barisan Rasulullah, maka terjadi lah interaksi sempurna dengan penduduk mekkah waktu itu. Kutlah Rasulullah menampakkan dakwah untuk menyembah hanya pada Allah, dan membongkor keburukan-keburukan sistem Jahiliah. Dakwah pemikiran inilah yang membuat geram para petinggi Quraisy, sehingga mereka mencoba menghalangi dakwah dengan cara apapun, sampai dengan penyiksaan.
Dan juga saat ini dakwah untuk menyeru Islam kaffah telah membuat gerah dan marah penguasa rezim. Satu-persatu kutlah dakwah yang lurus yang berjuangan untuk menerapkan Islam secara kaffah dianggap berbahanya dan harus dihabisi.
Penguasa rezim takut kebusukan dan kobobrokannya tercium dan terbongkar sehingga umat menyadari dan menuntut perubahan hakiki bukan sekedar ganti rezim namun sistemnya harus juga berubah, tidak tetap rusak yakni demokrasi yang menerapkan hukum kufur buatan manusia.
Sudah terbukti, rezim tidak lagi mampu menjaga perasaan umat dengan membiarkan penista agama bebas berkeliaran dan tidak tersentuh hukum. Umat marah sebagai bukti rasa cinta mereka pada rasullulah dengan turun kejalan. Demokrasi juga tidak mampu menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat, yang menyinggung penguasa rezim diproses cepat dan dapat hukuman atas tuntutan ujaran kebencian. Tapi yang menyakiti umat dibiarkan dan jikalau diproses karena desakan umat yang turun ke jalan.
Kesejahteran, dalam sistem demokrasi, hanya untuk segelintir orang, para pemilik modal dan penguasa yang mengatasnamakan rakyat. Negara lepas tangan atas kewajiban untuk menjamin kebutuhan dasar rakyat. Rakyat hidup sengsara tapi pemerintah tidak perduli dan terus menaikkan jaminan kesehatan, tarif listrik, biaya pendidikan yang harusnya gratis jika pemerintah berpihak pada rakyat bukan pada pengusaha.
Keberadaan kutlah dakwah yang menyeru pada kebenaran Islam kaffah ditakutkan akan mengancam kedudukan rezim dzalim yang anti Islam. Rencana jahat, kebijakan pro-konglomerat serta konspirasi jahat bersama penjajah kafir asing dan aseng akan terbongkar dan diketahui umat yang semakin muak dengan keberadaan rezim yang tidak memikirkan rakyat.
Kesadaran umat untuk menuntut perubahan hakiki sungguh ditakuti oleh penguasa rezim seperti halnya saat rasullulah bersama para sahabat menyeru pada pembesar kaum Quraisy kepada kebenaran Islam dengan meninggalkan kebiasaan mereka yang buruk, jahiliyah.[MO/db]