-->

Paranoid, PAUD Dituding Terpapar Radikalisme

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh: Mochamad Efendi (Pengamat el-Harokah Research Center)
Mediaoposisi.com-Mungkinkah PAUD, pendidikan usia dini, terpapar radikalisme? Anak-anak kecil yang masih berfikir sederhana dan masih suka bermain tidak mungkin terpapar radikalisme. Sungguh ini tuduhan yang ngawur dan paranoid.

Lalu apa indikator anak PAUD terpapar radikalisme? Apakah jika mereka menangis dan marah-marah pada orang tuanya karena tidak dibelikan mainan atau jajan lantas dikatakan terpapar radikalisme? Atau anak PAUD yang mengerti pergaulan dalam Islam dan menutup auratnya ketika keluar rumah bisa dikatakan terpapar radikalisme? Sebelumnya anak kelas 5 SD yang paham pergaulan dalam Islam antara laki-laki perempuan dianggap membawa virus jahat, radikalisme. 

Wakil Presiden Ma’ruf Amin memperkirakan banyak sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUN) terpapar paham ajaran radikalisme. Hal itu diketahuinya saat ia melakukan kunjungan ke berbagai daerah. (https://indopolitika.com/maruf-amin-sebut-sekolah-paud-terpapar-ajaran-radikalisme).

Radikalisme selalu dikaitkan dengan ajaran Islam. Khilafah dalam buku ajaran agama Islam dianggap konten bermasalah. Anak Aliyah yang bangga mengibarkan bendera tauhid juga dianggap bermasalah sehingga perlu diinvestigasi. Bahkan anak SD kelas 5 yang menerapkan ajaran Islam dalam pergaulan dituding membawa virus jahat radikalisme.

Sementara ormas Islam yang membawa misi dakwah untuk menerapkan Islam secara kaffah harus dibubarkan dan dicabut izinya. Bahkan yang lebih aneh ada polisi yang bertugas mengawasi masjid karena diduga ada ajaran radikalisme disana. Umat Islam moyoritas di negeri ini tapi tidak diberi kebebasan untuk berislam sesuai dengan keyakinannya secara kaffah.

Jika ada anak PAUD sudah memahami pentingnya berislam secara kaffah harusnya kita dukung dan menjadi teladan bagi PAUD yang lain. Jika ada anak PAUD mau diatur dengan Islam dan memiliki kepribadian Islam itu baru luar biasa. Bukankah memang tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk generasi unggul dengan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki kepribadian Islam.


Untuk membentuk peserta didik yang berkepribadian Islam, sinergi antara sekolah, masyarakat, keluarga dan negara sangat diperlukan. Sementara dalam sistem demokrasi sekuler penguasa rezim yang anti-Islam tidak menginginkan Islam kaffah. Islam tidak boleh mengatur kehidupan manusia sehingga jika ada peserta didik yang mau berislam secara kaffah harus diawasi dan diinvestigasi. Masjid yang mengedukasi umat kaffah juga harus diawasi.
Bagaimana bisa sistem pendidikan sekular mampu membentuk kepribadian Islam jika negara tidak menginginkannya. Bahkan penguasa rezim menghalang-halanginya dengan isu radikalisme bagi institusi pendidikan yang ingin mewujudkan generasi unggul yang berkepribadian Islam.
Kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai dari tingkat PAUD hingga Perguruan Tinggi hanya bisa dilakukan oleh negara. Jika penguasa rezim tidak menginginkan sistem pendidikan Islam yang berorientasi pada pembentukan tsaqâfah Islam, kepribadian Islam, terbentuklah generasi sekular yang kering akan nilai agama.
Generasi yang memiliki kepribadian ganda akan menjadi bom waktu yang akan menjadi masalah di kemudian hari bagi negeri ini. Generasi yang alim di tempat ibadah tapi menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya dalam kehidupan. Mereka terbiasa melakukan  korupsi dan menyalahgunakan jabatan karena ingin memperkaya diri sendiri. Mereka berfikir kekayaan adalah indikator sebuah kesuksesan. Mereka menganggap korupsi adalah alternatif untuk mencari rezeki. Segala cara ditempuh agar bisa memperoleh kekayaan atau jabatan yang dijadikan tujuan hidupnya.

Harusnya anak PAUD harus dikenalkan Islam sejak usia dini agar tsaqofah islam yang diajarjan benar-benar terinternalisasi pada pemahaman mereka sehingga saat mereka tumbuh dewasa mereka memiliki karakter kuat dengan kepribadian Islam yang khas. Saat dewasa mereka diharapkan punya keyakinan kuat ditengah arus islamophobia.
PAUD yang perduli dengan menyiapkan generasi unggul yang berkepribadian Islam tidak seharusnya ragu dan mundur meskipun dituding membawa virus radikalisme. Malah yang lebih berbahaya ketika anak PAUD terpapar sekularisme sehingga mereka ketika sudah baliq tidak mau diatur dengan Islam dalam kehidupan. 

Apa yang bisa diharapkan dari generasi yang terpapar sekularisme yang jauh dari agama saat menjalani kehidupan. Mereka hanya mengejar perhiasan dunia yang menipu sementara kehidupan akhirat yang kekal diabaikan. Menghalalkan segala cara dengan cara curang sudah biasa bahkan dianggap harus jika menginginkan kemenangan di dunia.
Pribadi culas dan munafik bertebaran membuat kerusakan dan merugikan rakyat banyak. Inikah yang kita inginkan dari sistem pendidikan sekular  yang akan membentuk generasi berkepribadian ganda, munafik. Sementara sistem pendidikan Islam yang akan membentuk pribadi yang bertaqwa dicurigai terpapar radikalisme. [MO/dp]



Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close