-->

Mewujudkan Pariwisata Islami

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh : Mardhiyyah
(Pariwisata Budaya Syirik Mnegundang bencana)

 Mediaoposisi.com- Pada 2019 nantinya ditargetkan devisa dapat mencapai 20 miliar dolar AS, dengan industri pariwisata jadi penyumbang terbesar.tirto.id - Kementerian Pariwisata tengah berupaya untuk menjadikan industri pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar. Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan pertumbuhan pariwisata sebesar 20 persen. "Industri pariwisata. Karena diketahui, industri pariwisata [jadi] industri paling mudah dan murah untuk mendapatkan devisa," ujar Arief di Kompleks DPR-MPR Jakarta pada Kamis (16/8/2018).

Berdasarkan hal diatas ,  saat ini Indonesia sedang menggencarkan industry pariwisata. Pariwisata yang dikembangkan adalah keindahan alam, kebudayaan dan tradisi , oleh karena itu dikembangkanlah kearifan budaya local .

Berharap dengan mengembangkan budaya local akan menjadi pariwisata nasional  yang akan menjadi daya tarik bagi wisatawan local maupun asing,  dengan begitu akan menghasilkan devisa bagi Negara . Sebagaimana yang sampaikan  oleh Plt Bupati Purbalingga dalam mengembangkan wisata daerahnya yang dirilis dalam berita Republika .REPUBLIKA.CO.ID, Ahad 30 Sep 2018 21:15 WIB PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan mengusulkan Festival Gunung Slamet (FGS) yang rutin diselenggarakan setiap tahun, agar bisa masuk dalam agenda pariwisata nasional. Hal itu disampaikan Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Partiwi, saat membuka pelaksanaan FGS.

Indosnesia  memang Negara yang memiliki banyak ragam budaya , tradisional  , dan adat istiadat , dengan kepercayaan kepercayaan animism dinamisme , yang dipraktekkan pada puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, diyakini oleh masyarakat setempat bisa menyelamatkan atao menolak bala bencana , dengan ritual-ritual khusus yang dilaksanakan puluhan tahun bahkan ratusan tahun dan   sudah hamper punah namun  sekarang hendak di hidupkan kembali, dengan harapan nilai – nilai etnik daerah yang unik bisa menjadi daya tarik wisatawan baik local maupun asing .

Sejatinya kepercayaan kepada tradisi adat istiadat dan budaya dengan keyakinan dengan ritual ritual tertentu  bisa menyelamatkan dari bencana adalah termasuk dalam kategori perbuatan syirik dan pelakunya disebut musyrik ,  karena meyakini ada kekuatan lain selain Allah SWT, menganggap Allah punya sekutu ,  dimana perbuatan ini tidak diampuni oleh Allah . Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’: 48).

 Bencana gempa, tsunami, yang terjadi  di palu , yang sebelumnya ada kegiatan pembukaan festilval palu Nomoni, sebagimana diberitakan  REPUBLIKA.CO.ID, BAUBAU -- Adrian (35), saksi mata yang selamat, mengatakan ada seribuan warga sedang berada di pinggir pantai anjungan Nusantara, Kota Palu, Jumat (28/9) sore saat tsunami menerjang wilayah tersebut. Masyarakat setempat saat itu sedang menantikan acara pembukaan fetsival 'Pesona Palu Lomoni' yang digelar di pantai tersebut..

''Ada seribuan warga yang berkumpul, termasuk pelajar yang akan ikut mengisi acara festival itu,'' kata Adrian kepada wartawan LKBN Antara, Rolex Malaha di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9).

Kegiatan festival palu nomoni adalah kegiatan ritual untuk menyembuhkan orang yang sedang sakit dengan rangkaian  kegiatan yang banyak diantaranya adalah dengan menyebarkan larung ke pantai . sebagai Sesajen penyembuhan ala Suku Kaili Sulawesi Tengah. Ritual penyembuhan Baliya Jinja di Kampung Kaili, Pantai Talise, Kota Palu, Sulawesi Tengah dalam kegiatan Pekan Budaya Indonesia 2017 dan Festival Pesona Palu Nomoni II yang berlangsung sejak 22 hingga 27 September 2017. (ANTARA News / Dewanti Lestari).Kamis, 28 September 2017 13:06 WIB .Dan pada tahun 2018 ini adalah festival Palu Nomoni III pada jumat 28 yang kemudian diterjang oleh tsunami:

Kebanyakan orang  saat ini dengan ideology kapitalisme yang dilandasi sekulerisme memisahkan agama dari kehidupan , menganggap bahwa Allah tidak berperan dalam apa yang terjadi di alam , mereka  memandang berbagai macam musibah yang menimpa manusia hanya dengan logika berpikir yang bersifat rasional, terlepas dari tuntutan Wahyu Ilahi.

Misalnya terjadinya becana alam , gempa bumi, tsunami , dan lain-lain, dianggap sebagai fenomena kejadian alam yang bisa dijelaskan secara rasional sebab-sebabnya. Mereka tidak mengakui adanya Allah yang mengendalikan bumi dan seisinya ,padahal Allah SWT   mengatur dan menggerakkan segala yang ada di bumi  .Allah SWT Maha Kuasa untuk mengubah keteraturan alam menjadi tidak teratur, dalam hal ini pergeseran lempeng di bawah laut.

. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)

Seorang ulama’ yang bernama Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu memberi ulasan terhadap  ayat tersebut dengan mengatakan: “Ayat-ayat yang mulia ini memberi pengertian kepada kita bahwa Allah itu Maha Adil dan Maha Bijaksana, Ia tidak akan menurunkan bala’ dan bencana atas suatu kaum kecuali karena perbuatan maksiat dan pelanggaran mereka terhadap perintah-perintah Allah” (Jalan Golongan Yang Selamat, 1998:149)

Terjadinya gempa tsunami seharusnya menjadikan manusia menyadari akan kemaksiyatan dan dosa – dosa yang dilakukannya .

Periwisata dalam pandangan Islam
Islam tidak menolak adanya pariwisata , Islam menjadikan Obyek yang dijadikan tempat wisata , bisa berupa potensi keindahan alam, yang nota bene bersifat natural dan anugerah dari Allah SWT, seperti keindahan pantai, alam pegunungan, air terjun dan sebagainya. Bisa juga berupa peninggalan bersejarah dari peradaban Islam. Obyek wisata seperti ini dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan pemahaman Islam kepada wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Sehingga Pariwisata dalam pandangan Islam sebagai ajang taqarrub ilallah yaitu kesadaran akan Kemaha besaran Allah (yang berbentuk keindahan alam bersifat natural dan anugerah dari Allah SWT) dan penanaman nilai tentang kehebatan Islam dan umatnya yang mampu menghasilkan produk madaniah yang luar biasa (berupa peninggalan bersejarah dari peradaban Islam)

Karena itu, obyek wisata ini bisa menjadi sarana dakwah dan di’ayah (propaganda). Menjadi sarana dakwah, karena manusia, baik Muslim maupun non-Muslim, biasanya akan tunduk dan takjub ketika menyaksikan keindahan alam. Pada titik itulah, potensi yang diberikan oleh Allah ini bisa digunakan untuk menumbuhkan keimanan pada Dzat yang menciptakannya, bagi yang sebelumnya belum beriman. Sedangkan bagi yang sudah beriman, ini bisa digunakan untuk mengokohkan keimanannya. Di sinilah, proses dakwah itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan obyek wisata tersebut.

Sehingga pariwisata dalam Islam tidak akan mengangkat hal-hal yang bersifat kemuyrikan yang dosa dan mala mengundang bencana .

Demikian juga dalam Islam pariwisata bukanlah sebagai sarana untuk meningkatkan tingkat pendapatan dan pertumbuhan ekonomi , karena dalam Islam pendapatan Negara di dapatkan dari empat sumber tetap bagi perekonomiannya, yaitu pertanian, perdagangan, industri dan jasa.

Keempat sumber inilah yang menjadi tulang punggung bagi Negara dalam Islam untuk  membiayai perekonomianya. Selain keempat sumber tetap ini, Negara dalam Islam  juga mempunyai sumber lain, baik melalui pintu zakat, jizyah, kharaj, fai’, ghanimah hingga dharibah. Semuanya ini mempunyai kontribusi yang tidak kecil dalam membiayai perekonomian Negara dalam Islam.[MO/sr]

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close