Tersungkur di PBB, Lobi AS dan Israel untuk Yerusalem Gagal Total
Opini Bangsa - Lobi keras Amerika Serikat dan Israel di PBB untuk menolak resolusi terkait Yerusalem gagal total. Mayoritas anggota PBB mendukung resolusi tersebut, membuat AS kebakaran jenggot dan melontarkan ancaman demi ancaman.
Resolusi yang tidak mengikat di Majelis Umum PBB menyatakan menolak keputusan Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem adalah ibu kota Israel. Menurut mayoritas anggota PBB, klaim Trump itu melanggar hukum internasional yang disepakati soal status Yerusalem sejak 1967.
Hasilnya telak. Sebanyak 128 negara mendukung resolusi tersebut. Hanya 9 negara yang menolaknya, termasuk AS dan Israel, sisanya negara-negara kecil penerima bantuan AS. Sebanyak 35 negara menyatakan abstain, dan 21 negara absen tidak datang dalam voting.
Pemerintah Trump melalui Duta Besarnya di PBB, Nikki Haley, menegaskan voting itu tidak berimbas apa pun terhadap rencana AS memindahkan Kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Apapun kata Haley, lobi AS dan Israel terbukti gagal total dan dunia berpihak kepada Palestina.
Sebelum voting digelar, lobi AS dan Israel gencar. Haley mengirim surat kepada lebih dari 180 negara, mengancam akan mencatat nama-nama mereka yang mendukung resolusi tersebut. Trump bahkan akan mencabut bantuan dana bagi negara-negara itu, mengatakan: "Biarkan mereka menentang kami. Kami akan berhemat banyak. Kami tidak peduli."
Pada akhirnya, sebagian besar negara penerima bantuan dari AS justru mendukung resolusi. Sebut saja Afghanistan, Mesir, Yordania, Pakistan, Nigeria, Ethiopia, Tanzania, dan Afrika Selatan, adalah sedikit dari sekutu AS yang menentang keputusan Trump soal Yerusalem.
Mesir tahun ini mendapatkan bantuan dana 1,4 miliar dolar AS dari Washington, dan Yordania 1,3 miliar dolar.
Hanya negara-negara kecil yang mendapatkan bantuan AS yang tunduk dan menolak resolusi, seperti Guatemala, Honduras, Mikronesia, Nauru, Palau, Kepulauan Marshall dan Togo.
Dari negara-negara besar yang abstain adalah Australia, Argentina, dan Kanada. Sementara negara anggota Dewan Keamanan lainnya seperti China, Rusia, Inggris, dan Prancis, ramai-ramai menentang Amerika dan mendukung resolusi
Negara yang absen, memilih tidak datang saat voting, adalah para penerima bantuan besar dari AS. Di antaranya adalah Kenya, negara yang masuk lima besar penerima bantuan AS terbanyak tahun lalu, Georgia dan Ukraina.
Setelah voting, Haley men-tweet foto nama-nama 65 negara yang menolak resolusi, abstain atau absen. Dia menuliskan: "Kami menghargai negara-negara ini yang enggan ikut serta dalam cara PBB yang tidak bertanggung jawab."
We appreciate these countries for not falling to the irresponsible ways of the @UN: pic.twitter.com/a0hUTepD8H— Nikki Haley (@nikkihaley) 21 Desember 2017
Dia kemudian mengirim undangan bagi 65 duta besar negara itu untuk hadir dalam resepsi pada 3 Januari mendatang, sebagai bentuk terima kasih atas dukungan terhadap AS dan Israel.
Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan voting ini adalah kemenangan bukan hanya untuk rakyat Palestina, tapi bagi PBB dan hukum internasional. Dia mengatakan Nikki Haley "gagal dengan menyedihkan" dengan hanya berhasil membujuk tujuh negara -selain AS dan Israel- untuk menentang resolusi.
"Dan mereka menggunakan taktik yang tidak terduga, tidak pernah dikenal sebelumnya dalam dunia diplomatik, termasuk memeras dan menyuap," ujar Mansour, dikutip dari Associated Press. [opini-bangsa.com / kc]