Oleh : Ilma Kurnia P,
"Anggota Revowriter"
Mediaoposisi.com-Pada saat ini aktivis LGBT semakin memberanikan diri untuk mempublikasikan bahkan mengeksistensikan diri mereka dikalayak publik. Banyak beredar tentang foto-foto pertunangan antara sesama jenis gay, aksi bermesraan antara lesbian dan aksi tak senonoh kaum gay ketika dijalan macet yang sempat terjadi dijakarta, mereka melakukan hal ini tanpa ada rasa malu maupun bersalah.
Seperti yang baru-baru ini muncul di media bahwa akan dilaksanakan acara Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 yang diselenggarakan oleh Yayasan Gaya Dewata di Pulau Bali pada bulan Oktober 2018. Sontak kegiatan ini menui banyak kontra dari kalangan masyarakat yang mana.
Aktivitas ini tak lain menunjukkan keberadaan kaum yang melakukan penyimpangan (LGBT). Inilah bukti bahwa LGBT mulai berani untuk mengeksiskan dirinya dikalayak publik. Hal ini merupakan salah satu upaya kaum LGBT untuk mengejar “legalitas” dan Keberanian “eksis” bentuk Liberalisasi Perilaku dengan mengatasnamakan Hak Asasi Manusia (HAM) yang juga merupakan produk dari Sistem Sekuler yang merusak moral bahakan aqidah manusia.
Sepanjang sejarah perbuatan gay dan lesbian ini sudah ada pada zamannya Nabi Luth, kala itu kaum Nabi Luth melakukan perbuatan keji ini tatkala dihasut oleh iblis, sampai akhirnya perilaku hina ini melampaui batas dimana Nabi Luth yang sudah mendakwahi untuk menyadarkan kaumnya tidak ada yang mendengar. Hingga akhirnya Allah memberikan azab yang pedih.Kisah ini banyak terdapat dalam firman Allah. Selain itu dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Abbas ra. Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kam Nabi Luth, Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kam Nabi Luth, beliau sampaikan sampai tiga kali” [Dihasankan Syaikh Syu’aib Al-Arna].
Allah menurunkan azab pada kaum Nabi Luth ini dengan membalikkan gunung kemudian dijatuhkan kepada mereka yang disertai jatuhnya batu-batuan. Bukanlah susatu hal yang tidak mungkin jika azab ini juga terjadi pada zaman kita.
Dimana ketika kita membiarkan kemunkaran besar ini menjadi sesuatu permasalahn dan bukan urusan kita. Bisa jadi kita yang bukanlah pelaku ataupun aktivis LGBT juga bisa terkena dampak dari bahayanya LGBT ini baik berupa musibah yang diturunkan ataupun penyakit yang ditularkan sebagai wabah dari akibat LGBT. Krena azab Allah tidak hanya menimpa sang pelaku saja tapi bisa saja juga menimpa masyarakat sekitar.
Lantas apa yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim? sebelum Allah murka dan menurunkan azabnya kepada kita semua. Bukan kah kita percaya bahwa yang namanya azab Allah pasti akan terjadi tatkala kemunkaran sudah merajalela? [MO/an]