Lilik ummu aulia (ibu rumah tangga)
Mediaoposisi.com-Hari ini, wacana tentang khilafah sedang menjadi trending topic. Saat ini, khilafah sedang
diperbincangkan oleh siapapun. Perbincangan terkait khilafah, seakan menjadi pertanda
semakin dekatnya tegaknya khilafah yang dijanjikan. Sebagaimana dulu, ketika islam pertama
kali datang. Tidak ada satupun rumah di makkah waktu itu yang tidak membicarakan agama
yang dibawa oleh Rusulullah Muhammad.
Di kalangan penguasa, khilafah dipandang sebagai 'monster' yang harus dihilangkan. Sehingga
wajar, berbagai hal yang berhubungan dengan khilafah, jejaknya harus dihapus. Dikalangan
guru sejarah, khususnya sejarah islam, kata khilafah pun tiba-tiba naik daun. Pasalnya, materi
ujian dalam kajian fiqih khilafah, dilarang mengandung kata khilafah. Sementara di kalangan
para penggiat dakwah, munculnya bahasan khilafah di tengah-tengah masyarakat adalah
sebuah keniscayaan. Pasalnya, khilafah adalah janji Allah dan sebuah kabar gembira yang
kedatangannya disampaikan oleh Rasulullah.
Para pembenci khilafah, mereka menggambarkan khilafah dengan sebuah narasi yang
menakutkan. Dikatakan bahwa khilafah adalah monster. Diujarkan bahwa khilafah akan
menghancurkan indonesia. Lebih lagi, propaganda tentang jahatnya khilafah didukung oleh
media-media mainstream. Tak ayal, bagi masyarakat yang tidak paham khilafah, mereka pun
turut membenci khilafah dan takut dengan khilafah.
Tapi, benarkah khilafah itu menakutkan dan bersifat destruktif sebagaimana yang
dipropagandakan? Jika kita membaca sejarah indonesia, ternyata khilafah memiliki andil yang
besar untuk membantu indonesia. Misalnya, khilafah turki utsmani telah mengirimkan bantuan
untuk masyarakat aceh dalam perang melawan belanda. Selain itu, dikirimkannya utusan 'wali
songo' oleh khilafah turki utsmani, selain menyebarkan islam dengan damai, mereka pun
dibekali dengan ilmu tentang kecakapan hidup yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Lebih lagi,
tidak pernah tercatat dalam sejarah bangsa ini adanya penjajahan ataupun eksploitasi yang
dilakukan oleh khilafah. Lantas, dari sudut pandang mana khilafah membahayakan indonesia?
Berdasarkan dalil naqli, kembalinya khilafah atas manhaj kenabian adalah janji Allah dan kabar
gembira dari Rasulullah. Artinya, khilafah dapat dipastikan akan tegak kembali. Masalahnya,
bagi orang-orang yang merasa kepentingannya terancam, akan berupaya untuk menghalangi
tegaknya institusi yang akan mempersatukan umat tersebut. Sehingga wajar, berbagai
kampanye dan propaganda negatif akan digencarkan.
Berdasarkan kajian fakta, sebenarnya khilafah inilah yang sangat dinantikan oleh umat. Terlepas
mereka cinta ataupun benci dengan khilafah. Ketika umat merasa tercekik untuk membayar
premi jaminan kesehatan, mereka sebenarnya berharap bisa menikmati pelayanan kesehatan
dengan gratis atau murah. Bukankah hanya khilafah yang akan mewujudkan harapan mereka.
Dengan politik ekonomi yang akan menjamin pelayanan kesehatan bagi masyarakat
menggunakan skema pembayaran dari hasil pengelolaan sumber daya alam milik umum.
Ketika umat saat ini butuh merasakan kehidupan yang sejahtera, bukankah hanya khilafah yang
akan mewujudkannya. Khilafah dengan sistem politik ekonominya akan memastikan distribusi
kekayaan menjangkau setiap individu warga negara. Berbeda dengan sistem kapitalisme yang
diterapkan saat ini. Sistem kapitalisme ini hanya akan menyejahterakan segilintir orang.
Benarlah ungkapan yang menyatakan, saat ini yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin
semakin miskin.
Alhasil, meskipun sebagian orang ada yang benci dengan khilafah, sebenarnya mereka sangat
menantikan hadirnya institusi ini di tengah-tengan mereka. Dengan khilafah, kehormatan
mereka akan terjaga. Darah mereka akan terlindungi. Keharmonisan berbagai agama dan
kepercayaan akan terjaga. Khilafah hanya akan sangat berbahaya bagi mereka yang rakus
dengan kekayaan umat.[MO/dp]
Wallahualam bishowab