Oleh : Trisnawati
(Member Revowriter Aceh)
Mediaoposisi.com- Generasi zaman now mungkin ogah melibatkan diri dalam politik bahkan alergi dengan dunia politik. Ibarat berkecimpung di lembah penuh kotoran seperti itulah gambaran politik zaman now. Berbagai cara kotor pun dimainkan agar kekuasaan dan bagi-bagi jatah dirasakan. Suap dan korupsi sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan pelaku politik. Maka wajar jika generasi saat ini sangat menjauhi hal-hal yang berbau politik.
Tak terkecuali dengan kondisi saat ini, ketika generasi disibukkan dengan perkuliahan dan beban kurikulum perkuliah yang menyedot perhatian generasi, sehingga memalingkannya dari kondisi politik negeri saat ini.
Indonesia yang terlilit hutang hingga menembus 7000 triliun yang berimbas naiknya pajak yang diperas dari rakyat untuk melunasi hutang negara, perlahan namun pasti penghapusan minyak jenis premiun atau yang bersubsidi beralih ke pertalite yang harganya pun kian hari kian naik yang berimbas dengan naiknya harga bahan-bahan pokok, serta keran import terus terbuka lebar mengakibatnya meruginya petani, pabrik garam,
Belum lagi kasus korupsi yang terus bergulir tanpa henti dsb. Ini hanya segelintir dari efek politik yang terjadi didalam negeri yang semakin memperburuk istilah politik itu sendiri.
Sebagai generasi yang cerdas tentu tidak menilai suatu istilah hanya dari fakta atau prilaku dari pelaku politik, karena fakta dan pelaku politik bukanlah sumber rujukan untuk sebuah istilah atau konsep.
Dalam bahasa Arab, politik dikenal dengan sebutan siyasah yang bermakna mengatur urusan rakyat. Dalam kamus al muhith, as siyasah (politik) artinya pengurusan. Artinya politik atau siyasah itu bermakna mengurusi urusan berdasarkan suatu aturan tertentu berupa perintah dan larangan. kata
siyasah atau politik dijumpai dalam hadist, antara lain Rasulullah Saw bersabda :
"Dulu Bani Israel diurusi dan dipelihara oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal digantikan oleh nabi yang lain.Akan tetapi, sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku, yang akan ada adalah para khalifah, dan mereka banyak." Para sahabat bertanya, “Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Nabi bersabda, “Penuhilah baiat yang pertama, yang pertama saja, berikanlah kepada mereka hak mereka. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa saja yang mereka urus/pelihara." (HR al-Bukhari dan Muslim).
Maka politik adalah pengaturan dan pemeliharaan urusan umat berdasarkan syariahNya. Dan sudah menjadi keharusan bagi generasi saat ini untuk menjadi generasi politik agar seluruh pengaturan dan pemeriharaan urusan umat kembali kepada aturan yang benar. Sehingga generasi politik memiliki kesadaran politik dengan sudut pandang yang bersifat khas dan unik (berbeda) yang bertumpu pada akidah islam.
Aktivitas politik yang demikian telah dicontohkan oleh generasi awal yaitu masa Rasulullah Saw dan para sahabat, sejak di Mekkah hingga tegaknya institusi Negara Islam terwujud di Madina dengan menjadikan syariat islam sebagai aturan yang digunakan untuk mengurusi urusan umat. Hal ini dikarenakan kesadaran mereka terhadap kewajiban dakwah islam yang mereka miliki. Wawasan generasi masa itu terhadap dakwah islam memungkinkan didalam jiwa dan akal mereka terbentuk visi dan misi islam.
Sebaliknya generasi saat ini jauh dari dakwah islam tak jarang bahkan asing dengan dakwah islam. Sehingga mengakibatkan kedekatan dan kepedulian terhadap politik sedemikian tipis hingga tidak ada kepedulian terhadap kondisi umat dan kaum muslim secara menyeluruh. Padahal kita sering mendengar Sabda Rasulullah Saw :
" Barang siapa yang tidak terbesit (tidak peduli) terhadap berbagai perkara (yang menimpa)kaum muslim, maka orang itu bukanlah golongan kaum muslim"
Sudah semestinya generasi saat ini juga melakukan aktivitas politik yaitu mewujudkan kepengurusan dan pemeliharaan berbagai urusan umat hanya dengan syariah islam. Adapun yang harus dilakukan generasi sekarang agar menjadi generasi politik yang hebat dan cerdas adalah:
1. Melakukan Pembinaan Politik
Pembinaan politik dilakukan agar generasi memahami secara utuh fikrah (pemikiran) dan thariqoh(metode) ideologi islam dalam memberikan pemeliharaan dan pengaturan berbagai urusan umat yang sesuai denga syari'atNya. Sehingga generasi politik memiliki landasan yang kokoh dalam memahami aktivitas politik yang tidak mudah tertipu oleh kondisi politik saat ini.
2. Membentuk Kesadaran Politik
Pembinaan politik akan melahirkan kesadaran politik ditengah-tengah umat. Generasi dapat menyadari bahwa politik yang terjadi ditengah-tengah umat saat ini sangat jauh besebrangan dengan politik didalam islam, karena yang landasan politik saat ini adalah kapitalisme dan Liberalisme yang menghilangkan fungsi negara sebagai Penjaga dan pelindung umat.
3. Dakwah dan Aktivitas Politik
Dakwah politik (da’wah siyasiyyah) artinya adalah mengemban dakwah Islam melalui jalan politik, yaitu dakwah dengan metode melakukan aktivitas politik (‘amal siyâsi).
Aktivitas politik adalah segala aktivitas yang terkait dengan pengaturan urusan masyarakat (ri’âyah syu’un al-ummah), baik yang terkait dengan kekuasaan (as-sulthan) sebagai subyek (al-hakim) yang melakukan pengaturan urusan masyarakat secara langsung, maupun yang terkait dengan umat sebagai obyek (al-mahkum) yang melakukan pengawasan (muhasabah) terhadap aktivitas kekuasaan dalam mengatur urusan masyarakat.
Dakwah adalah wujud kepedulian generasi terhadap kondisi umat saat ini. maka jadilah generasi politik yang memberikan pencerahan kepada umat agar bangkit menyelesaikan persoalan umat dengan memberikan solusi shohihnya hanya berlandaskan islam.[MO]