Oleh: Ika Mawarningtyas
(Analis Muslimah Voice)
Mediaoposisi.com-Virus Islamofobia yang ditunggangi oleh Khilafahfobia kembali diguncang, apalagi setelah Menkopolhukam Wiranto memberikan pernyataan melarang menggunakan diksi Khilafah dalam dakwah. Pemblokiran kata khilafah yang diamini oleh rezim ini bukti bahwa rezim begitu paranoid dan gagal paham tingkat dewa dengan Khilafah ajaran Islam.
Hal yang menampar mereka ketika menemui betapa banyaknya ajaran Islam tentang Khilafah ada di buku fikih yang pernah diterbitkan Kemenag. Salah satunya sebagai berikut, "Berdasarkan pendapat yang diikuti mayoritas umat Islam (mu'tabar), hukum mendirikan khilafah itu adalah fardhu kifayah dengan beberapa alasan sebagai berikut:," bunyi uraian materi tentang khilafah yang dikutip detikcom dari Buku Siswa Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013, Selasa (30/7/2019).
Tangkapan layar buku ini sempat viral di jagat sosial media. Sampai-sampai Kepala MA Terpadu Al-Aqobah 4 Jombang Fahrurrozi meminta untuk merevisi buku digital Kemenag yang masih membahas tentang Khilafah.
Padahal seluruh ulama Aswaja, khususnya imam empat mazhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Hanbali), sepakat, bahwa adanya khilafah, dan menegakkannya ketika tidak ada, hukumnya wajib.
Syeikh Abdurrahman al-Jaziri (w. 1360 H) menuturkan yang artinya, “Para imam mazhab (yang empat) telah bersepakat bahwa Imamah (Khilafah) adalah wajib…” [Lihat, Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala al-Madzâhib al-Arba’ah, Juz V/416]. Ulama Nusantara, Syeikh Sulaiman Rasyid, dalam kitab fikih yang terbilang sederhana namun sangat terkenal berjudul Fiqih Islam, juga mencantumkan bab tentang kewajiban menegakkan khilafah.
Sungguh, memblokir kata Khilafah dari dunia Islam adalah investasi dosa yang akan dipanen balasannya kelak. Menutupi keagungan Khilafah dan kebenarannya di dalam khazanah keislaman adalah kedzoliman yang luar biasa. Karena Khilafah adalah tajul furudh (mahkota kewajiban), dengannya seluruh syariat Islam mampu diterapkan dalam segala aspek kehidupan.
Lalu kenapa harus disembunyikan? Padahal, semakin ditutup rapat dari pintu umat, umat akan semakin penasaran dan mencari kebenaran tentang Khilafah.
Perlu digaris bawahi, dakwah Khilafah menggelegar bukan hanya dari lisan para pengembannya tapi juga karena propaganda busuk para pembenci Khilafah. Apa saja yang dilakukan para pembenci Khilafah tak lebih hanya akan membuat umat terbuka lebar tentang keagungan Khilafah.
Jika mereka sampai mengkriminalisasi Khilafah ajaran Islam, hal ini justru semakin mendekatkan umat pada pertolongan Allah SWT.
Wahai umat bersatu dan berjuanglah di jalan yang lurus demi mengembalikan kehidupan Islam. Sungguh tak ada kesejahteraan dan kedamaian abadi selain yang dibawa oleh dienul Islam Mulia nan Agung. Maka teruslah sampaikan kebenaran Islam, bersabarlah dan istiqomah lah.
"Sungguh orang-orang yang menimpakan fitnah kepada kaum Mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar" (TQS al-Buruj [85]: 10).
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (Q.S. Ash-Shaff [61] : 8). [MO/sg]