-->

Ar Râyah, Jiwa & Raga-Ku

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh : Faizah Rukmini, S.Pd
(Muslimah Penajam Paser Utara Kaltim)

Mediaoposisi.com-Dalam kamus Al Muhith pada pasal rawiya dinyatakan bahwa Ar Rayah adalah al -'alam[u] (bendera), jamaknya râyât.

Ar  Rayah berwarna hitam dan diatasnya bertuliskan Lâ ilâha illâAllâh Muhammad Rasûlullâ dengan warna putih. 

Selama berabad kepemimpinan Islam dimasa Rasulullah, Khulafaurrasyidin dan masa kekhilafah Islam yang menerapka Islam, menjadikan Ar Rayah sebagai bendera kemuliaan.

Bukan hanya sekedar simbol namun makna yang terkandung didalamnya. Bahwa sungguh hanya Allah lah satu-satunya Rabb semesta alam,tiada sekutu baginya,dan Muhammad utusan Allah. Inilah kalimat yang merupakan kekuatan terbesar dari ummat islam.

Kalimat dalam panji inilah yang menjadi penegas bagi ummat islam bahwa hanya hukum Allah satu-satu yang wajib untuk diterapkan bagi seluruh alam, termaksud manusia. Kalimat inilah yang menggentarkan musuh islam.

Ar Rayah dalam sistem pemerintahan islam pertama yakni negara islam yang ditegakkan oleh Rasulullah SAW,di Madinah Al Munawwarah. Adalah wibawa dan kemuliaan islam, negara islam, dan kaum muslimin.

Hingga ketika Rasulullah menjelang perang Khaibar, Beliau bersabda:

" Sungguh,besok aku alan menyerahkan ar râyah ini kepada seorang laki-laki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta dicintai Allah dan Rasul-Nya," Lalu Beliau menyerahkannya kepada Ali Bin Abi Thalib. (HR. Muttafaq'alaih)

Dalam Kitab Ajhizah Daulah karangan Syaikh Taqiyuddin An Nabhani, dijelaskan bahwa Ar Râyah disebut Umm al Harb (Induk Perang). Ar Râyah tetap berkibar sebagai pertanda kekuatan bagi kaum muslim.

Alangkah mulianya panji ini. Saat perang Mu'tah melawan pasukan Romawi,  Rasulullah menitikkan air mata, berbela sungkawa seraya mendoakan  mendoakan atas syahidnya  Zaid, Ja'far, dan Abdullah Bin Rawahah.

Mereka gugur dimedan perang demi mempertahankan dan menjaga Ar Râyah. Ketiga para sahabat Rasul ini menunjjukan juang dan pengorbanan mereka dalam menjaga agama Allah, panji Allah & Rasul-Nya satu persatu diantara mereka gugur, nyawa adalah taruhannya.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Jika Zaid mati syahid, maka Ja’far yang menggantikannya. Jjika Ja’far mati syahid, maka Abdullah bin Rawahah penggantinya.”

Beginilah seorang Abdullah bin Rawahah radhiallahu ‘anhu, menyemangati mereka seraya mengatakan, “Wahai kaum! Demi Allah, sesungguhnya apa yang kalian takutkan sungguh inilah yang kalian cari (yakni) mati syahid.

Kita tidak memerangi manusia karena banyaknya bilangan dan kekuatan persenjataan, tetapi kita memerangi mereka karena agama Islam ini yang Allah muliakan kita dengannya.

Bangkitlah kalian memerangi musuh karena sesungguhnya tidak lain bagi kita melainkan salah satu dari dua kebaikan, yaitu menang atau mati syahid.”

Begitulah Ar Râyah saat berada ditangan kaum muslimin yang beriman. Harta seluas langit dan bumi, bahkan jiwa dan raga tidaklah berarti tanpa adanya kalimat Laa Ilahaillallah Muhammad Rasulullah, yang itu tertulis diatas Panji Ar Râyah.

Ar Râyah ini akan senantiasa hadir tengah kaum muslimin, menjadi penyatu seluruh kaum muslimin, hingga janji dan bisyarah Rasulullah akan kembalinya kekuasaan kaum muslimin akan memelihara Panji Allah dan Rasul-Nya,

serta menyebarkan  Islam keseluruh Alam bersama syariat Islam yang Kaffah.[MO/gr]








Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close