Oleh: Meti Nur Hidayah
(Komunitas Muslimah Peduli Generasi Brebes)
Challenge yang terbaru adalah Keke Challenge. Tantangan yang memiliki nama lain yaitu Kiki challenge atau In My Feelings Challenge.
Dalam tantangan ini, seorang pelaku ditantang harus “melompat” keluar dari mobil dan membiarkan pintu mobilnya terbuka. Sembari mobil berjalan pelan, pelaku tantangan harus melakukan beberapa gerakan tari sambil diiringi oleh lagu In My Feeling Challenge dari Drake.
Tantangan ini pun menjadi begitu viral lantaran seorang komedian dan bintang instagram Shiggy. Dia mengunggah video dirinya yang tengah menari dengan aneka gaya sambil menirukan pose tengah menyetir mobil. Sontak challenge ini pun menarik banyak perhatian warganet dan selebriti.
Seperti sebuah penyakit yang mewabah, mulai dari remaja, kawula muda hingga orang dewasa tampak beramai-ramai mengikuti Keke Challenge. Di mancanegara, selebriti seperti Ciara dan suaminya Russel Wilson, Odell Beckam Jr, Kevin Hart, Will smith, Sterling K. Brown dan yang lainnya turut memamerkan kreasi Keke Challenge.
Tak terkecuali di Indonesia, tantangan ini juga dilakukan banyak orang sehingga memenuhi linimasa media sosial. Tak ketinggalan deretan selebriti tanah air juga mengikuti Keke Chalenge ini. Sebut saja selebriti seperti Nia Ramadhanie Bakrie, Tora Sudiro, Yuki Kato, Andre Taulany bahkan pesulap fenomenal master Limbad pun ikut tertantang dengan Keke Challenge ini.
Satu lagi jenis tantangan yang mulai populer dan diduga telah memakan korban, tantangan game Momo Challenge. Sebuah tantangan game yang tersebar melalui aplikasi WhatsApp (WA). Dalam tantangannya, Momo meminta orang-orang untuk menambahkan kontak di aplikasi WA. Anehnya orang tersebut akan didesak untuk melakukan tindakan menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri.
Momo Challenge ini hampir mirip dengan Whale Challenge (tantangan paus biru) yang ada tahun 2017 lalu. Tantangan Blue Whale Challenge mengajak pesertanya untuk menyelesaikan tantangan dalam waktu 50 hari. Secara bertahap tantangan akan menjadi lebih berbahaya dan para remaja yang menuruti tantangan tersebut pada akhirnya diminta untuk bunuh diri.
Momo adalah nama sebuah akun media sosial yang ada di WA, Facebook dan Youtube. Beberapa pengguna Momo Challenge menyatakan jika tak mengikuti tantangan maka Momo akan membalas dengan gambar kekerasan dan pemain tersebut akan terancam nyawanya.
Momo Challenge sendiri saat ini telah beredar di Argentna, Amerika Serikat, Perancis dan Jerman. Challenge ini menjadi sebuah keprihatinan setelah seorang polisi menemukan fakta kematian seorang remaja 12 tahun di Argentina yang meninggal bunuh diri.
Setelah diusut, kejadian ini bermula dari komunikasi antara anak tersebut dengan sosok yang disebut Momo di WhatsApp. (https://generasizeru.com)
Munculnya berbagai Challenge yang kemudian menjadi viral karena diikuti oleh masyarakat terutama generasi muslim, terlebih karena dicontohkan oleh selebriti tentu membuat miris. Bagaimana tidak, sebab tantangan-tantangan permainan tersebut merupakan produk dalam sistem liberalis kapitalis yang sengaja dikemas semenarik mungkin dan dijajakan kepada generasi muslim .
Berbalut kesenangan yang seakan memacu adrenalin pelakunya dan memuaskan pada akhirnya. Kenyataannya, berbagai challenge tersebut terselip bahaya mengacam disertai dengan pemahaman yang rusak dan merusak.
Generasi musl im yang seharusnya ketika berfikir dan berbuat berdasarkan landasan hidupnya, malah mengikuti tren dan mudah terbawa arus zaman. Mereka mengikuti apa saja yang sedang popular dan viral tanpa mengetahui bagaimana seharusnya bersikap sesuai agamanya.
Padahal karakter seorang muslim tidaklah layak terbiasa mengikuti tren apalagi yang bersumber dari peradaban liberal kapitalis yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Islam mengajarkan bahwa seorang muslim haruslah memiiki pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah)yang Islami, menguasai ilmu agama Islam, terdepan dalam sains dan teknologi serta berjiwa pemimpin.
Dalam kaitannya dengan teknologi, maka seorang muslim haruslah kreatif dan inovatif dalam konstruksi teknologi. Di tangannyalah estafet kepemimpinan dan kemuliaan masa depan umat diletakkan.
Tentu sangat memprihatinkan melihat generasi Islam yang diharapkan sebagai generasi pemimpin bangsa, generasi khairu ummah dan pengubah peradaban dunia tidak memiliki gambaran idealisme masa depan dan malah ikut latah mengikuti tren berbagai Challenge yang notabene justru terjebak dan membebek peradaban barat.
Keke Challenge dan Momo Challenge serta berbagai permainan tantangan serupa seharusnya ditinggalkan, tidak dilirik bahkan harusnya dibuang dari kamus kehidupan. Saatnya generasi Islam lebih sibuk membenahi diri, ikut berkontibusi dalam memperbaiki umat serta menjadi garda terdepan perjuangan diterapkannya seluruh hukum Islam dalam kehidupan.[MO/sr]