Oleh: Firdaus Bayu (Dir. Pusat Kajian Multidimensi)
Memasuki tahun politik, hari-hari sungguh panas. HTI mendapat porsi perbincangan serius. Dukungan deras kepada HTI atas pembubaran pemerintah menunjukan aspirasi umat Islam Indonesia tidak bisa diakomodir oleh parlemen Demokrasi, sehingga umat lebih memilih berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan cita-cita ideal mereka untuk membangkitkan peradaban Islam.
Keputusan Hakim PTUN yang menolak gugatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang ditolak banyak umat Islam, menunjukan kesan penting sebuah harapan umat Islam, di tengah kemunduran kondisi perpolitikan Indonesia, baik karena korupsi, konflik parpol, skandal pengurus parpol dan lain-lain, sehingga citra parpol, baik parpol sekuler maupun parpol berbasis masa Islam, secara umum dimata masyarakat semuanya semakin jatuh, tanpa bisa ditolong lagi, meski dengan sejuta pencitraan politik. Tema yang diangkat HTI sendiri selalu tema ideologis.
Dengan hadirnya HTI, umat Islam semakin paham arah perjuangan untuk menyalurkan energi perubahan hanya pada ideologi Islam, bukan pada Kapitalisme Demokrasi yang sedang sekarat, apalagi kepada Sosialisme Komunis yang sudah musnah.
Bahkan mereka yang asalnya menentang dan menolak ide Khilafah ketika mendengar penjelasan aktivis-aktivis muda HTI jadi ikut larut dalam perjuangan gerakan ini. Karena itu, wajar ketika dukungan umat dengan diselenggarakannya berbagai kegiatan HTI semakin nyata, adapun apatisme publik terhadap demokrasi semakin membesar.
Mengapa khilafah yang ditawarkan HTI semakin didukung dan pamor demokrasi semakin redup, alasannya cuma 2 (dua): (1) masyarakat Indonesia sudah muak dan benci dengan segala kerusakan multi dimensi dalam sistem Demokrasi; (2) umat Islam sudah mulai paham dan tercerahkan tentang ideologi Islam, yang merupakan ideologi yang berasal dari Allah swt. Yang Maha Mengetahui, beserta kerinduan dan efek edukasi yang dilakukan para aktivis HTI kepada umat, tentang keunggulan sistem Khilafah.
Jangan heran dengan ketegasan dan keunikan HTI dalam membumikan idenya ke tengah masyarakat bisa berpotensi membuat banyak partai politik sekuler dan pragmatis akan kehilangan elektabilitas, karena umat sudah muak dengan politik busuk, mereka sudah ingin alternatife baru, mereka menemukan khilafah sebagai pintu kebangkitan Islam.
Karena walau bagaimanapun, penduduk Indonesia ini masyoritas Muslim, sehingga wajar mereka ingin Islam yang berkuasa, dan dengan dibantu syiar HTI ini, mereka diarahkan untuk memilih Ideologi Islam, dengan Khilafah sebagai sistem pemerintahannya, dan bagi HTI mencampakkan sistem Kapitalisme merupakan program tetapnya.
from Pojok Aktivis