Oleh: Yulia Hastuti
Mediaoposisi.com-Akhir pekan yang lalu Sabtu (26/1) telah terjadi gebrakan ukhuwah Islamiyah yang membuat viral di media sosial.
Acara besar ini disiasati oleh Muslim Movement Indonesia dengan diadakannya tabligh akbar mendengarkan Tausiyah oleh da'i kondang Tuan Guru Ustad Abdul Somad (UAS) bertempat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Tausiyah yang disertai tahsin kolosal dan shalat berjamaah bersama ribuan orang dengan di Imami pemuda shalih yang terkenal dengan lantunan merdu bacaan ayat suci Al Qur'an Muzammil Hasballah. Acara ini bertemakan "Cinta Islam, Cinta NKRI, Cinta Ukhuwah"
Meski diwarnai dengan guyuran hujan yang membasahi Kota Bandung malam itu, namun ghirah para jamaah tidak surut dan tetap bertahan di lapangan dengan derasnya hujan sebelum UAS naik ke atas panggung.
"Jadikan air hujan ini sebagai berkah penghapus dosa, kalian datang kesini dari berbagai latar belakang. Allah menjadi saksi bahwa malam ini puluhan ribu umat ini berkumpul demi kebaikan dan Lillahitaa'llaa", tegas UAS dalam pembukaan di acara itu.
Teriakan semangat tersebut dibalas takbir jamaah yang memenuhi lapangan. Ukhuwah seolah menjadi tanpa batas. Sebab sesama muslim sudah selayaknya kita diibaratkan organ tubuh. Jikalau satu diantara mereka terluka, maka yang lainnya juga akan merasakan sakit. Begitu juga sebaliknya.
Masih adakah yang tega mengatasnamakan Islam dengan tuduhan intoleran, anti-pancasila, anti-NKRI, radikal? Sementara di bagian NKRI ini tepatnya di Kota Bandung malam itu getaran iman yang telah Allah karuniakan menjadi saksi indahnya ukhuwah umat. Karena cinta bukan sekedar omong kosong dan janji manis belaka.
Maka cinta kepada tanah air sesungguhnya cukup dibuktikan dengan ketaqwaan kepada Allah semata. Sebab tanah ini milik Allah, tanah ini tunduk kepada Sang Pemiliknya. Mengapa harus pongah.
Seharusnya kita malu sebagai hamba yang cuma numpang berdiri sesaat di atas tanah dan masih enggan tunduk berserah diri dibawah kedaulatan-Nya.
Jelaslah dalam tafsiran Surat Al Anfal ayat 63 "dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana"
Allah telah menyatukan kita kelompok dalam satu ikatan saling mencinta dan menyayangi yang mungkin sebelumnya saling bermusuhan dan terpecah belah. Sekarang kita berada dalam satu barisan penyatuan umat dengan taruhan harta dan jiwa demi misi dakwah.
Allah jugalah yang menguasai hati manusia. Dialah yang menunjuki jalan keimanan, kasih sayang dan persaudaraan. Allah Mahaperkasa, Maha Penyayang dan Maha Agung.
Alhamdulillah dari Bandung kita bisa menyaksikan titik awal kebangkitan Islam. Persatuan umat sudah didepan mata dan tali ukhuwah Islamiyah semakin erat terjaga.
Kita hanya tinggal menunggu dan menyongsong kegemilangan Islam yang sudah padam hampir 95 tahun akan kembali tegak dalam bingkai syariah.[MO/ad]