Oleh : Nasrudin Joha
Mediaoposisi.com-Menjadi wanita muslimah itu, awalnya memberikan ketaatan kepada ibu bapak. Namun, semenjak menikah sejak saat itu ketaatan itu hanya untuk suami.
Bahkan, hingga ada perintah ketaatan kepada orang tua, sepanjang suami belum meridloi maka ketaatan kepada orang tua itu terhijab. Sampai-sampai, Rasulullah SAW berujar, andai saja diperkenankan beribadah kepada hamba, niscaya Rasulullah perintahkan istri sujud kepada suaminya.
Saat suami pergi, istri wajib menjaga harta dan kemuliaannya. Tidak diperkenankan, seorang istri menerima tamu -melainkan wajib seijin suaminya- begitulah ketentuannya.
Karena itu, agama memerintahkan dengan tegas kepada para istri untuk taat pada suami. Allah SWT telah melebihkan sebagian hamba-Nya bagi sebagian yang lain. Dan dalam urusan rumah tangga, Allah SWT telah menjadikan suami sebagai Imam sekaligus Qowam rumah tangga.
Namun, ketaatan kepada suami bukan berarti tidak berbatas. Ketaatan itu dibatasi pada perkara yang Ma'ruf, pada perkara yang tidak bertentangan dengan syariat.
Jika suami memerintahkan pada yang Mungkar, meminta ditaati untuk perkara yang menyelisihi syara', maka sudah menjadi kewajiban istri untuk mengingatkan suami. Karena, istri itu ibarat sahabat bagi suami. Seorang sahabat, wajib mengingatkan sahabatnya jika keluar dari syariat.
Wahai para istri, jika saja ada diantara Kalian, mendapati suami kalian memilih Jokowi dan meminta kalian juga melakukan hal yang sama, maka ingatkanlah. Perkara memilih Jokowi bukan perkara yang Ma'ruf, meski Jokowi memiliki wakil bernama Ma'ruf Amin.
Jokowi terkenal tukang bohong, ingkar dan khianat. Padahal agama ini, mengharamkan perilaku dusta, ingkar dan khianat. Bahkan, Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita tiga ciri munafik : dusta, ingkar dan khianat.
Karena itu perintah untuk mentaati suami yang memilih Jokowi bukanlah perintah yang wajib ditaati, tetapi wajib dikoreksi, dinasehati, diluruskan. Bahkan, sebagai bagian dari dakwah amar Ma'ruf dan nahi munkar, kalian para istri wajib menasihati para suami, agar urung memilih Jokowi.
Ingatkan, bahwa Jokowi itu memiliki sahabat karib bernama Romi. Padahal, Romi itu tersangka KPK Karena kasus korupsi. Bukan mustahil, tabiat Jokowi tidak jauh beda dengan karakter Romi.
Meskipun demikian, untuk menasihati suami tetap wajib dengan cara yang Ma'ruf. Tidak perlu ngambek dan minta, pulangkan saja pada orang tuaku. Itu tindakan jahil, yang berasal dari lirik lagu yang menyesatkan.
Perlahan, rayu suami, pijit suami, dekati dengan mesra, peluk dengan hangat. Lalu, mendesahlah pada telinga suami, dan bisikan dengan mesra 'Mas, jangan pilih Jokowi ya". [MO|ge]