Oleh: Sarah Maryam
Mediaoposisi.com- Indonesia merupakan negeri kaya akan sumber daya alam yang melimpah ruah seperti tambang minyak, batu bara, laut yang berpotensi pariwisata, persawahan, perkebunan, pegunungan serta merupakan salah satu negara berkembang karena terkenal akan keanekaragaman hayati, seni budaya dan adat istiadat.
Namun tidak bisa difungkiri di negeri kaya ini, kesejahteraan belum bisa diraih. Dalam hal pemcarian pekerjaan saja masih susah mencari pekerjaan, dan masih minim perusahaan yang membuka lowongan kerja ditambah imigran asing makin banyak.
Selain itu, dalam hal kesehatan. Sungguh makin hari biaya kesehatan makin mahal. Memang pemerintah telah mengeluarkan Kartu Indonesia Sehat atau yang kita kenal adalah BPJS.
Namun pemerintah telah mencabut beberapa pelayanan kesehatan yaitu pelayanan persalinan, katarak, rehabilitasi medik disahkan pada tanggal 25 juni 2018 (Liputan 6). Hal ini sangat merugikan masyarakat Indonesia.
Tidak lupa, dalam hal kesejahteraan kemiskinan. Negeri kitapun mempunyai persentasi kemiskinan yaitu 9,82 persen, jumlah penduduk miskin dibawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang. mencatat untuk pertama kalinya persentase angka kemiskinan di Indonesia mengalami titik terendah, yaitu sebesar 9,82 persen pada Maret 2018. (tribunnews.com).
Walaupun mendapat prestasi persentase kemiskinan terendah dan Indoensia mengeluarkan Kartu Sejahtera (KIS), namun pada faktanya masyarakat Indonesia masih banyak yang kurang mampu. Ini bisa dilihat pada kondisi per rumah masing-masing bahkan puluhan tahun ada yang belum mempunyai rumah.
Banyak kondisi rumah yang tidak layak huni yang sudah lama tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Rumah seorang nenek bernama Mah Cicah Cicalengka, Jawa barat. Nenek tersebut selama puluhan tahun tinggal sendirian di rumah tersebut dalam kondisi ‘reyod’/ tidak layak huni. Yang lebih memperihatinkan jika terjadi musim hujan.
Air hujannya masuk kedalam rumah, atap rumahnya sudah tidak mampu menahan air hujan yang terus turun. Saat ini pemerintah setempat telah memeprbaiki rumah tak layak huni tersebut dan sang nenek bisa tinggal dirumahnya.
Dari kondisi masyarakat yang telah dijelaskan, kita dapat menarik kesimpulan bahwa masyarakat Indonesia belum dikatakan sejahtera semuanya ini artinya bahwa negeri ini belum dikatakan negeri kaya. Karena jika negeri ini kaya dengan sumber daya alam yang melimpah ruah bisa menyejahterakan masyarakatnya baik masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan.
Jika dilihat didalam hukum islam, semua warga negaranya tidak ada yang miskin. Bisa dilihat di kisah sahabat Nabi yakni kholifah Umar bin khotab. beliau setiap malam memastikan memeriksa warganegaranya untuk tidak kelaparan.
Suatu ketika ada orang ibu dan anak-anaknya yang tidak punya sama sekali makanan untuk dimasak. Ia terpaksa memasak batu untuk meringankan tangisan anaknya. Kemudian kholifah mengetahui kondisi ibu tersebut dan beliau langsung mengambil gandung oleh tangannya sendiri untuk diberikan ke keluarga tersebut.
Sungguh sangat berbeda jika kita memakai aturan antara aturan buatan manusia dan aturan Allah. Jika kita kembali kepada hukum yang Allah buat, maka keberkahan kehidupan yang didapat. Sudah sepantasnya kita kembali kepada aturan Allah. Dalam ayat dijelaskan. “jika seluruh manusia beriman kepada Allah maka keberkahan langit dan bumi akan menimpanya”. Amiin ya robbal ‘alamin. [MO/sr]