Oleh : Dewi Afrillia
"Komunitas Remaja Kreatif"
Mediaoposisi.com-Sejumlah remaja terindikasi prilaku menyimpang karena gemar merebus pembalut untuk di minum airnya. Menurut kepala Bidang Pemberantasan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) jawa tengah, AKBP Suprinarto mengatakan bahwa sudah menemukan kasus tersebut di beberapa daerah, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak muda yang mendiami wilayah pinggiran kota, seperti Purwodadi, Kudus, Pati, Rembang serta kota semarang bagian timur.
Pengakuan dari beberapa remaja tersebut meminum air rebusan pembalut untuk merasakan efek seperti mengomsumsi psikotropika seperti sabu-sabu dan lainnya, Karena harganya yang murah dan efeknya hamper sama seperti saat menggunakan sabu-sabu.
Dr. Hari Nugroho, Institute of Mental Health Addiction and Neurosience (IMAN), menjelaskan bahwa fenomena ini sudah lama, beberapa tahun silam, semisal di tahun 2016, juga sudah marak kabar mengenai remaja yang mabuk dengan rebusan pembalut atau popok.” Jadi memang di pembalut suka ada zat-zat kimia tertentu dari chlorine sampai turunan alkohol, tergantung merek tertentu saja” jelas dr.Hari.
Menurut dr. Hari, Cholirine (klorin), alcohol, dan chloroform (kloroform) adalah kemungkinan yang membuat remaja-remaja tersebut high. Namun tak menampik kemungkinan bisa saja rebusan tersebut juga ditambahkan zat-zat lain untuk menciptakan efek yang sedemikia rupa.
Masih dari pengakuan para penenggak rebusan pembalut, mereka kadang mencampurkan dengan obat-obatan lain dengan asal-asalan, bahkan pernah juga menggunakan pembalut bekas pakai.
Faktor biayalah yang membuat remaja-remaja di berbagai daerah melakukan hal itu. Mereka melakukan percobaan ini karena tidak punya biaya sementara mereka sudah kecanduan. Akibat tak mampu membeli sabu-sabu mereka mengambil jalan lain. Mereka berupaya mencari tahu dengan bantuan informasi internet untuk meracik sendiri ramuan-ramuan tersebut.
Ini menjadi potret mirisnya kelakuan remaja saat ini, bisa dibayangkan, dalam 10 atau 20 tahun kedepan, betapa makin rusaknya kehidupan remaja kita jika sistem sekuler ini terus dipertahankan dan syariah Islam tidak segera di tegakkan.
Paham sekularisme sendiri sudah merasuki kalangan remaja, paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Dengan sekularisme, identitas keislaman yang semestinya melekat pada pemuda dan remaja menjadi hilang.
Sistem kapitalis sekuler juga meniscayakan para pemuda mudah mengakses hal-hal negatif seperti porgrafi, pornoaksi, vidio tak senonoh, bahkan cara untuk mendapatkan kenikmatan sesaatpun yang merugikan dan menghancurkan diri mereka mudah untuk didapatkan. Tiada benteng pertahanan negara untuk mengbackup semua hal-hal negatif yang mampu merusak pemikiran dan perilaku generasi penerus bangsa. Sistem hari ini hanya mampu memberikan solusi semu terhadap semua permasalahan termaksuk permasalahan remaja yang kian merajalela. Dan pada akhirnya suatu saat akan menjadi bom waktu bagi kehancuran negara.
Berbeda dengan Islam. Al-quran dan As- sunah sebagai pedoman umat manusia telah banyak mengisahkan perjuangan nyata para Nabi dan Rasulullah SAW. yang semuanya orang-orang terpilih dari kalangan pemuda. Seperti kisah Ashabul Kahfi, yang tergolong sebagai pengkut Nabi Isa as. mereka adalah sekelompok anak-anak usia muda yang menolak kembali pada agama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah Swt, ditengah ancaman masyarakat banyak yang meyembah berhala-berhala, akhirnya mereka bermufakat untuk mengasingkan diri dan berlindung dalam satu gua.
Nabi Muhammad SAW sendiri diangkat menjadi Rasul takkala berumur 40 tahun, para pengikut beliau generasi pertama kebanyakan juga dari kalangan pemuda atau remaja, bahkan ada yang masih kecil. Mereka mencurahkan segenap jiwa dan raga mereka untuk kebangkitan dan kemajuan Islam.
Usamah bin Zaid yang diusia 18 tahun sudah menjadi panglima perang menghadapi Romawi, Umar bin Abdul Aziz usia 22 tahun menjadi seorang Gubernur Madinah, Muhammad Al-Fatih diusia 22 tahun mampu menjadi seorang sultan dan bahkan di usia ke 24 tahun berhasil menaklukkan benteng legendaris Konstantinopel dan masih banyak lagi para pemuda yang berhasil memperjuangkan hukum Allah.
Disinilah besarnya peran remaja atau pemuda demi kemajuan Islam, namun kerusakan sistemlah yang menjadikan remaja tak lagi berperan sebagai mana mestinya.
Misi dan tanggung jawab generasi Islam masa kini, ialah mereka harus mengemban dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat untuk menghidupkan kembali Islam dan membangkitkan umat, mereka harus meningkatkan kesadaran umat akan pentingnya Islam diterapkan dalam seluruh lini kehidupan manusia. Dan pemuda-pemuda Islamlah yang memilik andil terbesar dalam perjuangan tersebut. Menginggat spirit kebangkitan kaum pemuda lebih besar dan kuat.
Karena itu para pemuda Islam tentu wajib mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang jernih dan mendalam agar mampu menampilkan Islam sebagai sistem yang menjadi satu-satunya sistem hidup yang berkualitas, dan mampu menjamin kesejahteraan, ketentraman dan kebahagiaan umat manusia.[MO/an]