New Deal dari Kegilaan Trump
By Djoko Edhi Abdurrahman (Anggota Komisi Hukum DPR 2004 - 2009, Wakil Sekretaris Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama, PBNU).
Dalam setengah abad terakhir, baru di tangan Presiden Trump, Amerika Serikat jatuh ke titik nadir. Yaitu, kalah parah ketika mengabsah Jerussalem sebagai ibukota Israel. Sekutu Eropanya, hengkang meninggalkan Amerika. Kalah telak di voting PBB, Trump sendirian. Amerika bukan lagi polisi dunia. Amerika game over!
Dua mantan Presiden AS, Clinton dan Obama menyatakan tindakan paling bodoh sepanjang Amerika punya presiden.
Tentu saja Trump menjadi kian berbahaya. Presiden Kilmeck (cungkil mecki), masih memegang kunci senjata nuklir. Ia bisa saja pindah ke cungkil-cungkil detonator senjata nuklir dan WMD (weapon mass destruction). Banyak yang berharap hulu ledak itu menuju Korea Utara yang tampaknya.bakal jadi tumbal.
Itu sangat mungkin untuk mengubah dunia. Sejak dahulu kala, hanya orang seperti Trump yang mampu mengubah dunia, meninggalkan status quo. Seperti apa wajah bumi setelah perang dunia ketiga Trump?
Saya lihat pernyataan otoritas keamanan Amerika Serikat yang tambah cemas dengan munculnya ancaman teror dalam negeri tadi malam di TV One. Trump tampak kepepet, dalam keadaan itu, ia bisa memainkan kilmeknya ke tombol senjata nuklir. Dan itu satu-satunya kiat untuk menyelamatkan Amerika tak terperosok semakin dalam ke titik nadir.
Trump harus mengubah peta secara revolusioner, seperti boss marketer harus mengoperasikan hard sale. Amerika sudah kalah di banyak medan. Di Syria, ia dikerubuti China, Rusia dan Iran. Konfrontasi dengan Korea Utara, Amerika dikerubuti oleh Cina dan Rusia sehingga Trump hanya bisa perang mulut dengan Presiden Korea Utara yang tak kalah aneh.
Di Asia Tenggara, Amerika dihabisi oleh Cina. Di Ametika Latin, semua sosialis yang didukung Cina, anti Amerika. Di Afrika, dikusai Cina, India dan Rusia. Di Eropa besar, semua telah meninggalkan Trump sejak kasus Jerussalem.
Satu-satunya jalan, Trump harus melanjutkan kegilaannya ke new deal. Suatu watak paradoksal yang jarang dimiliki Presiden Amerika Serikat yang bisa ia mainkan dengan baik sejak Pilpres.
Saya menerima dua movie Trump yang memungkinkan ia mampu melakoni kegilaan itu. Pertama movie yang beredar semasa Pilpres Amerika di mana Trump mengadakan eksibisi cungkil-cungkil mecky (kemaluan wanita). Enam gadis cantik dikilmek satu per satu. Luar biasa.
Movie kedua, ketika Trump main jaran-jaranan di playgroup. Ia lompat-lompat dan akhirnya harus ditarik oleh pembantunya dalam keadaan mabok ekstasi.
Dua movie itu cukup jelas, Trump mampu melakoni struktur kejiwaan paradok yang dikemukakan Harold D Lasswell tentang studi political psikoanalitik pemimpin Perang Dunia, di mana para pemimpin humanis as if mampu mengirim jutaan tentaranya untuk dibunuh dan membunuh di medan perang.
from Pojok Aktivis