Oleh: Nur Syamsiyah
(Aktivis Pemuda Malang Raya)
Mediaoposisi.com- Dolar Amerika Serikat (AS) semakin menguat, rupiah semakin terseok hingga tembus Rp 14.500 per dolar AS. Tanggal 19 Juli 2018 kemarin, pukul 22.50 WIB dolar AS berada di Rp 14.541 menyentuh rekor tertinggi pada tahun ini.
Bila ditarik dari rentang awal tahun 2018, laju rupiah terpantau dalam tren yang sangat lemah. Awal tahun 2018, dolar AS masih berada di rentang Rp 13.300 – Rp 13.400. Dolar AS terus meroket dan membuat rupiah makin terseok.
Pada 11 Februari 2018, dolar sempat menyentuh Rp 13.659 lalu turun ke Rp 13.562 pada 18 Februari 2018. Namun, dolar AS kembali naik dan membuat rupiah lemah. Siang ini dolar bergerak di kisaran Rp 14.515.
Apabila kurs rupiah semakin melemah, kemungkinan besar terjadinya peristiwa krisis moneter 1988 akan terulang kembali. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat, salah satunya adalah harga bahan makanan pokok yang akan mengalami kenaikan harga.
Persoalan ekonomi akibat tidak stabilnya nilai tukar yang bergerak fluktuatif telah berlangsung sejak sistem moneter yang diterapkan di dunia ini berupa fiat money, dimana mata uang kertas tidak ditopang oleh emas untuk dijadikannya sebagai alat tukarnya.[MO/sr]