-->

S.A.S: Salah Aja Semua. Ini Makhluk Terbuat Dari Apa ?

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh: Nasrudin Joha

Mediaoposisi.com-"Peran agama, harus kita pegang. Misalnya, Imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, Kantor Urusan Agama, harus dari NU. Kalau dipegang selain NU, salah semua," Said Aqil Shiroj (27/1).

Jika ditelaah lebih dalam, pernyataan SAS ini mengkonfirmasi beberapa hal :

Pertama, adanya ambisi berkuasa yang luar biasa parah, sampai urusan keagamaan pun dipahami sebagai perebutan kekuasaan ditengah umat. Agama tidak lagi dipahami sebagai sarana untuk menghamba kepada Allah SWT dan melayani umat, tetapi agama dijadikan sarana menyalurkan syahwat kekuasaan.

Untuk urusan receh saja, Imam dan khatib, KUA, perburuannya sudah kayak rebutan jabatan menteri, kuasai semua. Ini sebenarnya, umat mau dikemanakan ? Mau dirusak akidahnya ? Niat menjadi khatib dan Imam mau dibelokkan ? Bukan lagi ibadah, tapi kooptasi kekuasaan dan kepercayaan umat ? Yang benar saja !

Kedua, adanya upaya adu domba dan pecah belah. Menganggap diri dan golongannya suci dan paling benar, sementara golongan lain salah semua. Padahal, SAS ini sering jualan toleransi dan kebhinekaan. Mana buktinya ?

Coba, dari seluruh masjid yang ada, mana masjid yang dikuasai SAS ? Apakah sisa masjid semua imamnya salah dan masuk neraka ? Ada Imam, ada yang sholat itu harusnya bersyukur, bukan malah menuding pihak lainnya.

Jualannya anti Wahabi, anti khawarij, mempromosikan Islam nusantara yang damai, tapi kelakuan justru mengkonfirmasi Wahabi. Suka mencela dan memvonis golongan lainnya.

Ketiga, pernyataan SAS ini tidak mewakili pemikiran NU yang menganut Faham ahlus Sunnah wal jama'ah. Pernyataan ini justru mereduksi keagungan NU yang didirikan KH Hasyim Asyari, yang mendirikan NU untuk berkhidmat kepada agama, melayani seluruh umat, bukan hanya untuk NU.

Ambisi politik dan kooptasi organisasi dari orang semacam SAS inilah yang membahayakan eksistensi NU. Jika kader dan jamaah terus dijejali pemikiran nyeleneh, maka mereka boleh jadi mencari alternatif ormas lain dan ini akan semakin menggerus eksistensi NU. Massa jutaan suatu saat hanya tinggal kenangan, jika perilaku SAS ini terus dipertahankan.

Keempat, jelas ada misi lain dari statement SAS ini. Bukan sekedar mereduksi makna agama, memecah belah, tapi jauh lebih parah. Misi pendangkalan akidah. Memahami umat, saudara seiman, bukan lagi berdasarkan timbangan kalimat 'La Ilaha Illallah, Muhammadur Rasulullah', tetapi dengan identifikasi NU atau non NU. Ini gawat !

Jika sudah sampai pada tahap itu, pernyataan SAS ini sama dan sebangun dengan slogan 'aku pancasila' selainnya salah, tidak Pancasilais. NKRI harga mati, selainnya dianggap memecah belah bangsa. NU berubah dari ormas menjadi agama, selain NU semua ormas Islam dianggap salah.

Saya kira para ulama, Kiyai, habaib dari kalangan NU wajib turun tangan untuk menyelamatkan jam'iyah. Jika perilaku SAS ini dibiarkan, bahkan dianggap benar dan memperoleh pembenaran, maka saya khawatir NU akan keluar jauh dari khittohnya.

KH Hasyim Asyari akan menangis, jika melihat jam'iyah yang didirikannya yang diakadkan untuk beribadah kepada Allah SWT dan melayani umat, diubah menjadi 'agama baru' yang dengan itu, dijadikan sarana untuk menyalahkan semua kelompok dan golongan lainnya, meskipun sesama Islam. [MO|ge]

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close