Oleh : Susi
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Mediaoposisi.com- Bermula dari kerusuhan Mako Brimob pada selasa(8/5) malam sampai kamis(11/5) dilanjutkan dengan teror di Surabaya di tiga gereja terpisah dan Malpolrestabes Surabaya. Terkini, pada rabu(16/5) teror terduga teroris terjadi di Malpoda Riau dan semua teror itu disebutkan ada keterkaitannya dengan kelompok-kelompok ISIS.
Dalam mencari kebenaran tentang pelaku teror ini, Wakil Dubes AS untuk indonesia, Erin Elizabeth Mckee, menyatakan negaranya siap penuh untuk membantu pengungkapan dan pemburuan jaringan teroris termaksud mencari pelaku dan otak di balik aksi-aksi ini.
”Amerika Serikat ikut perihatin, berduka cita dan sangat mengeram aksi teror bom di Surabaya karena telah mengoyak perdamaian di indonesia. Untuk itu, kami siap membantu penuh kepada indonesia untuk mengungkap pelaku dan otak di balik aksi teror tersebut” kata Mckee.
Usai menghadiri proses serah terima helikopter Apache AH-64E, Mckee mengemukakan alasannya membantu indonesia karena “Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia telah lama menjalin kerja sama dalam pemberantasan teroris. Sehingga, sudah sewajarnya jika AS memberi bantuan pada indonesia untuk memburu pelaku teroris”.
Disamping itu, dengan beredarnya berita ini, banyak yang mulai kontra terhadap niat AS dalam membantu indonesia. Kecurigaan ini terdapat pada salah satu unggahan @Hulk_idn pada akun twitternya yang mengatakan “Baru saja informasi intelijen masuk lewat telebgram, dimana saat ini NU bekerjasama secara langsung dengan AS dalam rangka teroris di indonesia.
Pihak AS akan gelontorkan dana 2 Triliun ke pimpinan NU untuk menangkal terorisme, tentu ini ada niat terselubung” terangnya.
Padahal meminta bantuan pada kalangan non-muslim itu tidak seharusnya dilakukan. Sebagaimana Allah telah berfirman : “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu(karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu” (Qs Ali-imran : 118).
Atau Imam Baghawi mengatakan dalam tafsirnya yang menjelaskan bahwa : “janganlah engkau menjadikan orang-orang non-muslim sebagai wali, orang kepercayaan atau orang-orang pilihan karena mereka tidak akan segan-segan melakukan apa-apa yang membahayakanmu”.
Melihat larang keras dari Allah itu, seharusnya menjadikan kita sadar bahwa solusi menerima bantuan dari luar kalangan (non-muslim) tidak akan membawa kemudharatan sama sekali, justru sebaliknya kita akan mendapat kesusahan.
Ssehingga kami kaum muslimin sudah sepatutnya meyakini jika solusi dari semua problematika ummat itu hanya dengan khilafah ajaran islam, maka kaum muslimin harus bersatu dan bekerjasama untuk memperjuangkan negara di bawah naungan islam tentunya bukan negara dengan aturan manusia.[MO/sr]