-->

Risalah Pamit Menuju AKSI BELA TAUHID, Reuni 212 Di Jakarta

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh: Nasrudin Joha
Mediaoposisi.com-Bismillahirrohmanirrohiem,

Teruntuk istriku tercinta, seorang wanita sholeha yang dahulu aku tiada meminangmu dengan harta, tiada menjanjikanmu dengan kemegahan dunia. Kuingatkan kepada dirimu, juga kepada diriku, bahwa aku dahulu meminangmu, meminta persetujuan walimu untuk menjadikanmu sebagai pendamping hidupku, menjadi penyempurna agamaku, karena aku akan membawamu ke Surganya Allah.

Ya, dahulu kau kupinang dengan janji surga, kau kupinang dengan ketaatan, yang dengan ketaatan itu karenanya diriku dan dirimu, anak-anakku yang lahir dari rahimmu dan tumbuh dalam asuhanmu, mendapat 'Kelayakan' untuk memasuki surga, dari pintu manapun yang kita kehendaki.

Janganlah bersedih karena dunia, tetaplah bersabar dalam ketaatan, dan ikhlaskan kepergianku, berpisah denganmu dan anak-anak kita, saat aku memenuhi seruan dari Tuhanku. Tetaplah Qonaah dengan apa yang ditetapkan Allah, berupa secuil nafkah yang sanggup aku tunaikan untukmu dan keluarga kita, karena itulah kesanggupanku dari seluruh ikhtiar maksimal yang aku upayakan.

Sungguh, telah datang seruan dari Tuhanku, seruan dari Tuhan seru sekalian alam, melalui lisan ulama, menyeru hadir dalam aksi bela tauhid 212 di Jakarta. Karenanya, aku pasti memenuhi seruan itu, dan untuk waktu yang sesaat atau bahkan untuk waktu yang selamanya, aku akan berpisah darimu, dari anak-anakku, dari keluarga kita.

Tetaplah tegas menjadi seorang yang shaleha, sebagaimana ikhtiar maksimal yang dilakukan Sayyidah Sumayah yang Syahid menuju surga karena membela agamanya. Jadilah wanita yang ridlo sebagaimana Bunda Masyitoh, yang ikhlas melepas buah hati, menuju ridlo dan pangkuan ilahi. Jadilah, sebagaimana Al Khonsa, yang bergembira mendengar kabar putera-puteranya, Syahid di jalan Allah SWT.

Istriku, aku telah memilihmu karena itu aku bertanggung jawab atas pilihan itu. Aku juga bertanggung jawab, atas janji surga untukmu, untuk keluarga kita.

Karena itu, aksi jihad bela tauhid adalah satu diantara kunci-kunci meraih ridlo-Nya. Aku pamit untuk mengikutinya, berhimpun bersama jutaan saudara muslim yang lainnya.

Aku ingin membela bendera tauhid, sebab bendera itu kelak di hari kiamat yang akan membela kita dan menjadi naungan kita. Aku, telah berazam memilih ridlo Allah dan Rasul-Nya, diatas keinginan untuk terus bersama istri, anak-anak, rumah yang aku tinggali, perniagaan yang aku sukai.

Istriku, percayalah. Aku pamit berpisah untuk memastikan kita abadi bersama kelak, di surganya Allah SWT.

(Tiba-tiba, dari arah belakang istri Nasrudin Joha datang dan berbicara sopan pada suaminya yang sedang menulis risalah pamit).

"Suamiku, bukankah kita bisa Reuni bersama ? Bukankah anak-anak juga bisa kita ajak turut serta ? Bukankah risalah pamit ini tidak perlu, karena kita akan ikut aksi bela tauhid bersama-sama ?" Ujar sang istri.

Nasrudin Joha nampak sumringah, wajahnya memerah gembira mendengar 'IDE SUPER BRILIANT' dari sang istri.

"Betul juga ya ? Engkau benar wahai istriku, Kalo begitu ayo kita bersama-sama berangkat menuju aksi bela tauhid 212". Tegas Nasrudin Joha.

Anak-anak keluarga itu mendengar diskusi kedua orang tuanya, seketika mendengar kabar akan aksi bersama, anak-anak itu bergembira ria.

"HOREEE.......KITA AKAN IKUT AKSI BELA TAUHID 212. TAKBIR ....!", serempak anak-anak Nasrudin Joha berteriak lantang. [MO/ge]


Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close