Oleh: Tikara Shalihah
Mediaoposisi.com- Pernahkah merindu?
Tak enak rasanya bukan?
Ia terus menyeruak dalam hati, meminta untuk segera dipertemukan dengannya yang telah dinanti -nanti.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang akan bisa menjadi pelindung dan penjagaku.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang akan mampu menjaga aqidah dan moralku.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang bisa memaksaku semakin dekat kepada Rabbku.
Bahkan bukan hanya aku, kamu dan kita semua juga akan mendapatkan perlindungan dan penjagaan darinya.
Aku rindu..
Rindu kepadanya yang mampu mengayomi dan menjadi perisai seluruh umat manusia yang berada di bawah naungannya.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang dapat menjaga kemuliaan seluruh wanita.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang tidak akan membiarkan rakyat miskin semakin sengsara.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang dapat mengarahkan seluruh potensi para pemuda kepada yang seharusnya.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang sudah terbukti dapat melahirkan para kestria sekaligus ulama ternama.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang tidak akan membiarkan darah kaum muslimin menetes bahkan seolah tidak ada harganya.
Aku rindu...
Rindu kepadanya yang sudah terbukti memiliki super power yang dapat menyatukan seluruh manusia hingga 2/3 dunia.
Aku Rindu...
Rindu kepadanya yang dapat menerapkan aturan dari Sang Maha Pengatur secara sempurna.
Yaa aku rindu... sangat rindu.
Sudah 94 tahun tanpa dibersamai olehnya.
Dimulai sejak 3 maret 1924 hingga hari ini tidak ada lagi dirinya.
Padahal ia sudah disiapkan oleh Sang Penggenggam turbin semesta untuk seluruh penduduk jagat raya.
Yang dapat memecahkan seluruh problematika.
Yang akan memberikan kebaikan dan keberkahan kepada siapa saja yang dapat menerimanya dengan sebaik-baiknya.[MO/sr]