-->

Nasib Guru Di Era Kapitalis

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

OlehYuli Mastari,S.Pd 
(Salah satu Guru Sekolah Swasta Banjarbaru KALSEL)

Mediaoposisi.com-Di tengah hiruk pikuk tragedi terjadi jatuhnya pesawat Lion Air, ternyata ribuan tenaga honorer Indonesia tengah berjuang.  Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo menyaran-kan para guru honorer yang hendak bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Untuk mengajukan surat permohonan menurutnya cara tersebut akan lebih Efektif ketimbang melakukan aksi unjuk rasa didepan istana. Namun hingga petang tak ada satupun perwakilan massa aksi guru ini di temui presiden maupun perwakilannya, Menurutnya tuntutan dari para guru honorer untuk segera di angkat menjadi pegawai negri sipil adalah permasalahan teknis.

Demi mewujudkan tuntutannya mereka bahkan  rela menginap di seberang istana Negara  (20/10/2018) mereka sangat kecewa lantaran pada masa kampanye dulu, para tenaga honorer ini seolah komoditas politik untuk meraup suara. Namun janji tinggalah janji ,hingga kini nasib guru honorer masih tidak menentu.

Berbicara Nasib gaji guru Honorer bukan hal rahasia lagi bila gaji guru honorer saat ini terbilang sangat rendah yaitu berkisar antara 350.000-400.000/perbulan bahkan mungkin di beberapa daerah lain lebih rendah lagi dari itu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy menjelaskan rendahnya gaji guru honorer saat ini lantaran hanya dibiayai oleh pihak sekolah yang mempekerjakannya. Ironis sekali saat kita mendengar dan mengetahui fakta tersebut.

Akibat dari lepas tangan dari Negara ini sudah menjadi fakta tersendiri bagaimana para guru ini berjuang untuk mengais rezeki dari jalan yang beragam jenisnya, dari mulai mengajar bimbel, ojek online,sampai penjaga toko lepas dari jam mereka mengajar di sekolah.ini mereka lakukan hanya untuk memenuhi beban hidup yang semakin berat saat ini.

Guru Milenial saat ini

Guru dalam sebuah kamus bahasa Indonesia definisi kata guru adalah orang yang memiliki pekerjaan sebagai pengajar. Sedangkan Honorer adalah guru yang tidak di gaji seperti guru tetap, melainkan menerima honorarium berdasarkan jumlah jam pelajaran.

Dari definisi ini saja sebenarnya sangat terlihat akar dari lingkar setan permasalahan guru honorer ini, ini tak lain adalah karena di negeri kita ini diterapkan sistem kapitalisme sekularisme. Kapitalisme inilah yang membawa pendidikan negri ini kedalam jurang kehancuran.

Padahal guru adalah tulang punggungnya pendidikan bangsa yang akan membawa nasib generasi yang akan datang ke depan pintu gerbang tercetaknya generasi yang lebih baik.

Seharusnya pemerintah peduli dan bertanggung jawab terhadap nasib para guru honorer yang tidak mendapatkan hasil yang sepadan dengan jasa yang sudah dihancurkan.tapi inilah sebenarnya pembuktian dari gagalnya system kapitalisme sekuler dalam memberikan perhatian dan jaminan kesejahteraan bagi para guru.

Guru Dalam Naungan Sistem Islam Mulia 

Saat guru lebih tegas diancam dengan hukum penjara, saat guru diam murid sangat keterlaluan, namun adab di akhir zaman ini sangat mudah untuk terbolak balik, perbedaan yang sangat signifikan sekali jika Negara di atur dalam sistem Islam.

Negara berkewajiban mengatur segala urusan berkenaan dengan sistem pendidikan. Bukan hanya terkait dengan kurikulum ,akreditasi sekolah, metode pengajaran, dan bahan-bahan ajarnya, tetapi juga mengupayakan agar pendidikan dapat diraih rakyat dengan mudah.Perhatian Rasulullah Saw.

Terhadap dunia pendidikan tampak ketika beliau saw. Menetapkan agar para tawanan perang Badar dapat bebas jika mereka mengajarkan baca tulis kepada sepuluh orang penduduk Madinah. Hal ini merupakan tebusan. Menurut hokum islam, barang tebusan itu merupakan hak baitul Maal (kas Negara).

Dua sisi mata uang yang sangat berbeda ketika dahulu Islam masihlah sebagai mercusuar dunia, ditemukan dalam sejarah “ Pendidikan di Masa Khilafah Islam, guru dalam Negara khilafah Islamiyah mendapatkan penghargaan yang begitu tinggi dari Negara termasuk pemberian gaji.

Negara mampu memberikan jaminan pendidikan secara Cuma-Cuma (bebas biaya) dan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh warga untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dengan fasilitas sebaik mungkin.

Sejarah pernah mencatat pada Madrasah Al Mustanshiriah yang didirikan Baghdad. Sejarah mencatat sekolah ini memberikan kepada siswanya beasiswas berupa emas seharga satu dinar(4,25 gram emas).

kehidupan mereka dijamin sepeniuhnya.bahkan ada sebuah kisah yang dituturkan oleh Al Wadliyah bin Ataha’ bahwa Khilafah Umar Bin Khattab memberikan gaji kepada tiga orang guru yang mengajar anak-anak di kota Madinah.

masing-masing sebesar 15 dinar setiap bulan(1 dinar= 4, 25 gram emas;15 dinar = 63,75 gram emas) bila saat ini harga emas Rp 650.000,-, berarti gaji guru saat itu setiap bulannya adalah sebesar Rp 41.437.500) atau pada zaman Shalahuddin al Ayyubi dengan gaji yang lebih besar lagi.

Pada zaman ini pula  ternyata perhatian kepala Negara (Khalifah) bukan hanya tertuju pada gaji para guru dan biaya sekolah saja,tetapi sarana dan prasarana yang lainnya, seperti perpustakaan, auditorium,observatorium,dll.

Sarana dan prasarana pendidikan adalah media yang digunakan untuk melaksanakan program dan kegiatan pendidikan.setiap kegiatan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana-sarana fisik yang mendorong terlaksananya program dan kegiatan tersebut sesuai kreativitas,

daya cipta dan kebutuhan.sarana tersebut berupa buku-buku pelajaran, bangunan gedung sekolah,asrama siswa, perumahan staff pengajar ,perpustakaan,laboratorium,dan sebagainya.semua sarana tersebut di berikan secara Cuma-Cuma.

Sangat jelas jaminan profesionalitas yang diberikan daulah kepada tenaga pendidik dan peserta didik dalam kesejahteraan guru.Selain mendapatkan gaji yang sangat besar,mereka juga mendapatkan kemudahan untuk mengakses sarana - prasarana untuk meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya.

Hal ini akan menjadikan guru-guru bisa fokus untuk mejalankan tugas-tugasnya sebagai pendidik dan pencetak SDM yang berkualitas, dan pada akhirnya peradaban agung dan mulia dapat tercipta. Takkan ada duka sistematik yang melanda para guru dalam sistem khilafah Islam. [MO/ge]



Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close