ilustrasi |
Oleh: Mira Susanti
Aliansi Penulis Perempuan Untuk Generasi)
Mediaoposisi.com- Sejumlah elit politik negeri ini mulai disibukkan dengan berbagai taktik untuk meraih simpati rakyat, dengan menawarkan sejumlah jargon-jargon politiknya sampai pencitraan yang ekstrem agar mereka kembali menduduki tahta kekuasaan.hingga bermunculan jargon dengan tagar 2019 ganti presiden!!.
Fakta menunjukkan bahwa semenjak Indonesia merdeka, rakyat dihadapi berbagai himpitan kehidupan yang sulit bahkan sangat parah. Sekalipun negeri ini terus berbenah ke arah yang lebih baik, setiap 5 tahun sekali rakyat dilibatkan dalam pesta demokrasi.
Yang gaya pendekatannya sama, dengan menawarkan senyuman manis,janji-janji manis, sembako gratis, layaknya pengemis mengais rejeki. Tak hayal membuat sebagian rakyat silau dengan janji sesaat hingga lupa bahwa ia terlibat dalam menciptakan kehidupan penuh sesak ini.karena lemahnya pemahaman politik masyarakat terhadap pengurusan kepentingan rakyat.
Bangsa ini selalu mengalami pertumbuhan serta kemajuan dalam berbagai bidang namun kemajuan dalam hal apa itu harus menjadi pertanyaan? Fakta menunjukan sejak periode kemerdekaan sampai pemerintahan presiden Joko widodo saat ini semua prestasi Indonesia meningkat drastis.
Mulai dari hutang luar negeri yang sangat fantastis, pejabat negeri tersangka korupsi semakin sadis, serbuan tenaga kerja asing yang semakin dilematis, serbuan ratusan ton narkoba yang makin miris ,serta produk makanan impor yang membahayakan psikologis, serta penerapan hukum yang tidak berpihak jauh dari kata adil sehingga mudah dibeli dengan uang.
Bukan hal aneh semua itu terjadi, sudah rahasia umum bahwa hukum Rimba berlaku, siapa yang kuat dialah yang menang. Akibatnya rakyatlah yang menjadi korban keserakahan penguasa zhalim yang hanya mementingkan sekelompok atau golongan tertentu saja.
Siapa lagi kalau bukan para kapitalis sejati yang hidup diatas penderitaan rakyat. Sementara rakyat mengalami persolan pelik Himpitan kehidupan berbagai rupa baik dari segi Ekonomi ribawi ,kehidupan sosial individualisme,budaya liberal, biaya kesehatan mahal, politik uang ,serta biaya pendidikan yang sulit didapat.
Inilah potret buram kehidupan kita yang selama ini selalu menjunjung tinggi nilai demokrasi yang berbalut racun dengan slogan "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat "tapi kenyataannya tidak seindah kata-katanya.
Namun rakyat terus berupaya menciptakan kehidupan bernegara yang tidak selalu menyengsarakan, berharap tahun 2019 nanti akan ada suatu perubahan ke arah lebih baik, dengan melahirkan pemimpin yang agamis, amanah, jujur, bersih dari korupsi, dan merakyat.karena rakyat tidak lagi mau dibohongi dengan janji-janji manis pemilu demi pemilu, rakyat butuh bukti yang nyata.
Pertanyaan apakah impian tersebut bisa terwujud ,kalau bangsa ini tetap bertahan dengan sistem sekuler kapitalis yang telah nyata menjadi biang kerakusan penguasa serta kerusakan sendi-sendi kehidupan kita.??
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa syarat untuk mengangkat seorang pemimpin tentulah mereka yang memenuhi syarat diatas, apalagi dinegeri yang mayoritas muslim, sehingga wajar akhirnya umat islam melarang keras untuk dipimpin oleh orang-orang kafir.
Akan tetapi umat islam lupa bahwa dengan cara apa dan sistem kehidupan seperti apa yang harus mereka terapkan dalam kehidupan ini agar mereka bisa merasakan manisnya hidup tanpa merasakan penderitaan yang merata saat ini.
Tentunya rakyat harus semakin sadar dan mampu belajar dari kesalahan -kesalahan di masa lalu agar tidak lagi menelan pil pahit demokrasi yang jelas -jelas sudah basi dari akarnya.
Rakyat harus berani move on dari penguasa yang tak peduli rakyat dan juga sistem kehidupan yang rusak, dengan menghadirkan sosok pemimpin yang Islam, amanah, jujur dan berdedikasi tinggi untuk kemaslahatan umat atas dasar ketundukan serta kepatuhannya sama Allah SWT, bahwa ia sadar setiap gerak-gerik nya selalu di awasi oleh Allah.
Sehingga merasa takut akan pertanggung jawaban tidak hanya pada umat namun lebih dari itu ialah kepada penciptanya Allah SWT di akhirat kelak. Dan hanya berhukum dengan aturan yang telah Allah turunkan dengan sempurna dan juga menyeluruh.
Oleh sebab itu perlu adanya perubahan yang mendasar bagi negeri ini, tidak hanya menyuarakan kepada pergantian pemimpin atau presidennya saja tetapi juga butuh pada pergantian sistem.
Sebab kehidupan yang lahir dari Aqidah sekuler kapitalis yang berasal dari akal manusia yang lemah kepada sistem yang lahir dari pencipta manusia yakni Allah.
Sistem tersebut berupa aturan Syariat Islam yang sudah terbukti keagungannya ketika diterapkan dalam kehidupan selama berabad-abad lamanya. Jadi marilah kita satu suara demi Indonesia lebih baik yaitu tahun 2019 nanti adalah tahun dimana kita tidak hanya ganti presiden tetapi juga harus ganti sistem. [MO/br]