Oleh: Djoko Edhi Abdurrahman - Anggota Komisi III DPR 2004 - 2009, Wakil Sekretaris Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama, PBNU
TV One tadi malam membatalkan undangan dialog soal narkoba piaraan. "Jenderal Buwas dan Jenderal Depari minta dipostpone," kata TV One kepadaku.
Tampaknya kurang pede BNN sehingga dicancel ke Senin lusa. Tadinya dialog itu dirancang segitiga: Buwas - Depari - saya dari SIAN (Seniman Indonesia Anti Narkoba), BNN. Semula sudah di acc, lalu dibatalkan dadakan. Itu gambar betapa rumitnya narkoba.
Diskotik GM masih misterius, muncul pengalihan issu ke sabunya Tio Pakusudewo yang satu gauss (1 gram).
Di TV One, Wadir Narkoba Polda Metro tampil satu kampung konferensi pers untuk mengumumkan mereka telah menangkap 1 gram sabu-sabu dengan tersangka Tio, seniman film. Mereka urus 1 gauss sabu-sabu laksana urus si Pablo di Panama. Malu-maluin saja.
Sementara yang ratusan orang triping di diskotik MG, issunya lenyap dari peredaran dan biangnya disembunyikan. Padahal, diskotik piaraan MG adalah puncak gunung es yang menyebabkan narkoba tak berkurang, dan karena sejumlah diskotik ini menjadi ATM.
Sabu seniman digede-gedein untuk menutupi sabu dramaturgi, seolah dengan sabu 1 gram nya Tio, dunia bisa kiamat, setidaknya bisa menambah data bahwa yang tewas oleh narkoba saban hari menjadi 51 orang, bertambah 1 orang gara-gara sabunya Tio.
Di mana yang 50 orang mati saban hari itu? Tak ada yang tahu! Ong-boongan! Ya ialah, mana ada psikotropika mampu bunuh orang. Yang bunuh orang itu narkotika, bukan psikotropika!
Jumlah seniman di jakarta tak lebih 400 orang. Saya tahu karena saya yang urus Musyawarah Seniman Jakarta (MSJ) dan menaikkan Franky Sahilatua jadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 2002 dari MSJ. Voting, Rahman Yakob kalah suara!
Jumlah seniman se Jakarta cuma 360 orang dari 6 disiplin: Seni Sastra, Seni Teater, Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik, paling bungsu Seni Film. Sedikit sekali jumlah seniman, tak lebih satu RT. Tidak potensial untuk pasar narkoba andai seluruhnya pakau.
Saya lihat di TV One, Buwas bilang ada pemasok ke seniman, bahkan ada seniman jadi bandar. Memasok sabu hanya untuk 360 orang seniman?
Yang bener? Jangan memanipulasi diri terus. Narkoba itu menjadi-jadi karena kerja BNN dan Restiknya tak beres. Bukan karena seniman! Berhenti bersandiwara! Stop dramaturgi narkoba! [IJM]